Kamis, 10 Juli 2025

kepentingan Amerika 2



  ini. AS, Inggris, dan Italia menyukai peran 

NATO dalam mengendalikan operasi. Turki mendukung transformasi operasi ini 

menjadi  misi  kemanusiaan.  Kemudian,  NATO  melaporkan  bahwa  telah  setuju 

sebagai satu kekuatan untuk mendukung embargo senjata NATO secara penuh tapi 

masih memperdebatkan peran organisasi dalam kampanye udara. 

Pada 23 Maret 2011, anggota perwakilan dewan kebijakan keamanan dan 

luar   negara   Uni   Eropa   Catherine   Ashton   menyatakan   bahwa   NATO   akan 

mengambil alih kepemimpinan atas koalisi negara-negara yang ikut serta dalam 

operasi yang dimandatkan PBB tersebut. Kesepakatan dicapai di mana kesalahan 

dalam operasi ini akan ditanggung oleh seluruh mitra koalisi sedangkan NATO akan 

mengarahkan langsung komponen militernya. Kuwait dan Yordania akan 

berkontribusi  pada logistik.    Operasi  NATO  akan  berpatroli  mendekati  perairan 

Libya untuk mengurangi aliran senjata, barang-barang terkait, dan tentara bayaran 

ke   Libya   dengan   nama   operasi   Unified   Protector.   NATO   bekerja   dengan 

  


  

International   Maritime   Organization   (IMO)   untuk   memastikan   bahwa   aliran 

perdagangan dan pengapalan ke Libya akan terus dihalangi. 

Dalam  operasi  Unified  Protector,  pesawat  dan  kapal  NATO  akan  tetap 

berada di perairan internasional dan tidak akan memasuki wilayah perairan Libya. 

NATO menyatakan tidak akan memblok semua rute ke dalam negara, tapi harus 

memotong rute tercepat dan termudah  ke Libya. NATO akan mengawasi pengujian 

untuk  mengawasi  kegiatan  perkapalan  di  kawasan,  memisahkan  kegiatan 

perdagangan resmi dan lalu lintas pribadi dari kapal yang terduga. Lalu lintas yang 

dicurigai akan dipanggil melalui radio dan jika tidak memberikan informasi yang 

memuaskan  mengenai  kargo  mereka,  kapal  NATO  akan  mencegat  mereka.  Jika 

senjata atau tentara bayaran ditemukan, kapal dan kru mereka akan dikawal ke 

pelabuhan  di  mana  otoritas  nasional  dan  internasional  akan  mengambil  alih. 

Pesawat yang dicurigai akan dicegat dan dikawal ke bandara yang dijalankan oleh 

NATO 

  

Akan tetapi terdapat hambatan politik dalam NATO dengan banyak anggota 

NATO yang enggan untuk memanggul misi tersebut. Lebih jauh lagi, negosiasi dan 

transfer  kekuasaan  itu  dipersulit  dengan  fakta  bahwa  intervensi  internasional  di 

bawah AS terdiri dari 3 komponen yang berbeda: embargo senjata maritim, zona 

larangan terbang, dan serangan udara pada pasukan darat Libya. Pada 24 Maret, 

NATO setuju untuk mengambil alih zona larangan terbang dari AS. Akan tetapi 

masih belum ada kesepakatan apakah aliansi akan berperan dalam serangan udara 

terhadap   pasukan   darat   loyalis.   Setelah   mendapat   tekanan   yang   kuat   dari 

pemerintahan Obama, akhirnya AS, Inggris, Prancis, dan Turki setuju bahwa semua 

operasi koalisi akan ditempatkan di bawah komando NATO dan serangan udara 

NATO   terhadap   pasukan   loyalis   akan   diakhiri   bila   NATO   jadi   memegang 

kekuasaan.64 

Pada  24  Maret  2011,  tujuan  dari  operasi  odyssey  dawn  telah  dikurangi 

dengan fokus menjadi melindungi penduduk sipil. Penegakan embargo senjata dan 

  

  

  

  

  

zona larangan terbang dilakukan  di bawah  kontrol NATO, walaupun transisinya 

tidak terjadi secara tiba-tiba. Operasi odissey sawn tidak lagi menyediakan pesawat 

dan kehadiran kapal laut telah dikurangi secara serius. Bantuan logistik dan 

pengawasan  masih  menjadi  aspek  utama  dari  operasi.  Koordinasi  antara  usaha 

NATO yang baru juga masih tinggi. Diperkirakan bahwa dalam waktu yang dekat, 

operasi odyssey dawn akan dikurangi menjadi misi pengawasan dan logistik dengan 

NATO memikul tanggungjawab atas fungsi lain dalam menegakkan resolusi 1970 

dan 1973. 

Dengan pengalihan komando ke NATO, AS mulai menarik aset udaranya dari 

kampanye dan meminimalisir keterlibatannya. Di tengah tumbuhnya kritik domestik 

atas keterlibatan AS di Libya, Obama menjelaskan bahwa intervensi tersebut 

dilakukan untuk mencegah pembantaian di Benghazi dan sesuai dengan kepentingan 

Amerika. Obama mengatakan bahwa peran militer akan terbatas pada melindungi 

penduduk sipil dan tidak memaksakan perubahan rezim. Sementara komando 

operasional  beralih dari AS ke NATO, Pesawar tempur AS dijadwalkan 

menghentikan   serangan  udaranya  pada  3  April.  Akan  tetapi  AS  menyetujui 

permintaan  NATO  untuk  perpanjangan  serangan  udara  selama  48  jam.  Pesawat 

tempur AS secara resmi mengakhiri peran tempur mereka di Libya pada malam 

tanggal 4 April. 

  

  

2.1.2 Operasi Unified Protector 

  

  

Operasi NATO untuk berpatroli di dekat perairan Libya guna mengurangi 

aliran senjata, material terkait, dan tentara bayaran ke Libya dimulai secara resmi 

pada 23 Maret 2011 yang dinamakan operasi Unified Protector (perlindungan 

terpadu). NATO bekerja sama dengan International Maritime Organization (IMO) 

guna  memastikan  aliran  perdagangan  yang  sah  dan  pelayaran  ke  Libya  tidak 

terganggu.65 

  

  

  

Operasi ini mempunyai tiga tujuan utama antara lain66 : 

  

  

  

 Pemberlakuan embargo senjata dengan mandat PBB 

  

Di  bawah  operasi  Unified  Protector,  wilayah  tugas  pesawat  dan  kapal 

NATO akan berada di perairan internasional dan tidak akan memasuki wilayah 

perairan Libya. NATO mengakui tidak akan memblokir semua rute ke dalam negara 

tersebut, tetapi harus memotong rute tercepat, termudah, dan tersingkat ke Libya. 

NATO akan menggunakan pengawasan udara guna mengawasi aktivitas pelayaran 

di kawasan ini dengan memisahkan perdagangan yang sah dan lalu lintas pribadi 

dari kapal yang dicurigai.67  Lalu lintas yang dicurigai akan dipanggil melalui radio 

  

dan  jika  tidak  dapat  memberikan  informasi  yang  memuaskan,  kapal  NATO 

disahkan untuk mencegat mereka. Sebagai pilihan terakhir, kapal NATO 

diperbolehkan   untuk   memakai   kekerasan.   Jika   senjata   atau   tentara   bayaran 

ditemukan,  kapal  dan  krunya  akan  dikawal  ke  pelabuhan  yang  aman  di  mana 

otoritas nasional dan internasional  akan mengambil  alih. Pesawat  yang dicurigai 

akan dicegat dan dikawal ke pelabuhan yang dikuasai NATO.68 

  

Standing NATO Naval Maritime Group 1 dan Standing NATO Naval Mine 

Countermeasures Group 1 menyediakan kapal-kapal pada tahap pertama untuk 

menegakkan embargo akan tetapi mereka segera digantikan atau ditambah oleh 

negara-negara anggota NATO yang lain. Pada 24 Maret, 10 anggota NATO (Belgia, 

Kanada, Denmark, Yunani, Italia, Spanyol, Belanda, Turki, Inggris, AS) telah 

menjanjikan lebih dari 25 kapal laut dan selam serta 50 jet dan pesawat pengawas 

untuk mengawasi dan menegakkan embargo senjata yang dimandatkan oleh PBB. 

Pada 24 Maret, NATO juga setuju untuk mengambil alih komando dan kendali atas 

zona  larangan  larangan  terbang  walaupun  transisi  terjadi  tidak  dengan  seketika. 

Pada 31  Maret 2011, Bulgaria secara formal memutuskan untuk mengirim frigate 

druzki ke mediterania guna terlibat dalam operasi unified protector selama 3 bulan 

  

  

dimulai tanggal 15 April. Kapal perang tersebut akan berlayar dengan 160 orang kru 

serta mempunyai unit khusus angkatan laut, polisi militer serta penerjemah Arab 

dan Inggris. Kapal selam Inggris HMS Triumph kembali ke pangkalan angkatan laut 

Devonport dari mediterania pada 2 April 2011 setelah membantu operasi. Frigate 

HMS Westminster juga telah meninggalkan wilayah operasi. 

  

  

 Menegakkan zona larangan terbang 

  

Sebagai   bagian   dari   operasi   kapal   laut   dan   pengawasan,   pesawat   terbang 

menyediakan pengawasan dan koordinasi aktivitas udara atas wilayah udara Libya. 

Mereka juga dipakai guna mendeteksi tiap pesawat yang memasuki zona larangan 

terbang  tanpa  otorisasi  terlebih  dahulu.  Pesawat  tempur  NATO  tersedia  guna 

mencegat  tiap pesawat  yang melanggar  zona larangan  terbang dan akan 

memeranginya   jika   dianggap   mengancam.   NATO   telah   menyatakan   bahwa 

kekerasan   akan   digunakan   sebagai   pilihan   terakhir.   Pasukan   NATO   juga 

mempunyai hak untuk membela diri dari serangan udara atau darat.69 

  

  

  

 Melindungi penduduk sipil dan pusat permukiman 

  

NATO melakukan pengintaian, pengawasan, dan pengumpulan informasi untuk 

mengenal pasukan yang dianggap mengancam terhadap penduduk sipil dan wilayah 

berpenduduk sipil. Berdasarkan info ini, angkatan laut dan udara NATO dapat 

memerangi target baik di udara maupun di darat. Target-target dan tanggal yang ada 

ditentukan oleh komandan operasional NATO. Target penyerangan antara lain tank, 

kendaraan pengangkut lapis baja, sistem pertahanan udara, fasilitas penyimpanan, 

pusat komando dan kendali serta artileri di sekitar dan yang mendekati wilayah sipil 

yang utama. 

  

  

  

NATO setuju untuk melakukan operasi selama 90 hari. Baik AS dan NATO 

menjelaskan pada awal operasi bahwa menyediakan bantuan udara secara langsung 

kepada  pemberontak  bukanlah  bagian  dari  mandat  koalisi  dan  NATO  tidak 

bermaksud dalam melakukan pendudukan di Libya.70 

Operasi unified protector dimulai pada 31 Maret setelah NATO memperoleh 

  

komando aksi militer dari AS dengan transisi yang selesai pada 4 April. Kampanye 

di  Libya  dimulai  ketika  operasi  dipimpin  oleh  AS  ketimbang  komando  NATO 

adalah salah satu masalah untuk aliansi tersebut. NATO menghadapi ujian yang 

sulit  dalam  memutuskan  tujuan  politik  guna  menurunkan  Khadafi  di  mana  AS, 

Inggris,  Prancis,  dan  lainnya  telah  berkomitmen  dengan  mandat  militer  yang 

terbatas dan kekuatan yang aliansi sanggup pikul di lapangan. Selain itu, AS dan 

sekutu eropanya masih belum siap secara politik dan militer untuk konflik yang 

panjang. 

Keikutsertaan  beberapa  negara  anggota  NATO  secara  terbatas  telah 

menggagalkan upaya multilateralisme. Upaya untuk mendapatkan resolusi dewan 

keamanan yang mengesahkan intervensi, menjamin partisipasi militer Arab, dan 

bertindak  di  bawah  payung  NATO  tidak  menghasilkan  partisipasi  internasional 

yang luas dalam operasi. Hanya 14 dari 28 negara anggota yang menyumbangkan 

pasukan dalam operasi ini: Belgia, Inggris, Bulgaria, Kanada, Denmark, Prancis, 

Belanda, Norwegia, Rumania, Spanyol, Turki, dan AS. Ada 4 anggota non-Nato 

yang  bergabung:  Swedia,  Yordania,  Qatar,  dan  Uni  Emirat  Arab.  Kebanyakan 

anggota yang ada terbelit dengan masalah pendanaan. Kurangnya kemauan politik 

dari negara-negara yang terlibat dalam operasi ini terlihat sejak awal. Hanya sedikit 

kapal perang dan pesawat yang dibutuhkan untuk pemberlakuan embargo senjata 

dan zona larangan terbang setelah pertahanan dan angkatan udara Libya sebagian 

besar dihancurkan sepanjang odyssey dawn. Kampanye pengeboman memerlukan 

aset yang lebih besar termasuk pesawat tempur, intelijen, pengawasan, pengintaian 

  

  

serta kapabilitas logistik dan dukungan yang hanya dimiliki oleh AS secara 

penuh.Walaupun tidak menggunakan pesawat tempurnya dalam operasi, AS masih 

memainkan peran vital dalam operasi unified protector dengan menyediakan 40 

pesawat. 

Walaupun partisipasi AS hanya dalam terbatas dalam peran pendukung dengan 

menyediakan perang elektronik, pengisian bahan bakar di udara, pencarian dan 

penyelamatan serta kapabilitas logistic. Walaupun pesawat perang AS telah ditarik 

dari kampanye pengeboman, mereka masih melakukan serangan udara sekali-kali 

untuk  memberangus  pertahanan  udara  rezim  sebagai  bagian  dari  zona  larangan 

terbang dengan melakukan 60 serangan antara April dan Juni.71 

  

Pada 1 April 2011, parlemen Swedia menyetujui pengiriman 8 jet Gripen dan 

sebuah  pesawat  transport  C-130  untuk  membantu  menegakkan  zona  larangan 

terbang. Pesawat-pesawat tersebut tidak akan berperan dalam serangan terhadap 

pasukan darat Libya. Pesawat Swedia pertama tiba di tempat pada 2 April. Pada 4 

April, perdana menteri Inggris mengumumkan penambahan 4 pesawat tornado GR4 

dalam  operasi  di  Libya  sehingga  jumlah  total  pesawat  tempur  yang  ada  dalam 

operasi menjadi 22 (10 Typhoon dan 12 Tornado).72  Navy’s Response Force Task 

(Cougar 11) juga disebar ke Mediterania pada awal April untuk menjadi pangkalan 

bagi kesatuan Inggris. 

Kesatuan tersebut terdiri dari kapal pendarat amfibi HMS Albion, frigate HMS 

Sutherland,  RFA  Cardigan  Bay,  RFA  Fort  Rosalie  serta  unsur-unsur  dari  40 

Commando Royal Marines, kelompok tersebut dilengkapi pengiriman kapal induk 

HMS Ocean, dan kapal perusak HMS Liverpool tipe 42 yang akan mengambil alih 

tugas HMS Cumberland yang akan kembali ke Inggris pada 18 April. Kesatuan 

tersebut. Kesatuan tersebut telah dipakai sebelumnya dengan pengiriman ke 

mediterania   dan   timur   tengah   pada   awal   Mei.   Pemerintah   Inggris   juga 

mengumumkan  4 tambahan Typhoon yang akan ikut dalam serangan darat yang 

  

  

  

  

  

telah diikutkan dalam operasi sebagai kapasitas pertahanan udara. Di tengah kritik, 

bahwa NATO harus melakukan sesuatu yang lebih guna melindungi penduduk sipil 

di daratan, beberapa negara NATO yang dipimpin Inggris dan Prancis meminta 

anggota NATO lainnya untuk menyediakan kekuatan dalam operasi ini khususnya 

penyediaan pesawat tempur guna melakukan serangan. 

Pada saat itu, hanya 6 dari 28 negara anggota NATO yang sepakat menyediakan 

pesawat  tempur  guna  melakukan  serangan  udara  pada  pasukan  darat  Libya. 

Panggilan juga dilakukan terhadap AS guna mengikutsertakan dalam serangan darat 

setelah mereka menarik dukungan di awal April. Pada 15 April, Obama, Sarkozy, 

dan Cameron mengeluarkan surat bersama yang membahas situasi di Libya dengan 

mendukung aksi militer yang berkelanjutan. Surat tersebut menyatakan: 

Our duty and our mandate under UN Security Council Resolution 1973 is to 

protect civilians, and we are doing that. It is not to remove Gaddafi by force. But it 

is impossible to imagine a future for Libya with Gaddafi in power73 

  

Kewajiban dan mandat kita di bawah resolusi dewan keamanan PBB  1973 

adalah  untuk  melindungi  penduduk  sipil  dan  kita  melakukan  hal  tersebut.  Hal 

tersebut tidak akan menjatuhkan Khadafi dengan kekerasan. Akan tetapi sangat 

mungkin untuk membayangkan masa depan Libya tanpa Khadafi berkuasa. 

Sejumlah  anggota  parlemen  Inggris  menganjurkan  bahwa  pasal  tersebut 

sama  dengan  panggilan  untuk  perubahan  rezim  dan  mencerminkan  perbedaan 

operasi militer dari yang anggota parlemen dukung pada 21 Maret. 

Pada 19 April, pemerintah Inggris mengumumkan akan mengirim sejumlah 

penasehat militer ke markas oposisi di Benghazi untuk menambah tim diplomatik 

Inggris yang sudah berada di sana. Para perwira tersebut akan memberikan pelatihan 

kepada dewan transisi nasional mengenai cara meningkatkan struktur organisasional 

militer, logistik dan komunikasi termasuk cara terbaik dalam mendistribusikan 

bantuan kemanusiaan  dan mengirim bantuan medis. Personil tersebut tidak akan 

terlibat   dalam   pelatihan   tentara   oposisi.   Mereka   tidak   akan   terlibat   dalam 

  

perencanaan lapangan operasi militer NTC atau apapun bentuk saran operasional 

militer. Berdasarkan hal tersebut, pengiriman penasehat militer tidak dianggap oleh 

pemerintah berlawanan dengan syarat-syarat resolusi DK PBB yang secara tegas 

melarang pengiriman pasukan pendudukan ke Libya.74 

Pengumuman  tersebut  diikuti  oleh  komitmen  dari  Italia  dan  Prancis  yang 

  

mengirim penasehat militer untuk membantu dewan transisi nasional. AS juga 

mengumumkan rencana untuk menyediakan 25 juta dolar dalam bentuk peralatan 

non senjata kepada pemberontak antara lain radio, seragam, dan persediaan medis 

Pesawat AS menyediakan sekitar 70% dari kapabilitas intelijen aliansi dan 

mayoritas pengisian bahan bakar di udara.75  Berdasarkan laporan dari Gedung Putih 

pada Juni 2011, jika militer AS menarik partisipasinya dari operasi, hal tersebut 

akan menurunkan kemampuan koalisi untuk melaksanakan dan menjaga operasinya 

yang akan berakibat mundurnya anggota lain dalam operasi ini. 

Dukungan logistik AS sangat bernilai dalam penyediaan pengisian bahan bakar 

di udara. NATO menghadapi tantangan logistik dengan memangkalkan pesawat 

tempurnya di pangkalan di Eropa Selatan tanpa cukup pesawat tanker untuk 

memelihara tempo operasional. AS yang telah berpartisipasi dalam mayoritas tanker 

dalam operasi ini membantu memecahkan masalah dengan mengirim tambahan 

pesawat tanker. AS mengirimkan total 25 pesawat tanker dalam operasi unified 

protector  jauh  lebih  banyak  dari  anggota  lain.  Prancis  mengirim  3,  sedangkan 

Inggris,  Kanada,  Italia,  dan  Spanyol  masing-masing  satu.  Swedia  yang  bukan 

anggota NATO mengirim 1. 

Akan tetapi, penarikan pesawat tempur AS di Libya telah meninggalkan celah 

yang  sangat  dalam  pada  kapabilitas  yang  akan  menantang  misi  NATO.  Tanpa 

pesawat perang AS, kemampuan aliansi untuk melanjutkan kampanye pengeboman 

ketika  operasi  odyssey  dawn  terhambat  selama  beberapa  hari  dalam  unified 

protector. Spesialis target AS kemudian ditarik ke pusat operasi udara NATO di 

  

  

  

74  FCO Press release: http://www.fco.gov.uk/en/news/latest-news/?view=News&id=582334882 

75  Joseph E. Macmanus and Elizabeth L. King, “United States Activities in Libya,” June 15, 2011, 10. Dikses dari at: 

http://www. nytimes.com/interactive/2011/06/16/us/politics/20110616_ POWERS_DOC.html 

Kepentingan Amerika..., Roby Rakhmadi, FISIP UI, 2012

51

 

  

  

  

  

  

Italia. 40 pesawat AS, termasuk pesawat serang seperti A-10 Thunderbolt dan AC- 

  

130 gunship ditempatkan sebagai cadangan jika komandan NATO memintanya. 

  

Ketidakmampuan NATO dalam melancarkan kampanye pengeboman yang 

diperpanjang tanpa aset militer AS ditunjukkan ketika pesawat perang Eropa 

mengalami kehabisan bom dalam menyerang pasukan Khadafi. Laporan berita 

menyebutkan bahwa negara-negara Eropa yang lebih kecil kehabisan bom presisi 

sehingga tempo operasional tidak dapat dijaga. Kekurangan amunisi telah 

mengakibatkan pemerintah Inggris dan Prancis memutuskan untuk mengirim 

helikopter serang ke Libya pada Mei. 

Pada  22  April,  pemerintah  AS mengirimkan  2  predator  bersenjata  ke  Libya 

untuk menambah  dukungan udara dan logistik yang menyokong operasi NATO. 

Pada   awalnya,   predator   yang   ada   dikirim   ke   Misrata   untuk   meningkatkan 

penargetan agar membatasi korban sipil, drone yang ada dapat mendekati medan 

perang selama berjam-jam dan akan lebih baik dalam mengenali pasukan rezim dan 

penduduk sipil berada. Beberapa hari setelah pemakaian predator, Italia 

mengumumkan akan menarik keberatannya atas pemakaian pesawatnya dalam 

serangan udara setelah mendapat tekanan kuat dari Prancis dan AS. 

  

  

  

Pada awal Juni, negara-negara NATO setuju untuk memperpanjang masa 

operasi sampai 90 hari dari 27 Juni sampai akhir September 2011. Perpanjangan 

masa operasi selama 90 hari sampai akhir september 2011 menawarkan kesempatan 

bagi negara  yang terlibat  untuk menaksir  kontribusi  mereka terhadap  operasi  di 

Libya. Sementara banyak negara yang mempertahankan tingkat komitmen mereka, 

sejumlah anggota NATO mengumumkna perubahan signifikan terhadap jumlah 

kekuatan mereka 

Kepentingan Amerika..., Roby Rakhmadi, FISIP UI, 2012

52

 

  

  

  

  

  

Ø Pada  10  Juni  2011,  menteri  pertahanan  Norwegia  Grete  Faremo 

mengatakan  bahwa  Norwegia  akan  menimbang  kembali 

kontribusinya dari 6 F-16 menjadi 4. Norwegia juga akan menarik 

pasukannya pada 1 Agustus 2011. Hal ini didasarkan pada kecilnya 

ukuran angkatan udara Norwegia dan ketidakmampuannya untuk 

memelihara pesawat jet dengan waktu yang diperpanjang. Norwegia 

secara  resmi  mengakhiri  operasinya  di  Kreta  pada  31  Juli  2011 

dengan pasukan utama yang dipulangkan pada 1 Agustus 2011. 

Norwegia menerbangkan misi perangnya di Libya pada 30 Juli 2011. 

Pesawat Norwegia telah melakukan 583 serangan udara dan 

menjatuhkan 569 bom. 

Ø Pada awal Juli 2011, pemerintah Italia mengumumkan akan menarik 

kapal induknya, Garibaldi serta pesawat dan personil yang sudah 

dikirim dari operasi NATO di Libya untuk menghemat biaya setelah 

pemerintah terpaksa memberlakukan sejumlah penghematan untuk 

menghadapi krisis keuangan. Pengumuman tersebut terjadi pada saat 

yang  sama  ketika  Perdana  Menteri  Italia,  Silvio  Berlusconi 

mengalami keretakan hubungan dengan NATO dan mengungkapkan 

keraguan atas kesukesan misi sementara menyatakan bahwa beliau 

menentang operasi dari awal.76 

  

  

Pada 10 Agustus, Prancis menarik kapal induknya, Charles de Gaulle dari 

operasi di Libya guna menjalani pemeliharaan selama beberapa minggu. Menteri 

pertahanan prancis menyatakan kembali bahwa pesawat tempur Prancis akan 

memelihara partisipasi dari basis darat NATO dengan kapal pengirim pesawat yang 

dipindahkan  ke  basis  di  Sisilia  dalam  waktu  dekat.  Sejak  perpanjangan  waktu 

operasi 90 hari di Juni, sejumlah anggota sekutu   juga berkomitmen untuk 

memperpanjang partisipasi mereka dalam operasi di Libya. Parlemen Spanyol setuju 

untuk memperpanjang misi Spanyol pada akhir Juni 2011; sementara Swedia setuju 

  

untuk memperpanjang pemakaian pesawat Gripennya selama 90 hari, walaupun 

kesatuannya telah dikurangi dari 8 menjadi 5 pesawat.77    Pada 15 Juni, parlemen 

Kanada mendukung perpanjangan misi Kanada selama tiga setengah bulan. 

  

  

Pada Juli 2011 Inggris mengumumkan akan mengirim 4 pesawat Tornado 

GR4 ke pangkalan udara Gioa del Colle di Italia dalam rangka peran pengintaian di 

Libya. Pesawat-pesawat tersebut akan menyediakan kemampuan serangan sekunder 

jika dibutuhkan untuk memecahkan penarikan jet Norwegia. Pada musim panas, 

jumlah jet Inggris yang disebar di Libya berjumlah 26. Kapal penyapu ranjau HMS 

Brocklesby kembali dari operasi di Libya pada Juli setelah berada di medan perang 

sejak April 2011, khususnya di perairan dekat Misrata. HMS Bangor akan 

menggantikannya.   Kementerian   pertahanan   menegaskan   bahwa   kemungkinan 

adanya  rotasi  pasukan  di  bulan  September  adalah  sangat  dibutuhkan.   HMS 

Illustrious akan menggantikan HMS Ocean sementara kapal perusak baru tipe 45 

akan menggantikan HMS Liverpool.78 

  

  

Pada 15 Juni 2011, presiden Obama mengirim surat ke jurubicara gedung 

putih John Boehner  sebagai tanggapan bahwa operasi di Libya adalah pelanggaran 

terhadap resolusi kekuatan perang. Dalam surat tersebut dinyatakan bahwa posisi 

AS tidak dalam pelanggaran  karena keterlibatan  AS terdiri atas: 1. bantuan non 

kinetik untuk operasi NATO, termasuk intelijen, dukungan logistik, serta bantuan 

pertolongan  dan  pencarian;  2.  Pesawat  yang  membantu  penekanan  dan 

penghancuran pertahanan udara adalah dalam rangka mendukung zona larangan 

terbang dan 3. Sejak 23 April 2011, kecermatan serangan oleh pesawat tanpa awak 

terhadap sejumlah target  yang telah ditetapkan  adalah dalam rangka mendukung 

  

  

  

  

  

  

  

program  NATO.  Dengan  pengecualian  atas  upaya  penyelamatan  pada  21 Maret 

  

2011, AS tidak mengirimkan pasukan darat ke Libya.79 

  

  

Ketika operasi yang terkait dengan penegakan resolusi PBB 1973 dimulai 

pada 19 Maret 2011, sejumlah nama sebutan operasi telah digunakan. Negara lain 

menggunakan nama mereka untuk guna merujuk pada pasukan yang dikirimkan ke 

Libya. Nama operasi-operasinya antara lain: Kanada (Operasi Mobile), Prancis 

(Operasi Harmattan), dan Inggris (Operasi Ellamy). Koalisi yang lain tidak 

menggunakan nama atau beroperasi sebagai bagian dari operasi odyssey dawn. Pada 

23 Maret 2011, NATO setuju untuk mengambil alih pengembargoan senjata dari 

  

AS. NATO memberi misi ini dengan nama operasi unified protector. Pada 24 Maret 

  

2011, NATO setuju untuk mengambil alih tanggungjawab untuk operasi larangan 

terbang.  Sementara  terjadi  transisi  dari  AS  ke  NATO,  perubahan  kendali  juga 

terjadi. Banyak negara yang menggunakan nama Operasi odyssey dawn 

menggantikannya dengan nama NATO, operasi unified protector. Kanada, Prancis, 

Inggris, dan AS melanjutkan operasi dengan nama mereka sendiri.80 

  

  

Pengakuan politik internasional dan domestik membatasi cakupan dukungan 

anggota NATO yang dapat diberikan kepada pemberontak, 1 anggota non-NATO 

mendukung oposisi tingkatan yang lebih. Qatar menyediakan bantuan militer, 

ekonomi, dan politik secara terang-terangan kepada NTC melalui misi NATO 

sebagaimana upaya bawah tanah untuk memperkuat gerakan oposisi. Qatar adalah 

negara  Arab  pertama  dan  kedua  yang  memberikan  pengakuan  diplomatik  pada 

NTC. Bantuan militer Qatar kepada oposisi adalah keterlibatan mereka secara resmi 

dalam intervensi dan misi NATO sesudahnya di samping bantuan gelap lainnya.81 

  

  

Sementara intervensi internasional di Libya berhasil dalam mencegah kekalahan 

kaum pemberontak dari pasukan Khadafi, hal tersebut tidak mengakhiri konflik 

dengan cepat. 

  

Pertempuran  yang stagnan selama berbulan-bulan  membuka peluang 

terjadinya negosiasi guna mengakhiri konflik. Akan tetapi, negosiasi dengan rezim 

tidak pernah mengalami kemajuan. NATO dan NTC meminta para pemimpin senior 

rezim  untuk  turun  dari  pemerintahan  tapi  menolak  untuk  menyediakan  jaminan 

bahwa mereka tidak akan dituntut. Mereka yang termasuk dalam kategori ini adalah 

Khadafi bersama ketiga anaknya Saif-al Islam, Khamis, dan Mutassim yang 

memegang pimpinan militer dan politik. Perintah penahanan dari mahkamah 

internasional juga telah membatasi pergerakan mereka ke luar Libya. 

Harapan  Khadafi  untuk  terus  berkuasa  adalah  dengan  melanjutkan 

peperangan dan memacetkan kondisi di lapangan agar NATO kehilangan kemauan 

politik untuk terus terlibat. Upaya diplomatik pertama terjadi di awal April dengan 2 

rencana berbeda untuk penyelesaian konflik. Pertama Khadafi tetap berkuasa dan 

Saif al-Islam berada di sampingnya dalam pemerintahan transisi. Kedua: pemisahan 

kekuasaan di Libya dengan Khadafi berkuasa di Tripolitania dan Fezzan sedangkan 

oposisi di Cyrenaica. Tidak ada opsi ini yang menarik perhatian dari NATO atau 

oposisi. 

Proposal dari Uni Afrika menyangkut 4 hal antara lain : gencatan senjata, 

kerjasama rezim untuk menjamin kelancaran bantuan kemanusiaan, perlindungan 

pekerja migrant asing, dan dialog 2 pihak sepanjang transisi ke pemerintahan yang 

lebih demokratis. Walaupun Khadafi menerima, akan tetapi proposal tersebut tidak 

dapat  diterima  oleh  pihak  pemberontak  dan  koalisi  internasional  karena 

menginginkan serangan udara NATO untuk dihentikan terkait negosiasi dan 

mengizinkan unsur-unsur rezim tetap berkuasa. 

Dengan konflik yang berlarut-larut, pemerintahan Khadafi menjadi semakin 

terisolasi  secara  diplomatik  dengan  negara-negara   yang  menentang  intervensi 

berbalik arah dan memintanya untuk turun. Contohnya adalah Rusia yang semula 

Kepentingan Amerika..., Roby Rakhmadi, FISIP UI, 2012

56

 

  

  

  

  

  

menentang intervensi tetapi kemudian meminta Khadafi untuk turun. Tenggat waktu 

September adalah  rencana akhir NATO guna mengakhiri konflik di Libya melalui 

kemenangan militer atau penyelesaian diplomatik. Pada awal Juni, NATO setuju 

memperpanjang komitmen militernya sampai 27 September , akan tetapi tidak ada 

negara baru yang mendukung dan banyak peserta yang mundur akibat ketegangan 

fiskal dan militer. 

Setelah Tripoli jatuh, rezim masih bercokol di Sirte, Bani Walid, dan kawasan 

Sabha.  Pasukan  oposisi  kemudian  bergerak  ke  benteng  pertahanan  rezim  yang 

masih tersisa di Sirte. Sirte dan Bani Walid merupakan tantangan besar bagi oposisi. 

Pasukan loyalis yang masih tersisa membangun posisi defensif di luar kota untuk 

menangkis serangan pemberontak. Serangan udara NATO menargetkan kota ini 

setelah  jatuhnya  Tripoli.  Pada 9  September,  penyerbuan  ke Bani  Walid  dimulai 

setelah  negosiasi  dengan  tetua  suku  mengalami  kegagalan.  Kegigihan  pasukan 

loyalis dan geografi Bani Walid yang bergunung-gunung mengakibatkan pasukan 

Khadafi dapat memukul mundur serangan pemberontak. Pada 16 Oktober, pasukan 

oposisi  berhasil  menaklukkan  sebagian  besar  Bani  Walid.82    Pada  20  Oktober, 

  

serangan udara NATO di luar Sirte menghentikan konvoi militer yang mencoba 

meninggalkan kota. Pasukan oposisi menemukan kendaraan yang dipakai oleh 

Khadafi. Pemberontak mengambilnya sebagai tahanan dalam keadaan terluka tapi 

masih hidup ketika ditemukan bersembunyi dalam pipa pembuangan. Akhirnya 

Khadafi meninggal sebelum mencapai Misrata.83 

  

Kantong perlawanan terakhir di Sirte segera runtuh dan pasukan pemberontak 

segera melakukan pencarian terhadap loyalis. Mereka menemukan dan membunuh 

anak Khadafi, Mutassim dan panglima angkatan darat Abu Bakar Younis. Pada 21 

Oktober,  NATO  mengumumkan  keputusan  untuk  mengakhiri  operasi  pada  31 

  

Oktober.84 Pada 27 Oktober, Dewan Keamanan PBB meluluskan resolusi untuk 

mengakhiri  mandat  PBB  yang  memberikan  izin  intervensi  pada  31  Oktober 

sementara itu meninggalkan embargo senjata dan sanksi pada tempatnya85. Misi 

NATO di Libya secara resmi berakhir pada 31 Oktober 2011.Resolusi tersebut akan 

ditegakkan pada pukul 11:59 waktu Libya. Pada tengah malam tanggal 31 Oktober 

2011 pesawat NATO E-3A Sentry Airborne Early Warning and Control Aircraft 

(AWACS)  menutup  penerbangan  terakhir  dalam  operasi  ini.  Dengan  serangan 

terakhir tersebut Operasi Unified Protector resmi ditutup.86 

  

NATO kemudian mengumumkan pada 1 November 2011 bahwa semua 

pesawat AWACS NATO akan kembali ke markas mereka di Geilenkirchen, Jerman. 

Semua pesawat, kapal laut, dan kapal selam yang berperan dalam misi akan pulang 

dan kembali pada komando nasionalnya masing-masing. Selama operasi unified 

protector, NATO telah melakukan lebih dari 26500 penerbangan termasuk sekitar 

9700 serangan udara atas Libya.87 

  

  

  

2.2 Serangan Udara di Libya 

  

  

  

Serangan udara yang dilakukan di Libya berdasarkan titik gravitasi dari teori 

  

John Warden. 

  

  

  

  

2.2.1 Peran AS 

  

  

AS memegang penuh kepemimpinan dalam perang udara di Libya dalam 

operasi odyssey dawn sampai dengan tanggal 31 Maret 2011. Sasaran serangan AS 

diarahkan berdasarkan pusat gravitasi di atas antara lain: 

  

  

  

Infrastruktur 

  

  

  

Pada 19 Maret 2011, rudal penjelajah AS menghantam bandara Misrata dan 

akademi penerbangan sebagai bagian dari upaya untuk menghancurkan sistem 

pertahanan udara Libya di seluruh negeri dan basis kekuatan udara Libya. Pada 22 

Maret,  laksamana  Locklear  menyatakan  bahwa  intelijen  menemukan  pasukan 

Khadafi  sedang  menyerang  penduduk  sipil  di  Misrata  dan  koalisi 

mempertimbangkan segala opsi guna melindungi penduduk sipil di dalam kota. 

Keesokan harinya, AS menyatakan telah berhasil memberlakukan zona larangan 

terbang dan mulai menargetkan pasukan darat rezim. 

Pada 19 Maret 2011, tiga pesawat pengebom siluman B-2 Spirit terbang dari 

pangkalan udara Whiteman di Missouri dengan menjatuhkan bahan peledak yang 

diarahkan pada pangkalan udara Ghardabiya di selatan Sirte. B2 menargetkan 

beberapa shelter pesawat yang menampung Su-22 dan MIG-23/27 yang merupakan 

pesawat-pesawat tempur Libya yang terbaik dengan menyerang 45 target dengan 

2000 pound JDAM.88  Serbuan pada Ghardabiya ditambah dengan beberapa rudal 

  

penjelajah Tomahawk yang ditembakkan dari kapal AS di lepas pantai yang 

menghantam beberapa shelter. Setelah serbuan B-2 yang berhasil, 2 pesawat 

pengebom   B-1   terbang   dari   pangkalan   udara   Ellsworth   di   Dakota   selatan 

melancarkan 2 pengeboman besar terhadap infrastruktur militer Khadafi, termasuk 

pertahanan udara, pesawat tempur, pusat komando dan kontrol, gudang kendaraan, 

dan depot amunisi. Dalam 3 pengeboman yang dilakukan, pesawat-pesawat B-2 dan 

B-1 menghantam sekitar 150 target militer.89 

  

  

NATO meningkatkan pengeboman udara untuk memudahkan pemberontak 

maju ke Tripoli pada awal bulan Agustus. AS terlibat dalm kampanye ini walaupun 

sebelumnya   Obama   menyatakan   tidak   akan   terlibat   dalam   konflik   tersebut. 

Departemen pertahanan AS menyatakan bahwa AS melakukan 83 serangan udara 

  

  

  

antara 1 April dan 10 Agustus yang berarti rata-rata 3 serangan tiap hari. Selain itu, 

  

6 drone predator AS terbang di atas ibukota dan sekitarnya selama beberapa minggu 

guna  mengidentifikasi  aset  rezim  yang  tersembunyi  dan  menyerang  target  yang 

sudah jelas.90 Drone melakukan 17 serangan selama periode sebelumnya. 

  

  

  

Pasukan Darat 

  

  

Pada tanggal 20 Maret 2011, 15 AB-8B harrier, F-15 E dan F-16 CJ bersama 

dengan  Tornado  Inggris  GR4  dan  Rafale  Prancis  melanjutkan  serangan  pada 

pasukan loyalis sepanjang jalan raya pantai di selatan Benghazi. Serangan tersebut 

mengakibatkan kerusakan besar, menghancurkan 14 tank, 20 kendaraan pengangkut 

lapis baja, 2 peluncur roket ganda, dan lusinan truk pengangkut 

  

Jumlah  serangan  dari  pengebom  berat  berakhir  dengan  cepat.  karena 

mayoritas pertahanan dan angkatan udara Libya secara efektif sudah dihancurkan 

yang membersihkan ruangan udara untuk taktik pesawat tempur terbang rendah 

beroperasi dengan aman. Kapal perang AS melanjutkan peluncuran rudal penjelajah 

secara bertahap, tapi tujuan awal yang dicanangkan sudah tercapai dan fokus 

kemudian  diarahkan  pada penyerangan  terhadap  pasukan  darat Khadafi.  Dengan 

zona larangan terbang yang terbentuk di Cyrenaica dan meluas ke seluruh negeri, 

pesawat-pesawat tempur koalisi dan AS melancarkan serangan udara pada pasukan 

darat di wilayah timur. 

Pada subuh tanggal 20 Maret 2011, 15 pesawat Inggris, AS, dan Prancis 

digunakan dalam serangan udara terhadap pasukan pro Khadafi di dekat Benghazi 

sehingga menghancurkan lusinan kendaraan militer. Di antara sejumlah F-15 dan F- 

16, peralatan udara dari 26 th Marine Expeditionary Unit yang terdiri dari 4 AV-8 B 

Harrier  juga  ikut  ambil  bagian   dalam  operasi   melawan  pasukan   darat  dan 

pertahanan  udara  Khadafi  sementara  US Navy EA-18 G Growlers  menyediakan 

bantuan perang elektronik. 

  

  

Pada 28 Maret, pasukan koalisi bergerak untuk membuka pelabuhan Misrata 

setelah terdapat laporan bahwa Vittoria, kapal penjaga pantai Libya dan 2 kapal 

lainnya  mengusik  kapal pemberontak  yang mencoba  masuk  ke pelabuhan.  P-3C 

Orion AS dan A-10 Thunderbolt bersama USS Barry, kapal perusak dengan rudal 

terarah membalas serangan tersebut pada malam harinya. Sementara Barry 

mengarahkan kapal pemberontak menjauh dari wilayah tersebut, P-3C Orion 

membuka  tembakan  pada  Vittoria  dengan  2  rudal  AGM-65F  Maverick  yang 

mengenai  kapal  dan  memaksanya  untuk  mendekati  pantai  di  pelabuhan.91   A-10 

  

kemudian menyerang 2 kapal lainnya, memberondong mereka dengan meriam 

otomatis, menghancurkan 1 kapal dan memaksa kru untuk meninggalkan kapal 

lainnya. USS Barry mengkoordinasikan serangan di mana untuk pertama kalinya 

pesawat P-3 

C  menembakkan  sejumlah  rudal  AGM-65  dalam  peperangan.  Serangan  NATO 

  

mengangkat blokade pelabuhan dan membuka garis suplai kepada pemberontak.92 

  

  

  

Esensi Organik 

  

  

  

Pada 19 Maret 2011, AS meluncurkan 124 rudal Tomahawk Land Attack 

Cruise Missiles (TLAM) dari kapal perang dan selam AS dengan laporan bahwa 20 

dari 22 fasilitas pertahanan udara Libya telah ditargetkan oleh serangan. Rudal 

pertama mencapai sasaran pada pukul 15.00 menurut waktu standar timur. Target 

pada serangan pertama ini adalah basis anti pesawat dan sistem radar pertahanan 

udara  terintegrasi  di sekitar  ibukota  Tripoli.  Arsenal  tomahawk  yang  digunakan 

terdiri dari campuran Tomahawk lama dan baru. 

Berdasarkan  departemen  pertahanan  AS, tujuan  dari serangan  ini terdiri dari 

  

dua: 

  

  

§ Mencegah serangan dari pasukan rezim terhadap warga negara Libya dan 

kelompok oposisi 

§ Mengurangi  kemampuan  rezim  dalam  menentang  zona  kawasan  terbang 

yang diterapkan di bawah resolusi PBB 

  

Pada 20 Maret 2011, 3 pembom B-2 stealth dari U.S. Africa Command 

(AFRICOM) telah menyerang lapangan udara Libya menggunakan 40 JDAM untuk 

menghancurkan tempat-tempat perlindungan yang digunakan oleh pesawat pembom 

Libya.  Misi  yang  diterbangkan  dari  Whiteman  Air  Force  Base  di  Missouri 

berlangsung selama 25 jam. 

Berdasarkan Departemen Pertahanan AS, serangan udara tersebut telah 

menghancurkan kapabilitas tetap misil darat ke udara Libya dan radar peringatan, 

sistem SA-6 dan SA-8 serta ribuan peluncur rudal SA-7. Operasi Odissey Dawn 

yang dipimpin oleh AFRICOM dengan Join Task Force Odissey Dawn diadakan 

untuk menyediakan taktik operasional dan kontrol dari penegakan resolusi nomor 

1973 dari DK PBB 

  

  

  

  

  

Pada 23 Maret 2011 menurut Departemen Pertahanan AS, pasukan koalisi 

telah terbang dengan jumlah mencapai 336 di Libya, dengan 212 dari mereka yang 

diterbangkan oleh AS dan 124 lainnya oleh mitra koalisi lainnya. Dari keseluruhan 

serangan, 108-nya adalah misi penyerangan. 162 rudal jelajah Tomahawk telah 

diluncurkan dari misi-misi tersebut. Laporan Amerika pada tanggal 23 Maret 2011 

menyatakan bahwa angkatan udara Libya telah dihancurkan secara efektif atau 

pesawat-pesawat  Libya  yang  berada  di  pangkalan  dan  fasilitasnya  telah 

dilumpuhkan. 

Pada 27 Maret 2011, pesawat pembom B-1 B Lancer dari 28th  Bomb Wing 

  

di Ellsworth, Dakota Selatan diluncurkan untuk menyerang target di Libya dalam 

rangka membantu operasi Odissey Dawn. Pesawat B-1B Lancer diluncurkan dari 

daratan AS untuk menyerang sasaran di seberang lautan. Pada 28 Maret 2011, AS 

mengirimkan  A-10 Thunderbolt  II dan pesawat siluman AC-130U untuk terlibat 

dalam  operasi  odyssey  dawn  di  Libya.  Pesawat  ini  berfungsi  tidak  sebagai 

pendukung peperangan, akan tetapi pesawat yang telah memberikan efek presisi. 

AS menyediakan mayoritas aset militer, kekuatan tembak, bantuan logistic 

serta komando dan kontrol dalam fase awal intervensi dari 19-31 Maret. Dalam 2 

minggu, AS telah menerbangkan 1206 (63%) dari total 1990 serangan atas Libya 

dan melakukan 463 (49%) dari total 952 serangan pasukan koalisi. AS meluncurkan 

221 rudal penjelajah Tomahawk pada sejumlah target di Libya sedangkan Inggris 

Kepentingan Amerika..., Roby Rakhmadi, FISIP UI, 2012

63

 

  

  

  

  

  

hanya sebanyak 7 buah. Pada puncak operasi odyssey dawn, sekitar 150 dari 175 

pesawat AS dan 12 kapal berada di lepas pantai telah terlibat yang mencerminkan 

lebih dari separuh total 350 pesawat dan 20 kapal perang 

  

  

2.2.2 Peran NATO 

  

  

  

Esensi Organik 

  

Pada  24  Maret,  pesawat  pengintai  AWACS  menemukan  pesawat  militer 

Libya Soko G-2A-E Galeb terbang di sekitar Misrata yang merupakan pelanggaran 

pertama angkatan udara Libya terhadap zona larangan terbang. Rafale Prancis 

menghancurkan pesawat tersebut dengan rudal udara ke darat ketika mendarat di 

bandara  Misrata.  Untuk  mencegah  serangan  udara  Libya  lagi,  pada  26  Maret 

pesawat tempur Prancis menghancurkan 5 pesawat perang Galeb dan 2 helikopter 

serang MI-35 di bandara Misrata yang dipersiapkan untuk operasi militer. 

Pada  puncak  pengepungan  antara  19  Maret  dan  2  Mei,  pesawat  perang 

NATO  yang terbang  dalam  operasi  odyssey  dawn  dan unified  protector 

menghantam kira-kira 43 tank, 16 kendaraan militer dan teknik, 17 situs amunisi, 9 

kendaraan lapis baja, 8 fasilitas komando dan kontrol serta 4 bunker di sekitar 

Misrata.93 

Pada  17  April,  NATO  menerbangkan  145  misi  dengan  60  di  antaranya 

  

adalah penyerangan suatu target. Dekat Tripoli, 7 fasilitas amunisi berhasil 

dihancurkan. Dekat Misrata, 4 instalasi radar dihancurkan. Dekat Sirte, sebuah 

pesawat dan 1 fasilitas amunisi berhasil dihancurkan. Di Zintan, pertahanan udara 

dan 1 fasilitas amunisi dihancurkan. 

Pada 18 April,9 situs amunisi dan markas besar dari brigade ke-32 di Tripoli, 

  

6 peluncur  SAM,  4  tank,  3 basis  rudal  anti  serangan  udara  dan  peluncur  roket 

bergerak di misrata, 3 bunker amunisi di Sirte, 3 tank, sistem senjata anti pesawat, 

dan kendaraan lapis baja di Zintan serta 1 bangunan di Brega.94 

  

  

Pada  26  April,  133  serangan  mendadak  dilakukan  oleh  pesawat  NATO 

dengan  56  di  antaranya  menghantam  target.  Tank,  misil,  peluncur  roket,  serta 

fasilitas  penyimpanan  dan  kendaraan  ditargetkan  di  Tripoli,  Misrata,  Sirte  dan 

Khoms. 

Pada  3  Mei,  NATO  melakukan  161  misi  penerbangan  dengan  62  di 

antaranya adalah serangan udara. Sasarannya adalah 2 gudang amunisi di Tripoli, 2 

gudang amunisi dan 1 kendaraan lapis baja di zintan. 3 gudang amunisi dan 3 tank 

di Misrata, 2 tank di Sirte serta 2 peluncur roket dan 1 tank di Ras Lanuf. 

Sejak  12  April  sampai  21  Juli,  NATO  menyerang  hampir  300  target  di 

  

Misrata meninggalkan Tripoli sebagai wilayah yang lebih sering dibom.95 

  

  

  

Infrastruktur 

  

  

  

Pada  20  Maret  2011,  Prancis  mengumumkan  bahwa  Charles  de  Gaulle 

Groupe aeronaval, yang terdiri dari kapal induk Charles de Gaulle, armada tanker 

Mauler dan frigate Aconite dan Dupleix telah berangkat dari Toulon dan menuju ke 

pantai  Libya.  Ekspedisi  tersebut  dilengkapi  dengan  10  helikopter  termasuk  dua 

caracal dan satu puma dari angkatan udara Prancis. Charles de Gaulle juga 

mengangkut  8 Rafale  Marine,  enam 6 Super-Etendard  dan 2  E- 2 C Hawkeye. 

Selain itu, pesawat AV-8B dari unit ekspedisi marine ke-26, beroperasi dari USS 

Kearsarge melakukan serangan terhadap wilayah sekitar Ajdabiyah, Libya. Enam 

tornado  Italia  dari  pangkalan  udara  Trapani  Birgi  berpartisipasi  dalam  untuk 

pertama kalinya pada 20 Maret 2011. 

Serangan  udara NATO  di Nafusa pada bulan  Mei dan Juni menghantam 

target dengan kualitas dan kuantitas yang besar di Yafran, Nalut, Gharyan, dan 

Zintan.96 Meningkatnya serangan udara NATO telah mencegah kemampuan rezim 

dalam   memakai   tank,   artileri,   dan   peluncur   roket   untuk   menyerang   posisi 

pemberontak secara efektif. 

  

  

  

Tiga serangan udara dilakukan di Tripoli menargetkan instalasi misil dan 2 

target lainnya 

Pada  19  Juni  2011,  pesawat-pesawat  NATO  melancarkan  serangan  pada 

basis misil di Tripoli. NATO  melaporkan  kegagalan  sistem persenjataan  setelah 

salah satu bomnya menghantam lingkungan sipil yang mengakibatkan sejumlah 

penduduk sipil tewas. 

  

  

Pimpinan 

  

  

Pada 25 April 2011, NATO telah melancarkan serangan udara terhadap 

kediaman   Muammar   Khadafi   di   ibukota   Libya,   Tripoli,   serangan   tersebut 

dilaporkan telah menghancurkan sedikitnya 1 gedung publik yang digunakan untuk 

rapat kementerian berdasarkan laporan pejabat Libya. F-16 Norwegia menyerang 

pusat komando dan kediaman Khadafi di Tripoli. Serangan lain terjadi di Misrata 

dan Sirte, menghancurkan 4 peluncur roket, 8 kendaraan pengangkut personil serta 

1 kendaraan dan 3 gudang amunisi atau fasilitas bunker. Laporan yang berlawanan 

menyebutkan sejumlah korban yang jatuh termasuk korban sipil yang diakibatkan 

oleh serangan. 

Pada akhir April, NATO mengintensifkan serangan udara pada kapabilitas 

kontrol dan komando rezim. Serangan berkelanjutan terhadap Tripoli, khususnya 

kediaman  Khadafi  di  Bab  Al-Aziziya  Tripoli  sangat  dikritik  karena  melampaui 

mandat yang diberikan dan berencana membunuh Khadafi. Pada 30 April, serangan 

udara  pada  sebuah  kediaman  di  Tripoli  dilaporkan  menewaskan  Saif  Al-Arab 

Khadafi, anak bungsu Khadafi, dan tiga cucunya. 

  

Pada 20 Oktober, serangan udara NATO di luar Sirte menghentikan konvoi 

militer yang mencoba meninggalkan kota. Pasukan oposisi menemukan kendaraan 

yang  dipakai  oleh  Khadafi.  Pemberontak  mengambilnya  sebagai  tahanan  dalam 

Kepentingan Amerika..., Roby Rakhmadi, FISIP UI, 2012

66

 

  

  

  

  

  

keadaan terluka tapi masih hidup ketika ditemukan bersembunyi dalam pipa 

pembuangan. Akhirnya Khadafi meninggal sebelum mencapai Misrata.97 

  

  

  

Pasukan Darat 

  

  

Pada  awal  operasi,  Prancis  mengirimkan  peralatan  udara  ke  Libya  yang 

terdiri dari 8 Rafale, 2 Mirage 2000-5, 2 Mirage 2000D, pesawat pengisi tanker 6 C- 

135 FR, dan 1 E-3F AWACS. Prancis menamakan operasi ini dengan nama Operasi 

Harmattan dengan membentuk zona ekslusi di sekitar Benghazi yang berhasil 

menghancurkan   sekitar  4  tank  pemerintah   Libya.   Frigate  anti  serangan  dan 

pertahanan udara, Jean Bart dan Forbin juga ditempatkan di pantai Libya. 

Pada  26  Maret,  serangan  udara  NATO  menghancurkan  4  tank  T-72  dan 

sejumlah  artileri  di samping cukup menghancurkan  jalur perbekalan  loyalis  dari 

Sirte. Setelah menang di Ajdabiya, pemberontak bergerak ke arah barat dan merebut 

Brega, Ras Lanuf, dan Bin Jawad. Penggunaan 2 tipe pesawat perang AS yang 

dilengkapi dukungan udara jarak dekat, A-10 Thunderbolt dan AC-130 gunship 

membantu kemajuan pemberontak secara cepat 

Pada  5  April  2011,  NATO  melancarkan  serangan  udara  terhadap  kendaraan 

militer pemerintah Libya yang mendekati garis pemberontak di dekat kota Brega. 

Serangan tersebut dilaporkan menghancurkan 2 kendaraan yang tidak dikenal. Pada 

6  April  Tornado  RAF  terbang  ke  wilayah  pemberontak  di  Misrata  dan  Sirte. 

Targetnya adalah 6 kendaraan lapis baja dan 6 tank tempur. 2 pesawat typhoon 

terbang dari pangkalan udara Gioia del Colle guna menyediakan pengisian bahan 

bakar di udara. 

Pada 10 April, NATO mengklaim telah menghantam 11 tank atau kendaraan 

lapis baja di luar Ajdabiya. Pada 12 April, Pesawat typhoon RAF digunakan dalam 

peran serangan darat untuk pertama kali. Pesawat tersebut menghancurkan 2 MBT 

(Main Battle  Tank)  di dekat  Misrata dengan  paveway  II sedangkan  tank ketiga 

  

  

97  Cerita berbeda-beda karena adanya video yang menunjukkan bahwa Khadafi masih hidup ketika ditangkap oleh 

pemberontak 

Kepentingan Amerika..., Roby Rakhmadi, FISIP UI, 2012

67

 

  

  

  

  

  

dengan paveway IV. Secara total, pesawat RAF menghancurkan 8 MBT pada 12 

  

April sejak awal operasi Ellamy. 

  

Pada 14 April, 4 basis amunisi, 8 bunker, dan 3 APC di Sirte serta radar dan 

peluncur SA-3 di perbatasan Tunisia 3 bunker dan 1 helikopter di dekat Misrata dan 

2 basis amunisi, 1 radar dan 1 tank di tripoli dihantamPesawat tempur NATO 

melancarkan   serangan   udara   di  Brega   sebelum   serangan   pemberontak   yang 

ditargetkan pada tank, teknisi, dan kendaraan pengangkut lapis baja pada 13-14 Juli. 

Dengan bantuan udara dari NATO, pemberontak melancarkan serangan dari 14-16 

Juli dan akhirnya menaklukkan utara Brega. 

  

Sealift yang dilakukan ke kota Misrata menciptakan keadaan yang sulit bagi 

NATO dengan  PBB  yang memandatkan  untuk memberlakukan  embargo  senjata 

bagi Libya dan dasar intervensi pada misi kemanusiaan guna melindungi penduduk 

sipil  dari  rezim.   Akan   tetapi   terdapat   kebutuhan   politik   dan  militer   dalam 

memperkuat  pemberontak  dan  mencegah  Misrata  jatuh.  Kebutuhan  yang 

berlawanan ini adalah karakteristik perdebatan di antara pemimpin barat guna 

mempersenjatai pemberontak dan tingkat dukungan dan koordinasi antara 

pemberontak dan NATO. 

Berhasil  masuknya  kapal pemberontak  ke pelabuhan  Misratra bergantung 

pada kewarganegaraan kapal NATO yang memeriksa kargo. Sebagai salah satu 

contoh,  armada  NATO  menghentikan  konvoi  5  kapal  pemberontak  yang 

mengangkut senjata, memaksa 2 di antaranya untuk kembali tapi membiarkan 3 

lainnya lolos tanpa pelaksanaan. Menurut pemberontak, Prancis lebih lunak dari 

negara lain dan kapal perang Prancis melakukan pengawalan kapal pemberontak ke 

Misrata di akhir Maret. Turki misalnya lebih ketat dalam memberlakukan embargo. 

NATO memperbanyak serangan udaranya terhadap Misrata dengan 

menghancurkan 30 target di sekitar kota dalam waktu seminggu yang terdiri atas 

tank,  artileri,  dan  kendaraan  lapis  baja98.  Dalam  peperangan  di  Misrata,  rezim 

  

  

  

  

  

98  Diaa Hadid and Michelle Faul, “Tripoli sites bombed, rebels claim Misrata gains,” Associated Press, May 10, 2011. 

Kepentingan Amerika..., Roby Rakhmadi, FISIP UI, 2012

68

 

  

  

  

  

  

kehilangan sekitar 120 perlengkapan berat militer, termasuk 50 main battle tank 

  

(MBT).99 

  

Direbutnya kota Zawiyah pada 20 Agustus telah membuat rezim Khadafi 

menyadari penguasaan pemberontak atas Zawiyah menghadirkan ancaman langsung 

terhadap  Tripoli  dan  mengirim  bala  bantuan  ke  kota  tersebut.  Pesawat  perang 

NATO mengebom konvoi loyalis yang dikirim ke kota tersebut dan memaksanya 

untuk mundur 6 mil dari timur Zawiyah. Selama operasi unified protector, NATO 

telah  melakukan  lebih  dari  26500  penerbangan  termasuk  sekitar  9700  serangan 

udara atas Libya.100 

  

  

  

Tabel 2.1 

Target Serangan sampai dengan 15 Juni 2011101 

  

Fasilitas Jumlah 

  

serangan 

Keterangan 

Pusat komando dan kontrol 90 Dapat termasuk target besar seperti Bab 

  

al-Aziziyah  atau  markas  besar  dari 

Brigade  ke-32  Khamis  pada  18  April. 

Yang lain tidak terlalu strategis 

Fasilitas militer 23 Dapat termasuk pusat pelatihan, fasilitas 

  

pendukung peluru kendali, fasilitas 

pengisian bahan bakar 

Komunikasi 5

  

Kendaraan lapis baja dan 

fasilitas penyimpanan 

kendaraan 

90 Situs-situs  besar berada  di dekat Tripoli 

dan dekat Sirte 

Situs amunisi 337 Wilayah  mizadah  dan  hun  diperkirakan 

  

  

  

   

   sebagai sebagai depot amunisi 

Tempat kedudukan artileri 32+ Semua tempat dudukan infantri termasuk 

  

bunker, pos pemeriksaan, dan bangunan 

yang digunakan sebagai tempat untuk 

menembakkan artileri 

Perlengkapan

   

  

Main Battle Tank (MBT) 131 Banyak sasaran yang diserang pada 

  

Misrata, Brega, dan Ajdabiya 

APC/AIFV/AFV/IFV 65

  

Kendaraan militer teknis 106 Tidak  ada  penjelasan  lebih  lanjut  dan 

  

tampaknya meliputi semua kendaraan 

yang dimodifikasi serta truk militer 

Truck mounted guns 31

  

Anti aircraft guns 20

  

Artileri 29

  

Peluncur roket 64

  

Peluncur roket ganda 12

  

Aset pertahanan udara 

  

(radar, SAM dan 

penyimpanan SAM) 

111 Sistem  SAM  utama  dihancurkan.  Yang 

  

masih   tersisa   adalah   MANPAD,   light 

SAM dan infrastruktur yang masih tersisa 

antara lain situs penyimpanan dan radar 

Kendaraan logistik dan 

  

transport 

18 Transport   alat-alat   berat.   Beberapa   di 

  

antaranya  mengangkut  helikopter  ketika 

diserang 

Aset angkatan laut 9 Pelabuhan  sirte,  al  khums  dan  Tripoli. 

  

Targetnya antara lain frigate dan korvet 

Helikopter 3 Selebihnya  dihancurkan  ketika  diangkut 

  

di atas kendaraan transport berat 

Kepentingan Amerika..., Roby Rakhmadi, FISIP UI, 2012

70

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

2.3  Ringkasan Penggunaan Aset Militer 

  

  

  

AS:  kapal  amfibi  USS  Ponce  dan  USS  Kearsarge;  kapal  kelas  perusak 

Arleigh Burke dengan misil berpemandu USS Stout dan USS Barry; kapal selam 

USS Providence; USS Scranton dan USS Florida102; pesawat jet F-15 dan F-16; 

Global  Hawk  UAV;  sistem  radar  Joint  Surveillance  Target  Attack;  pesawat 

AWACS;  EA-18  Growler  Tactical  Jammer;  pesawat  patroli  maritim  P-3  serta 

pesawat A-10 dan AC-130. Tiga pesawat siluman B-3 juga dilaporkan telah terbang 

ke Libya dari basis mereka di AS. 

Inggris (operasi Ellamy): Frigate HMS Cumberland, HMS Westminster 

(temasuk  detasemen  dari  royal  marines);  kapal  selam  kelas  Trafalgar  HMS 

Triumph;  aset  Istar  termasuk  Nimrod  R1,  pesawat  Sentry  E3-D  AWACS,  dan 

pesawat radar sentinel airborne, pesawat tanker/transport Tristar dan VC10; pesawat 

Typhoon dan Tornado GR 4.103 

  

Kanada (operasi Mobile): frigate HMS Charlottetown, 6 pesawat tempur CF- 

  

18 serta kapal patroli maritim dan pengisi bahan bakar.104 

  

Prancis  (operasi  harmattan):  kapal  induk  Charles  de  Gaulle  dengan  26 

pesawat (16 jet) ; 2 kapal perusak Forbin dan Jean Bart ; sekitar 20 jet Rafale dan 

Mirage, 6 pesawat tanker C-135 dan sebuah pesawat AWACS.105 

Italia: kapal induk Giuseppe Garibaldi dengan sejumlah pesawat tempur di 

atasnya; 8 jet, dan kapal patrol pantai serta kapal bantuan logistic 

Norwegia: 16 jet F-16 

  

Denmark: 6 jet F-16 dan 1 pesawat transport 

  

Qatar: 4 pesawat mirage dan 2 pesawat transport C-17 

  

102 The USS Enterprise carrier strike group juga dikirim ke Teluk Aden dalam operasi maritim dan operasi enduring freedom 

di Irak 

103  http://www.mod.uk/DefenceInternet/DefenceNews/InDepth/LibyaOperationEllamy.htm 

104  http://www.comfec-cefcom.forces.gc.ca/pa-ap/ops/mobile/index-eng.asp 

105  http://www.defense.gouv.fr/english/portail-defense 

Kepentingan Amerika..., Roby Rakhmadi, FISIP UI, 2012

71

  

  

  

  

  

  

Spanyol: 4 jet F-18, pesawat pengawas dan pengisi bahan bakar, 1 kapal 

selam dan 1 frigate 

Belanda: 4 F-18, 1 kapal penyapu ranjau dan pengisi bahan bakar 

  

Yunani: 1 frigate, 1 helikopter pencari dan penyelamat serta pesawat pengisi 

bahan bakar 

Uni Emirat Arab : 12 jet dan 1 pesawat transport C-17 

  

Belgia : 6 jet F-16 dan 1 kapal penyapu ranjau 

  

Basis-basis bagi pesawat NATO untuk melancarkan serangan antara lain di 

selatan  Prancis,  Yunani,  7  di  selatan  Italia  dan  Pulau  Sisilia  serta  kapal  induk 

Prancis dan Italia di Mediterania. Basis utama untuk RAF adalah Gioia del Colle di 

wilayah Puglia selatan Italia. Aset dukungan Inggris lainnya adalah E3-D Sentry, 

VC10 dan pesawat  sentinel  yang berbasis  di Akrotiri  di Cyprus dan Trapani  di 

Sisilia. Pada fase awal kampanye, pesawat tornado diterbangkan dari basis RAF 

Marham di Norfolk. 

  

  

2.3.1 Aset AS dalam Operasi Odyssey Dawn 

  

  

  

  

Angkatan Udara 

  

  

§ Pesawat pembom B-2 stealth dari 509th  Wing di pangkalan angkatan udara 

  

Whiteman, MO 

  

§ F-15  E  dari  492nd    Fighter  Squadron  dan  494th    Fighter  Squadron   di 

  

Lakenheath RAF, Inggris 

  

§ Pesawat   f-16  CJ  defense-suppression   dari  480th    Fighter   Squadron   di 

  

Pangkalan Udara Spangdahlem, Jerman 

  

§ Pesawat  operasi  psikologis  EC-130  dari  193rd   Special  Operations  Wing, 

Pennsylvania Air National Guard, Middeltown, PA 

§ KC-135 dari 100th air refueling wing di Mildenhall RAF, Inggris dan 92nd air 

  

refueling wing, Fairchild AFB, WA 

Kepentingan Amerika..., Roby Rakhmadi, FISIP UI, 2012

72

  

  

  

  

  

  

§ C-130 J dari 37th Airlift Squadron di Pangkalan udara ramstein, Jerman 

  

§ Pesawat serang A-10 

  

§ AC-130 gunship 

  

  

Sebagai bagian dari misi perjalanan 25 jam, pesawat B-2 menyerang shelter 

pesawat di lapangan udara Ghardabiya di awal-awal operasi odyssey dawn. Pesawat 

F-15  E  dan  F-16  CJ  menyerang  pasukan  darat  Khadafi  yang  bergerak  ke  arah 

oposisi di Benghazi dan mengancam penduduk sipil. KC-135 melakukan pengisian 

bahan bakar terhadap  pesawat  di sebuah  pangkalan  udara  dan  C-130  J 

menggerakkan peralatan darat dan personil ke pangkalan tersebut sebagaimana yang 

dilakukan C-17. 

  

Gambar 2.2 

  

  

Aset Maritim dalam Operasi Odyssey Dawn 

Pada permulaan operasi 19 Maret 2011 

  

 

Kepentingan Amerika..., Roby Rakhmadi, FISIP UI, 2012

73

  

  

  

  

  

  

Angkatan laut (kapal perang) 

  

  

o Kapal perusak dengan misil terarah USS Stout (DDG 55) dan USS Barry 

  

(DDG 52) 

  

o Kapal sealam USS Providence (SSN 719), USS Scranton (SSN 756) dan 

  

USS Florida (SSGN 728) 

  

o Kapal pendarat amfibi USS Kearsarge (LHD 3) dan USS Ponce (LPD 15) 

  

o Kapal pembantu lewis and Clark, Robert E. Peary dan Kanawha 

  

  

Aset penerbangan laut dan pelayaran 

  

  

ü Pesawat  tempur  AV-8B  Harrier,  helikopter  super  stallion  CH-53,  dan 

pesawat tiltrotor MV-22 Osprey di atas Kearsarge dan Ponce 

ü Pesawat tanker KC-130 J yang terbang dari pangkalan udara sigonella, Italia 

  

ü Pesawat serang elektronik EA-18 G Growler dari VAQ-132 yang bermarkas 

di pulau Whidbey, WA dan terbang dari pangkalan udara aviano, italia. 

Pesawat-pesawat ini dialihkan dari Irak untuk mendukung operasi odyssey 

dawn 

ü Pesawat serang elektronik EP-3 Aries dan P-3 Orion sub-hunter 

  

  


  

Dalam  intervensi  militer  NATO  ke  Libya,  terdapat  pengalihan 

kepemimpinan dari AS kepada NATO. Pengalihan kepemimpinan ini terjadi pada 

operasi unified protector dengan NATO yang langsung memegang kendali atas 

intervensi yang terjadi. Intervensi ini masih diikuti oleh AS, meskipun perannya 

hanya menjadi sekadar peran pembantu. AS menyediakan sejumlah pesawat dan 

kapal perangnya guna dipakai oleh NATO dalam menjalankan intervensi militer. 

Masih berperannya AS dalam fase kedua intervensi ini dikarenakan kapabilitas yang 

dimiliki AS jauh lebih kuat ketimbang negara anggota lainnya. 

Secara keseluruhan dalam intervensi ini, dilakukan serangan udara dan 

serangan laut. Serangan udara dilakukan dengan mengerahkan pesawat-pesawat 

tempur  guna  menyerang  sejumlah  sasaran  di  Libya  sementara  serangan  laut 

dilakukan dengan mengembargo senjata ke pelabuhan-pelabuhan di Libya. Dalam 

menjalankan aksinya NATO juga melibatkan sejumlah negara Arab seperti Qatar 

dan UEA dalam menegakkan zona larangan terbang. 

Pihak  NATO  juga  memberikan  pengakuan  terhadap  NTC  sebagai 

perwakilan  resmi  dari  Libya  menggantikan  rezim  Khadafi.  Dalam  menegakkan 

Kepentingan Amerika..., Roby Rakhmadi, FISIP UI, 2012

76

  

  

  

  

  

  

mandat yang diberikan PBB, pihak NATO dianggap telah melampaui batasan yang 

diberikan oleh PBB yaitu pengakuan terhadap NTC sebagai perwakilan resmi dari 

pemerintah. 

Dalam intervensi militer di Libya, AS melancarkan serangan pada titik-titik 

yang dianggap merupakan pusat gravitasi dalam pertahanan di Libya antara lain: 

infrastruktur, pasukan darat, dan esensi organik. Banyaknya perlengkapan militer 

Libya di bawah Khadafi yang sudah rusak akibat embargo turut membantu serangan 

AS terhadap sasaran-sasaran yang telah ditentukan. AS tidak menyerang bagian 

pimpinan dan populasi. Penyerangan infrastruktur ini dilakukan untuk memudahkan 

pemberlakuan  zona  larangan  terbang  di  Libya  dengan  mematahkan  pertahanan 

udara  mereka.  Selain  itu,  penyerangan  shelter-shelter  pesawat  dilakukan  agar 

kekuatan udara Libya lumpuh sehingga tidak mampu menyerang pemberontak yang 

persenjataannya jauh lebih terbatas daripada pasukan pemerintah. 

Penyerangan esensi organik seperti pelabuhan dijalankan agar pemberlakuan 

resolusi no. 1973 DK PBB dijalankan. Dengan resolusi yang bertujuan untuk 

melindungi rakyat sipil dari ancaman militer Khadafi, keberadaan sarana penunjang 

militer seperti sistem radar harus diputus agar resolusi tersebut berlangsung efektif. 

Begitu juga fasilitas-fasilitas pertahanan yang mampu meluncurkan rudal-rudal yang 

dimiliki oleh pemerintah Libya dilumpuhkan supaya ancaman-ancaman terhadap 

pesawat-pesawat NATO yang dikirim menjadi berkurang atau bahkan tidak ada. AS 

memiiliki kapabilitas yang besar dalam melakukan serangan karena ditunjang oleh 

faktor  ekonomi  dan  militer  yang  besar.  Peralatan  militer  yang  dimiliki  AS  bila 

terlihat dalam operasi ini cukup besar bila dibandingkan dengan negara anggota 

NATO yang lain. Penyerangan pasukan darat dilakukan terhadap kendaraan- 

kendaraan  militer  yang  biasa  dipakai  oleh  tentara  pemeritah.  Hancurnya 

kemampuan mobilitas dan daya serang tentara pemerintah akan mengakibatkan 

pasukan pemberontak dapat maju ke arah Tripoli dan menggulingkan pemerintahan 

yang ada. 

Kepentingan Amerika..., Roby Rakhmadi, FISIP UI, 2012

77

  

  

  

  

  

  

Selama operasi odyssey dawn, meskipun AS mendominasi jumlah serangan, 

akan tetapi dalam serangan ke titik-titik gravitasi yang ada AS hanya menyerang 3 

titik gravitasi bila dibandingkan dengan serangan-serangan NATO. Setelah NATO 

mengambil alih kepemimpinan dalam operasi militer di Libya yaitu operasi unified 

protector, NATO menyerang target-target yang ada berupa infrastruktur, pasukan 

darat, esensi organik, dan kepemimpinan. Dalam serangan pertama yang dipimpin 

oleh AS, kapabilitas pertahanan udara Libya telah dihancurkan sehinga membantu 

misi NATO dalam menjalankan operasi militer. 

Dengan hancurnya kapabilitas dan kemampuan rezim Khadafi dalam 

mempertahankan dan melancarkan serangan udara, maka NATO bisa lebih leluasa 

dalam melakukan  serangan  ke titik-titik  gravitasi  lainnya.  Dalam  hal ini NATO 

lebih   mengintensifkan   serangan   pada   pasukan   darat   Libya   terutama   kepada 

kendaraan-kendaraan   militer   yang   dimiliki   oleh   rezim   Khadafi.   Peperangan 

asimetris yang terjadi antara pemerintah dan oposisi menyulitkan kegiatan 

penggulingan  Khadafi.  NATO  membantu  pergerakan  pemberontak  dengan 

melakukan serangan secara langsung terhadap pasukan darat Khadafi. Tanpa adanya 

bantuan  dari  NATO,  sulit  untuk  memastikan  kemenangan  kaum  oposisi  dalam 

konflik di Libya ini. Ditambah  lagi dengan pengapalan  senjata dari Prancis dan 

Qatar, kekuatan kaum oposisi tidak bisa dianggap remeh. 

Ketergantungan  kaum  pemberontak  yang  begitu  besar  terhadap  serangan 

udara NATO dalam perang saudara ini bisa dilihat dengan direbutnya kembali kota- 

kota  yang  sebelumnya  berada  di  bawah  kendali  rezim  Khadafi  seiring  dengan 

serangan udara NATO yang begitu intensif menyambangi kubu-kubu pasukan 

Khadafi. Tanpa kemampuan udara yang mumpuni, rezim tidak mampu membalas 

seangan udara NATO. Terlebih hantaman terhadap esensi organik mereka yang 

beruntun telah melumpuhkan sebagian besar militer Khadafi. 

Serangan terhadap pusat kepemimpinan bertujuan untuk mengacaukan rantai 

komando dari Khadafi kepada bawahannya.  Serangan ini akan memberikan efek 

psikologis yang besar kepada rezim. Terlebih dengan tewasnya Sail al Arab Khadafi 

Kepentingan Amerika..., Roby Rakhmadi, FISIP UI, 2012

78

  

  

  

  

  

  

yang merupakan anak bungsu Khadafi merupakan pukulan berat bagi rezim yang 

masih  bertahan  di  Libya.  Serangan  terhadap  konvoi  loyalis  dari  Sirte  pada  20 

Oktober yang kemudian diketahui mengangkut Khadafi adalah pukulan yang paling 

berat  diberikan  terhadap  pemerintahan  Khadafi  yang  masih  bertahan  di  Sirte. 

Serangan  itu  mengakibatkan  pusat  perlawanan  terakhir  dari  rezim  yang  masih 

bertahan   mengalami   keruntuhan   dengan   cepat  setelah   kabar  bahwa   Khadafi 

meninggal di tangan pemberontak. 

Semakin menguatnya kondisi pemberontak mengakibatkan mereka dapat 

bergerak  lebih   cepat  ke  arah  Tripoli   dan  mampu   mengubah   arah  jalannya 

peperangan   yang   selama   ini   kurang   menguntungkan   bagi   mereka.   Dengan 

membantu melakukan serangan udara terhadap pasukan loyalis berdasarkan titik- 

titik  gravitasi  di  atas,  maka  arah  peperangan  bisa  ditentukan  oleh  keunggulan 

pasukan udara NATO yang memiliki teknologi canggih dan lebih terorganisir. 

Kepentingan Amerika..., Roby Rakhmadi, FISIP UI, 2012

79

  

  

 

  

  

  

Strategi menurut dictionary of United States Military Terms for Joint Usage 

(1964)  hal  35  adalah  “the  art  and  science  of  developing  and  using  political, 

economic, psychological and military forces as necessary during peace and war, to 

afford the maximum support to policies, in order to increase the probabilities and 

favorable consequences of victory and to lessen the chances of defeat” (US Joint 

Chiefs of Staff).107 

Strategi  adalah  seni  dan  ilmu  dalam  mengembangkan  dan  menggunakan 

  

kekuatan politik, ekonomi, psikologi, dan militer sebagaimana yang dibutuhkan 

sepanjang perdamaian dan perang, untuk mendapatkan dukungan yang maksimum 

terhadap   suatu  kebijakan   untuk  meningkatkan   kemungkinan   dan  keuntungan 

sebagai akibat dari perang dan mengurangi kesempatan untuk kalah. 

Sedangkan menurut pejabat strategi militer soviet Marshal V.D. Sokolovsky, 

strategi  harus  didasarkan  pada  pengalaman  militer,  kondisi  politik  dan  militer, 

potensi  ekonomi  dan  moral  suatu  negara,  cara-cara  perang  yang  baru  serta 

pandangan dan potensi dari musuh- kajian dari kondisi dan sifat peperangan di masa 

depan, metode persiapan dan pelaksanaannya, penugasan angkatan bersenjata, serta 

dasar-dasar dari dukungan teknik dan materi dan kepemimpinan dalam perang dan 

angkatan bersenjata.108 

  

Dalam intervensi militer di Libya, strategi yang dipakai oleh AS tidak hanya 

berupa serangan udara. Akan tetapi menyangkut aspek-aspek lainnya seperti politik, 

ekonomi, dan sosial. Penggabungan beberapa aspek dalam pelaksanaan intervensi 

militer di Libya oleh AS   akan memberikan hasil yang maksimal dan memuaskan 

dalam memenuhi kepentingan AS 

  

Hubungan  AS  dengan  Libya  di  bawah  Muammar  Khadafi  berdasarkan 

sejarah buruk dan keras di kedua belah pihak. Pengeboman Tripoli oleh AS pada 

1981 serta sanksi ekonomi PBB dan AS terhadap Libya atas tuduhan terlibat dengan 

terorisme adalah buktinya. Hubungan yang suram ini menjadi cair ketika Khadafi 

memutuskan  untuk  mengakhiri  program  senjata  nuklirnya  dan  melakukan 

pembayaran untuk ganti rugi keterlibatan Libya dalam penghancuran pesawat sipil 

pada 1988. Sanksi PBB dan AS dihapus pada 2004 sementara hubungan diplomatik 

AS-Libya dilakukan pada 2006. Pengalaman Amerika dalam perang di Irak 

mempengaruhi keputusan menyangkut intervensi di Libya. AS tidak memandang 

Libya sebagai kepentingan strategis yang vital, tapi sebagai tantangan terhadap 

keamanan dan kemanusiaan secara umum. Keterlibatannya didasarkan pada upaya 

mencegah pembantaian penduduk sipil agar mengirim tanda yang jelas kepada 

pemimpin otoktratis di kawasan. 

  

Dalam intervensi militer di Libya, AS dan NATO menggunakan mandat DK 

PBB no. 1973 yang bertujuan untuk melindungi rakyat sipil dari ancaman militer 

Khadafi. Akan tetapi setelah intervensi tersebut berjalan, operasi yang dijalankan 

oleh AS dan sekutunya melampaui mandat yang diberikan. Bahkan presiden Obama 

sendiri dalam pernyataannya menegaskan bahwa keikutsertaan Amerika dalam 

intervensi   militer   ke   Libya   ini   bertujuan   untuk   menurunkan   Khadafi   dari 

kekuasaannya.109     Ditegaskan   bahwa   kesuksesan   di   Libya   harus   menyangkut 

penurunan Khadafi secepat mungkin dan Libya tidak boleh menjadi tempat di mana 

peperangan berlarut-larut yang akan mendestabilisasi kawasan. 

  

  

  

Sebelumnya Amerika telah melakukan pembekuan terhadap aset-aset Khadafi 

dan memobilisasi sanksi terhadap Libya. Pembekuan aset atas Khadafi dan nama 6 

(enam) orang keluarganya bernilai Rp 6 trilyun ditambah surat-surat berharga Rp 2 

trilyun (total Rp.8 T) dicegah untuk dibawa keluar Libya dengan cara dan metode 

apapun.  Aset  Khadafi  yang  dibekukan  di  berbagai  negara  di  dunia  juga  dalam 

penyitaan Mahkamah Internasional senilai US$.32 miliar.110  Total aset Libya yang 

  

dibekukan berjumlah $150 milyar dollar, $100 milyar dollar di antaranya berada 

dalam negara-negara yang bergabung dalam agresi NATO ke Libya. 

Dewan Keamanan PBB yang terdiri dari 15 negara (5 anggota Tetap dan 10 

anggota tidak tetap) telah memutuskan dengan suara bulat menetapkan Moamar 

Khadafi sebagai penjahat perang karena dianggap telah membunuh dengan sengaja 

secara  massal  rakyatnya  sendiri  baik melalui  kekuatan  secara  langsung  maupun 

tidak langsung. Sesuai dengan ketetapan Mahkamah Internasional tentang seseorang 

yang dikenai tuduhan telah melakukan kejahatan dan kriminal Internasional telah 

jelas disebutkan dalam UU Kejahatan Internasional yang menjadi tugas Mahkamah 

Internasional, ada 28 jenis Hierarki yang masuk kategori kejahatan internasional, 

salah satunya adalah genosida (pembunuhan massal). 

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

110  Abang Geutanyo, Khadafi dan Libya Terkini. Serangan Umum di Ambang Pintu Jika AS Intervensi diakses dari  http://luar- 

negeri.kompasiana.com/2011/03/05/khadafi-dan-libya-terkini-serangan-umum-diambang-pintu-jika-as-intervensi/ tanggal 16 

Juni 2012 pukul 15.30 WIB 


  

Dalam Revolusi di Libya, Muammar Khadafi dianggap menggunakan 

kekuatannya secara kasar dan sadis terhadap rakyat sipil (genosida) sehingga 

memancing dunia luar termasuk  Mahakamah Internasional yang notabene   adalah 

negara-negara barat. Penetapan Khadafi sebagai seorang penjahat perang dan 

melanggar HAM memojokkan Khadafi dan pengikut setianya merupakan dalih yang 

bisa diangkat oleh AS dan sekutunya guna mendapatkan resolusi DK PBB. Dalam 

eskalasi pertempuran di seluruh Libya yang memiliki 11 Provinsi, 5 Provinsi berada 

dalam penguasaan  kubu yang memberontak sejak awal pergolakan, termasuk 

Benghazi tempat Khadafi dilahirkan. Sikap Khadafi yang eksentrik serta kekerasan 

yang dilakukannya terhadap para oposisi membuat NATO dengan mudah meraih 

dukungan dunia saat melancarkan intervensi militer di Libya. 

Dalam intervensi ini, pihak AS berada dalam pimpinan pada fase awal 

intervensi yaitu operasi odyssey dawn sampai tanggal 31 Maret 2011. Setelah itu, 

NATO  mengambil  alih  serangan  dan  AS  hanya  menyediakan  peran  pembantu 

Kepentingan Amerika..., Roby Rakhmadi, FISIP UI, 2012

83

 

  

  

  

  

  

seperti menyediakan kapal perang dan pesawat-pesawat tempur yang ada guna 

melakukan   serangan   udara.   Dalam   intervensi   ini   secara   keseluruhan   hanya 

dilakukan serangan laut dan serangan udara tanpa adanya serangan darat. 

Ada berbagai faktor yang menyebabkan mengapa tidak terjadi pengiriman 

pasukan untuk melakukan serangan darat: 

  

 Pengiriman  penasehat  perang dan perlengkapan  militer  guna memperkuat 

kedudukan pemberontak untuk melancarkan serangan terhadap kedudukan 

rezim di Tripoli. Dengan semakin kuat dan terlatihnya pemberontak dalam 

melancarkan peperangan, maka mereka akan semakin efektif dalam 

melancarkan serangan kepada kubu-kubu pertahanan rezim Khadafi. Salah 

satu contoh pengiriman perlengkapan militer dilakukan oleh Inggris dengan 

mengirim  1000  set  baju  zirah  dan  100  telepon  satelit.111   Sementara  itu, 

  

embargo senjata dijalankan terhadap Khadafi sedangkan terhadap NTC, 

embargo tersebut dijalankan secara setengah-setengah. Dalam melakukan 

embargo senjata, kapal-kapal NATO bertindak tegas kepada Khadafi 

sedangkan kepada NTC terdapat pengiriman senjata yang dibiarkan lepas 

begitu saja. 

Bantuan senjata dari Prancis dan Qatar turut membantu memperkuat 

pemberontak. Ditambah lagi dengan kondisi geografis di Libya yang berupa 

gurun pasir dengan kota-kota yang terletak di tengahnya menjadikan wilayah 

ini sebagai tempat yang empuk untuk diperebutkan baik oleh pihak 

pemberontak   maupun   pemerintah.   Serangan   udara   NATO   juga   turut 

membantu pergerakan pemberontak dengan menyasar pada kendaraan dan 

perlengkapan berat pasukan pemerintah 

  

  

  

  

 Keterlibatan AS dalam peperangan di Irak dan Afghanistan yang berlarut- 

larut telah menjadikan AS untuk enggan terlibat lebih jauh lagi dalam 

peperangan  di  Libya.  Peperangan  di  Irak dan  Afghanistan  telah  menjadi 

beban yang sangat besar bagi pemerintah AS baik dari segi ekonomi maupun 

politik.  Menurut  presiden  AS  Barrack  Obama,  AS  menjadi  bagian  dari 

koalisi dan memiliki peran yang sangat sempit.112  Meskipun AS memimpin 

  

serangan dalam fase pertama intervensi, akan tetapi hal tersebut dilakukan 

karena  kemampuan  yang  dimiliki  AS.  Pada  hari-hari  sesudahnya  NATO 

akan mengambil alih kepemimpinan dari AS. 

Terdapatnya penentangan dari politisi partai Republik  yang sangat dominan 

di Kongres AS pasca kekalahan telak partai Demokrat dalam pemilu sela 

tahun  2009  terhadap keterlibatan pasukan AS di Libya juga menjadi faktor 

bagi AS untuk mengalihkan kepemimpinan kepada NATO. Penentangan 

sangat  keras  ini  ditunjukkan  oleh  politisi  partai  Republik   yang  sangat 

dominan  di  Kongres  AS  menyebabkan  Barack  Obama  semakin  lemah 

sehingga banyak program yang  diajukannya  ke Kongres untuk disahkan 

akhirnya gagal karena diveto oleh partai Republik. 

Partai Demokrat yang mengusung Obama menjadi presiden di AS menjadi 

minoritas dibadan legislatif AS sehingga  tidak bisa bertahan dari desakan 

partai Republik yang  mayoritas untuk menarik pasukannya dari Libya dan 

mengalihkan kepemimpinan dari NATO. Di samping biayanya yang sangat 

mahal  disaat  bangsa   AS   menghadapi  krisis  ekonomi  yang  belum  benar 

benar sembuh, serta pengangguran masih belum banyak berkurang.113 

  

Dan sesuai dengan  program AS sebelumnya, maka agar tidak kehilangan 

muka  di  hadapan  sekutu-sekutunya  dan  juga  warga  AS  maka  tongkat 

komando segera diserahkan kepada NATO,yang sangat berguna bagi mereka 

politik,ekonomi yang sedang melanda Eropa kepada masalah masalah sosial 

yang sekarang sedang bergolak di Timur Tengah. Kepentingan energi Eropa 

yang selama ini dipenuhi dari Rusia juga bisa terbantu bila pemerintah Libya 

pasca Khadafi bisa ditata dengan kepentingan Eropa. Bagi Barack Obama, 

dengan penarikan pasukan AS dari intervensi di Libya akan memperbaiki 

citra pemerintahannya yang kebijakannya banyak mengalami ganjalan oleh 

kongres.114 

  

  

  

 Operasi kontra intelijen AS dan NATO di Libya untuk mengorganisir dan 

melatih pasukan anti pemerintah Libya. Operasi ini dilakukan sebelum 

presiden  AS  Barack  Obama  secara  resmi  mengeluarkan  instruksi 

mengirimkan  pasukan  militer  Libya.  Menurut  Bob Baer, seorang  mantan 

agen   CIA   di   timur   tengah,   tim   khusus   itu   dikirim   untuk   mengkaji 

pembentukan   unit   militer   di   Libya   melalui   Mesir.115    Pemerintah   AS 

  

mencoba  program  yang  sejenis  dengan  operasi  di  Afghanistan  dan  Irak 

untuk  diterapkan  di  Libya.  Para  perwira  CIA  diterjunkan  di  Libya  guna 

melatih pasukan antirezim Khadafi. Penempatan agen spionase CIA di Libya 

berguna untuk mengumpulkan informasi guna memuluskan operasi serangan 

udara  ke pusat-pusat  militer Libya. Para analis politik menilai salah satu 

tujuan utama penempatan mata-mata AS di Libya adalah untuk mengorek 

informasi  lebih  besar  mengenai  kubu  oposisi  rezim  Khadafi  dan 

pandangannya mengenai masa depan Libya. 

Negara-negara lainnya yang ikut menerjunkan intelijen ke Libya adalah 

Belanda dan Inggris. Penerjunan intelijen ke Libya akan mempermudah 

penyerangan  udara  NATO  ke  negara  ini  dengan  terkuaknya  pusat-pusat 

pertahanan udara Libya. Menurut situs koran telegraph (24/8/2011), intelijen 

  

  

  

militer Inggris dan para perwira intelijen Libya membantu pemberontak 

merencanakan serangan mereka, dan Royal Air Force (RAF) meluncurkan 

serangan terkoordinasi untuk membersihkan jalan pemberontak yang maju 

ke  Tripoli  ketika  terjadi  konflik.  Petugas  MI6  (Dinas  Rahasia  Intelijen 

Inggris) di Benghazi membuat rencana pertempuran dengan kekuatan besar 

anti-Khadafi, Dewan Nasional Transisi.116 

  

  

Saran taktis yang terus update disediakan oleh para ahli Inggris untuk para 

pemimpin     pemberontak, berpusat     pada     kebutuhan     untuk     memicu 

pemberontakan baru di Tripoli yang dapat digunakan sebagai petunjuk bagi 

pejuang untuk masuk kota. Keterlibatan rahasia pasukan AS dan CIA dalam 

pengambilalihan Tripoli dilakukan dengan menunjukkan arah dukungan 

logistik, nasihat keamanan, intelijen utama dan pengendali udara untuk para 

pemberontak. 

CIA dan badan-badan intelijen AS lainnya telah mengumpulkan informasi di 

seluruh konflik dari kontak mereka saat mereka bekerja sama dengan 

pemerintah Khadafi pada program kontra terorisme melawan al-Qaeda, dan 

terkait dengan kelompok militan Islam yang beroperasi di Libya. 

  

Pada Maret 2011, kekuatan udara AS mencegah jatuhnya basis pertahanan 

NTC  di  Benghazi.  Washington  terus  memainkan  peran  pendukung  yang  vital 

terhadap NATO dan pesawat sekutu lainnya selama misi peperangan. Washington 

telah  mencoba  untuk  membatasi  keterlibatannya  dalam  konflik  dan  mendorong 

negara dengan kepentingan yang lebih langsung di Libya untuk memainkan peran 

kunci. Pada April 2011, AS setuju guna memberikan bantuan sebesar 25 juta US$ 

dalam bentuk non senjata kepada pemberontak Libya. Bantuan tersebut antara lain 

kendaraan,  truk  bahan  bakar,  ambulans,  peralatan  medis  dan  benda-benda  kecil 

seperti binokuler dan rompi pelindung. 

  

  

  

  

  

  

  

  

3.2 Kepentingan Negara-Negara Eropa di Libya 

  

  

Kepentingan Eropa yang vital dipertaruhkan di Mediterania. Rute 

perdagangan, suplai energi, dan migrasi adalah contohnya. Oleh karena itu pihak 

Eropa harus ikut terlibat dalam krisis Libya yang tentu akan berpengaruh pada 

kepentingan Eropa. Dengan mengidentifikasi kawasan yang paling menantang 

kepentingan  vital mereka, strategi  pencegahan  jangka panjang dilakukan  dengan 

cara holistik dan multilateral dengan menggunakan segala instrumen dan tindakan 

eksternal yang bermitra dengan aktor regional dan lokal guna menciptakan stabilitas 

jangka panjang. Sebagai pilihan terakhir jika cara lain tidak bekerja, tindakan militer 

bisa diambil dan dilakukan berdasar perencanaan militer yang permanen. Tindakan 

militer dilakukan dengan mitra lain atau melalui NATO, CSDP, PBB, dll.117 

  

Yang terpenting adalah keefektifannya dengan bingkai komando dan kendali 

operasi militer. Sejauh Eropa terkait dengan kebijakan luar negeri aktor yang 

mengarahkan   operasi,   Uni   Eropa   akan   membuat   kebijakan   jangka   panjang 

berdasarkan  prioritas  kawasan.  Dalam  kasus  Libya,  Uni  Eropa  meminta  dengan 

keras  Khadafi  untuk turun dan menerapkan  resolusi  DK PBB  no. 1973  melalui 

operasi Common Defense and Security Policy (CSDP)  di bawah komando Prancis 

dan Inggris tanpa mewajibkan 27 negara anggotanya ambil bagian.118 

  

Kapabilitas Eropa dalam melakukan operasi masih sangat kurang walaupun 27 

negara anggota Uni Eropa adalah aktor militer terbesar kedua setelah AS. Akan 

tetapi  secara  keseluruhan   mereka  masih  mempunyai   kelemahan   di  beberapa 

wilayah.  Kapasitas  Eropa  yang masih  kurang  antara  lain:  peluru  kendali,  satelit 

pengamatan, kapal induk sehingga membutuhkan bantuan AS. Tanpa bantuan AS, 

  

  

  

operasi akan berjalan lebih lambat dan buruk dengan resiko jatuhnya korban jiwa 

yang lebih besar di pihak NATO dan korban jiwa di pihak Libya. Krisis Libya 

membuktikan bahwa keberadaan NATO tidak menjamin penjagaan kepentingan 

Eropa. Negara anggota Uni Eropa yang mampu melakukan operasi adalah Prancis 

dan Inggris walaupun mengalami kesulitan dalam hal teknis di lapangan.119 

Kecenderungan Eropa untuk melakukan tindakan militer terhadap Libya dapat 

  

dijelaskan oleh fakta bahwa mereka salah mengerti dan meremehkan momentum 

pro demokrasi di sepanjang dunia Arab. Sebelumnya, pemerintah Prancis telah 

menyediakan rezim Ben Ali dengan pakar keamanan untuk menghalau revolusi 

Tunisia. Oleh karena itu pihak Eropa berupaya memperbaiki tindakan mereka 

sebelumnya dengan membantu pemberontak Libya yang posisinya lebih rentan 

dibanding Tunisia dan Mesir. Keterlibatan Eropa secara penuh juga didorong oleh 

fakta bahwa Prancis, Italia, dan Inggris mengembangkan hubungan yang lebih dekat 

dengan khadafi dan rezimnya dengan menjual senjata seperti pesawat tempur dan 

rudal. Prancis dilaporkan mencari kontrak minyak setelahnya. 

Munculnya gerakan oposisi di dalam negeri Libya yang menuntut kebebasan 

berpendapat dan demokrasi sebagai bagian dari gelombang musim semi Arab yang 

melanda negara-negara timur tengah merupakan momentum yang tepat bagi pihak 

Eropa untuk melaksanakan kepentingannya. Desakan ini juga menginginkan 

perubahan rezim. Kepentingan rakyat ini bertemu dengan kepentingan Prancis dan 

Inggris  yang  menginginkan  ekspolitasi  minyak  Libya.  Inilah  salah  satu  alasan 

kenapa  rakyat  menyambut  perubahan  rezim  yang  ditawarkan  Prancis. 

Perkembangan   dunia  teknologi   komunikasi  dan  informasi  telah  memanaskan 

situasi.  Rakyat yang sudah melek informasi tidak dapat membiarkan Khaddafi dan 

keluarganya hidup mewah dan berkuasa lebih 4 dekade Demonstrasi pecah di 

Benghazi  menuntut  Khadafi  mundur.  Khadafi  menghadapi  demonstrasi  dengan 

kekerasan. Situasi ini dijadikan alasan untuk menggulingkan Khadafi. Pemerintahan 

  

  

  

  

transisi (NTC) dibentuk dengan pimpinan mantan loyalis khadafi. Ketua NTC, 

Mahmud Jibril adalah menteri kehakiman Khadafi  sebelum demonstrasi pecah. 

Kelompok  revolusioner  sangat  menyadari  bahwa  mereka  dibantu  Barat, 

karena dengan bantuan Baratlah Khadafi dapat ditumbangkan. Sementara NATO 

yakin bahwa tanpa isu demokrasi dan HAM mereka tidak punya alasan menyerang 

Libya untuk menguasai minyak. Maka titik temu antara Perancis dengan kelompok 

revolusioner   adalah:   memberi   kesempatan   untuk   tumbuhnya   demokrasi   dan 

kebebasan sementara pemerintahan baru memberikan konsesi minyak kepada Barat. 

Dengan terganggunya kedua kepentingan ini maka menjadi pintu masuk untuk 

melakukan intervensi. 

Keterlibatan NATO dalam krisis Libya didasari beberapa kepentingan. 

Kepentingan kapital dan geopolitik merupakan dua hal yang diperjuangkan. 

Kepentingan kapital berkaitan dengan ladang minyak yang dimiliki Libya. Libya 

adalah negara kaya minyak  nomor 12 di dunia dengan produksi minyak mentahnya 

1,6 juta barel perhari. Adapun jumlah penduduknya  hanya sekitar 6,5 juta jiwa. 

Libya tidak punya hutang luar negeri dan merupakan negara kaya, dengan cadangan 

minyak terkaya di Afrika. Jika negara-negara NATO seperti Amerika Serikat dan 

negara barat lainnya, dapat menanamkan pengaruhnya, tentunya hal ini akan 

berimplikasi pada kontrol perminyakan Libya. Di lain hal, kepentingan geopolitik 

lebih dikaitkan dengan pergolakan politik di negara-negara Arab dan posisi strategis 

Libya dalam kawasan tersebut.120 

  

NATO menjadi kepanjangan tangan Amerika Serikat dalam melihat 

kepentingannya yaitu menanamkan pengaruhnya di Libya dan terkait ladang 

minyaknya. Selain Amerika, Inggris dan Perancis merupakan dua negara yang turut 

serta dalam operasi militer di Libya. Kedua negara ini memiliki kepentingan untuk 

memperbaiki   perekonomian   negaranya  dengan  melirik  kekayaan  minyak  dan 

sejumlah mineral lainnya yang melimpah di Libya. Seperti halnya dengan Amerika 

Serikat,  kedua  negara  ini  juga  berkepentingan  untuk  menurunkan  Khadafi  dari 

  

  

tampuk kekuasaannya dalam menanamkan pengaruhnya di Libya. Khadafi dikenal 

sebagai pemimpin yang anti barat dan menjadi penghambat kepentingan barat.121 

Salah  satu  contoh  yang  begitu  nyata  adalah  Prancis  mendapatkan  sejumlah 

kontrak untuk mengeksplorasi  sepertiga  dari sumber minyak di Libya dari NTC 

setelah  perang.122    Kesepakatan  tersebut  menyepakati  pengolahan  sekitar  35% 

minyak mentah Libya kepada Prancis. Selain dengan Prancis, Dewan Transisi 

Nasional menyepakati eksplorasi sumber minyak Libya dengan perusahaan minyak 

raksasa asal Italia, ENI pada 29 Agustus. 

Pengalihan kepemimpinan pada NATO tetap akan membuat kepentingan AS 

terlayani  walaupun  dengan  koalisi  yang  lebih  beragam  termasuk  negara-negara 

Arab   yang  ikut  berkontribusi   yang  dapat  mengurangi   beban  operasi.   Libya 

mempunyai dampak yang lebih besar bagi kepentingan keamanan Eropa ketimbang 

AS.  Secara  politik,  Libya  berada  dalam  tanggung  jawab  lingkungan  pengaruh 

Eropa. Sedangkan secara strategis, untuk AS, pentingnya Libya berada di urutan 

kedua yang sering mengalihkan perhatian dari tantangan-tantangan yang lebih besar. 

Terlibatnya  AS  dalam  perang  di  Irak  dan  Afganistan  mengakibatkan 

Washington harus mengambil tanggung jawab dalam mengatasi konflik di kedua 

negra tersebut. Intervensi militer di Libya kemudian dialihkan ke tangan Perancis 

dan Inggris. Kedua negara ini mengambil saham paling banyak. Dengan payung 

hukum resolusi DK-PBB, Perancis berada pada garis depan menyerang Libya. Pihak 

Barat berkeinginan untuk mengganti rezim Khadafi karena Khadafi merupakan 

pemimpin yang dianggap tidak mau diatur Barat berdasarkan track recordnya. Salah 

satu contohnya adalah ketika negara Perancis (2010) mengalami krisis keuangan, di 

mana untuk membayar uang pensiun pegawainya sudah tidak mampu. Pemerintah 

Perancis mencoba untuk mendapatkan dana dengan mendapat jatah minyak dan 

menjual  senjata  dan teknologi  listrik  bertenaga  nuklir  kepada  Libya  senilai  200 

Milyar  Euro.  Tapi  Khadafi  membatalkannya  secara  sepihak,  lalu  melirik  Cina 

  

  

karena biayanya lebih murah dan canggih. Pembatalan ini membuat Perancis sangat 

marah.123 

Contoh yang lain adalah ketika Khadafi berusaha membangun kemandirian 

ekonomi   Afrika   guna   melepaskan   ketergantungannya   terhadap   benua   Eropa. 

Khadafi mendanai Bank Afrika, tanpa melewati Bank Dunia dan Dana Moneter 

Internasional (IMF). Dia mendanai sistem telekomunikasi Afrika yang melintasi 

jaringan Barat dan menginvestasikan proyek multimiliar dolar jaringan pipa yang 

memompa  air  bersih  dari  gurun  ke  pantai  Mediterania  tanpa  melibatkan  Bank 

Dunia. Khadafi juga menginvestasikan program sosial di negara-negara sub-Sahara 

yang miskin. Dia berusaha keluar dari petrodollar dengan menjual ide mata uang 

bersama Afrika, dinar emas yang sebagian besar negara Afrika mendukungnya.. 

Khadafi memutuskan tidak membeli jet tempur Rafale. Di bidang minyak, Khadafi 

memberikan bagian besar kepada Italia, bukan Prancis. 

Dengan berupayadikuranginya ketergantungan benua Afrika kepada Eropa tentu 

akan mengurangi pendapatan mereka, terlebih dengan krisis ekonomi yang sedang 

melanda benua biru. Alasan inilah yang dapat menjadi pemicu bagi negara-negara 

NATO dari Eropa untuk menggulingkan Khadafi. 

  

  

  

  

  

  

Menurut Seorang pejabat militer AS yang enggan menyebut nama, kepada 

Associated Press mengatakan, “Militer Qatar memimpin jalan, ditambah kemudian 

oleh Perancis, penasihat militer Italia dan Inggris, dimana upaya ini memiliki tujuan 

ganda, tidak hanya membantu pemberontak tetapi pemantauan mereka pada tiap 

peringkat dan mengawasi setiap elemen al-Qaeda yang mencoba menyusup atau 

mempengaruhi pemberontakan”.124 

NATO tidak perlu mengirimkan pasukan darat untuk membantu penggulingan 

  

Khadafi.  Dengan  pengiriman  penasehat  militer  guna  melatih  kekuatan  militer 

oposisi, NATO tidak perlu mengeluarkan banyak sumber daya dalam mencapai 

tujuannya. Dalam melakukan serangan ke Libya berdasarkan resolusi DK PBB No. 

1973,  NATO  mendasarkan  aksinya  untuk  melindungi  rakyat  sipil.  Akan  tetapi 

seiring dengan berjalannya waktu, tujuan asli mereka menjadi kelihatan yaitu 

pengakuan NTC sebagai perwakilan yang resmi dari pemerintah Libya dan 

pengeboman   kediaman   Khadafi   menjadi   bukti   bahwa   NATO   menginginkan 

perubahan rezim di Libya yang bukan merupakan bagian dari resolusi DK PBB.125 

Keberhasilan  rakyat Libya dalam menumbangkan  rezim Muammar masih 

  

menimbulkan kekhawatiran soal masa depan ekonomi dan politik negara mereka 

  

  

  

masih belum hilang.  Rezim  Khadafi  pernah  mengembangkan  pemakaian  senjata 

kimia dan nuklir untuk membela diri dari Barat. Negara-negara NATO khawatir bila 

senjata-senjata tersebut jatuh ke tangan teroris internasional sehingga mengancam 

keamanan Eropa terkait letak wilayah Libya  yang dekat dengan Eropa.  Wilayah 

Libya yang terdiri dari banyak suku yang sebagian diuntungkan oleh rezim Khadafi 

menjadi persoalan besar karena kekhawatiran terjadinya bentrok antar suku di Libya 

mengenai pembagian kekuasaan. Oleh karena itu, negara-negara NATO tidak mau 

melepaskan begitu saja masa depan negara Libya pasca perang. Mereka berupaya 

membantu rekonstruksi negara Libya. 

Setelah perang selesai, negara-negara NATO menawarkan bantuan untuk 

merekonstruksi Libya. Dalam perundingan di Paris, para pemimpin negara-negara 

NATO setuju untuk mencairkan milyaran dollar uang yang dibekukan itu untuk 

membantu pemerintahan transisi Libya membangun kembali fasilitas pelayanan 

publik. Beberapa hari setelah pemimpin negara-negara NATO menyetujui pencairan 

aset  Libya  yang  dibekukan  itu,  diadakan  pertemuan  G8  di  Marseille.  Dalam 

pertemuan itu, negara-negara G8 setuju untuk menggelontorkan dana pinjaman 

sebesar 38 milyar dollar kepada negara-negara Arab, dan menawarkan kepada Libya 

untuk menerima dana pinjaman itu. Wakil dari NTC hadir dalam pertemuan di 

Marseille tersebut. Negara-negara G8 yang memberikan pinjaman kepada negara- 

negara  Arab  yang  terkena  dampak  revolusi  terdiri  atas  Prancis,  Jerman,  Italia, 

Jepang,  Inggris,  AS,  Kanada,  dan  Rusia.  Aset  $150  milyar  dolar  Libya  yang 

dibekukan berada di Perancis, AS, Inggris, Belgia, Netherland,  Italia, Kanada di 

mana sebagiannya bergabung dalam G-8 dan merupakan anggota NATO. 

  

  

  

Keterlibatan AS dalam konflik di Libya dilakukan melalui multilateralisme 

berdasarkan  lensa  kepentingan  AS.  Sebelumnya  AS  telah  menyerukan  kepada 

Khadafi untuk turun dari kekuasaannya. Kurangnya keterlibatan militer AS dalam 

Kepentingan Amerika..., Roby Rakhmadi, FISIP UI, 2012

94

 

  

  

  

  

  

perang saudara Libya atau harus dengan persetujuan dari PBB menunjukkan bahwa 

AS tidak akan menarik kekuatannya. Amerika akan mengizinkan negara lain guna 

menanggung biaya peperangan, selama tujuan masih dipegang oleh mereka. AS bisa 

menjadi polisi global tapi tidak secara terbuka lagi menunjukkan kekuatannya. 

Multilateralisme AS menganggap AS berpengaruh secara bayangan dalam perantara 

yang   berusaha   memenuhi   kepentingannya    tanpa   terlibat   secara   langsung. 

Pendekatan ini lebih tertutup dan halus bagi AS dalam mencapai kepentingannya.126 

  

Keterlibatan AS yang minimal dalam intervensi di Libya ini akan membantu AS 

untuk mencurahkan sumber dayanya terhadap isu-isu yang lebih kritis di kawasan 

timur tengah dan lain-lain. Di timur tengah, kepentingan ekonomi dan keamanan 

Amerika lebih terpengaruh oleh trend demokratisasi di negara-negara selain Libya. 

Keterlibatan  AS  secara  penuh  akan  mencegah  AS  mencurahkan  perhatian  yang 

cukup pada kepentingan global lainnya. 

Untuk menggulingkan Khadafi dari kekuasaannya, AS mengakui NTC Libya 

sebagai satu-satunya wakil yang sah dari pemerintah Libya. Hal ini dilakukan untuk 

mencegah situasi yang kacau bila seandainya Khadafi jatuh. Dengan terbentuknya 

pemerintah  yang  stabil,  maka  situasi  seperti  itu  bisa  dihindari  dan  kepentingan 

minyak   AS   bisa   terjaga   dengan   kelancaran   suplai   minyak   dari   Libya.127 

  

Sebagaimana  yang  diketahui,  konflik  di  Libya  ini  telah  mengakibatkan  harga 

minyak naik melebihi 100 US$ per barel. 

AS hanya berkontribusi pada aset militer yang dapat mengisi celah 

kemampuan  dalam  pasukan  koalisi  yang  melakukan  penegakan  zona  larangan 

terbang dan embargo senjata. Aset yang digunakan antara lain komunikasi, pesawat 

pengintai   dan   pengisian   bahan   bakar,   serta   sistem   peringatan   dini.   Untuk 

melanjutkan operasi, AS menarik dukungan dari politik dan financial dari negara- 

  

  

  

  

  

  

  

negara  Arab.128    Dengan  pemimpin  Arab  dan  opini  publik  yang  bermusuhan 

terhadap Khadafi secara pribadi telah memunculkan keputusan tidak terduga Liga 

Arab untuk mendukung intervensi di Libya. Qatar dan Uni Emirat Arab telah setuju 

untuk melakukan pemeliharaan zona larangan terbang akan tetapi kontribusi ini 

menjadi  kurang  signifikan  karena  pasukan  koalisi  sudah  menghancurkan  atau 

membuat kapabilitas pesawat tempur Libya menjadi tidak efektif. 

Amerika Serikat berusaha memanfaatkan Libya untuk menambah pengaruhnya 

di Dunia Arab dan Afrika. Strategi AS di Libya tidak terbatas pada tujuan ekonomi 

dan militer, namun Washington berupaya memanfaatkan letak geografi Libya untuk 

meningkatkan pengaruhnya yang mulai pudar di Dunia Arab dan Afrika. Dengan 

gelombang  demokratisasi  yang  melanda  dunia  Arab,  AS  ingin  ikut  berperan 

terhadap perubahan yang terjadi sekaligus memperbaiki citranya yang hancur akibat 

invasi ke Afghanistan dan Irak.129 

  

  

  

 

  

  

  

  

Dari pertempuran yang terjadi di Libya, Amerika Serikat telah melakukan 

perubahan kebijakan strategis untuk memenangkan perang dengan memainkan 

kekuatan udara berbasiskan teknologi tingkat tinggi. Menurunkan pasukan dalam 

jumlah besar adalah strategi masa lalu 

Kekuatan udara AS dan NATO mampu melumpuhkan baik unsur pertahanan 

udara  Libya,  pasukan  lapis  baja  hingga  pasukan  infanteri.  Dengan  dilengkapi 

intelijen udara yang akurat, setiap saat pesawat-pesawat tempur AS dan NATO 

berhasil menghancurkan tiap sasaran didarat. Keunggulan di udara menjadi milik 

sekutu  dan  mereka  kemudian  menerapkan  zona bebas  terbang  di wilayah  udara 

Libya. Kekuatan darat tidak dikerahkan oleh sekutu, kartu yang dimainkan adalah 

para  pejuang pemberontak yang dipersenjatai. Dengan militer loyalis Khadafi yang 

terlatih   dan  demikian   kuat   sangat  sulit  untuk  membanyangkan   rezim  dapat 

dikalahkan oleh rakyat bersenjata. 

Tidak terlepas dari peran Angkatan udara Amerika (USAF) dan NATO. Tiap 

pergerakan pasukan lapis baja loyalis Khadafi langsung di hancurkan tak bersisa 

begitu mereka bergerak  untuk menyerang para pejuang. Dalam operasi udara di 

Libya, AS juga menggunakan teknologi pesawat tanpa awak (UAV) yang mampu 

memonitor   dan  menyadap    setiap  komunikasi,  memata-matai   dan  menyerang 

dengan kelengkapan peluru kendali Hellfire.130 

  

Dengan kemampuan militer yang unik, AS memainkan peran sebagai pemimpin 

dalam menghancurkan pertahanan udara Khadafi. Tapi kemudian misi ditransfer ke 

NATO  sebagai   pemimpin   dengan   AS  memainkan   peran  pembantu.   Dengan 

dukungan  NATO  di  depan,  pejuanng  oposisi  Libya  akhirnya  mampu 

menggulingkan rezim Khadafi. Hal ini menunjukkan adanya pendekatan baru bagi 

AS dalam mengurangi beban AS dalam hal anggaran dan korban jiwa dengan 

memainkan kekuatan diplomasi dan militernya. Akan tetapi di balik layar, militer 

AS  memainkan  peran  yang  sangat  diperlukan  dalam  kampanye  Libya  dengan 

  

mengirimkan kekuatan yang jauh lebih besar daripada yang pemerintah nyatakan. 

Di markas besar NATO di Brussel, AS terlibat dalam semua keputusan mengenai 

cara-cara mendukung pemberontak Libya sambil merebut kota-kota yang ada dan 

pengilangan minyak serta pergerakan ke arah Tripoli. 

  

Kampanye Libya adalah upaya internasional yang unik dengan 15 negara 

Eropa bekerjasama dengn AS dan 3 negara Arab. Ofensif udara dilancarkan dari 29 

pangkalan udara di enam negara Eropa. Tapi hanya 6 negara Eropa yang bergabung 

dengan AS dan Kanada dalam melakukan penerbangan serangan terhadap pasukan 

Khadafi. Hal ini menunjukkan masih terpecah belahnnya anggota NATO dalam 

meanggapi intervensi di Libya ini 

Dalam waktu kampanye militer selama 6 bulan, kontribusi AS terhadap 

intervensi militer di Libya dilakukan sebagai berikut: 

 Kekuatan  angkatan  laut  internasional  berkumpul  di  dekat  Libya.  Untuk 

menurunkan  profil  AS,  pemerintah  memilih  untuk  tidak  mengirim 

supercarrier.  Walaupun  lusinan  kapal  perang  AS  yang  berada  di  tempat 

adalah kesatuan terbesar dalam armada ini. Dalam beberapa jam pembukaan 

kampanye,  kapal  selam  Amerika  USS  Florida,  meluncurkan  100  rudal 

jelajah   terhadap   pertahanan   udara   Libya   yang   amat   penting   dalam 

pembukaan serangan udara 

  

  

 Pesawat  tanker  AS  mengisi  bahan  bakar  pesawat  tempur  Eropa  dalam 

mayoritas  misi  terhadap  pasukan  Khadafi.  Eropa  mempunyai  pesawat 

tanker, tapi tidak cukup dalam mendukung rata-rata serangan dengan sekitar 

100 misi setiap hari, 50 di antaranya adalah 50 penerbangan serangan. AS 

  

menerbangkan 30 dari 40 tanker. 

Kepentingan Amerika..., Roby Rakhmadi, FISIP UI, 2012

98

 

  

  

  

  

  

 Ketika Eropa kehabisan bom serang presisi, AS secara diam-diam menyuplai 

mereka kembali (Hal ini menjelaskan mengapa angkatan udara F-16 milik 

Norwegia, Belgia mempunyai porsi yang tidak berimbang dalam serangan di 

fase-fase  awal  kampanye.  AS  mempunyai  stok  bom  untuk  menyuplai 

mereka kembali. Inggris dan Prancis yang menerbangkan pesawat tempur 

buatan Eropa hanya bisa dilakukan dalam waktu singkat karena mereka tidak 

dapat memakai bom buatan AS sampai mereka memodifikasi pesawatnya.131 

  

  

  

Contoh peran dan efisiensi unsur udara adalah penyergapan konvoi Kolonel 

Khadafi saat mencoba melarikan diri dari benteng Sirte. Upaya melarikan diri 

digagalkan, dimana sebagian konvoi dihancurkan oleh pesawat UAV dari AS dan 

diserang pesawat tempur Perancis hanya dua mil dari Sirte. Setelah konvoi porak 

poranda,  kemudian  para  pejuang  mengepung  Khadafi.  Tanpa  dukungan  udara 

tersebut, mungkin Khadafi akan lolos keluar Libya. Di sini terlihat  besar dan 

pentingnya peran dan akurasi air intelligence serta kekuatan udara dalam sebuah 

pertempuran. 

Dengan  memainkan  dan  mengefektifkan  Air  Power  dalam  sebuah 

peperangan menjadi pilihan terbaik dan termurah bagi AS dan sekutunya. Untuk 

menggulingkan Khadafi biaya yang dibutuhkan hanya sebesar 1,1 milyar US$ dollar 

tanpa jatuhnya korban jiwa di pihak Amerika atau NATO serta hanya berlangsung 

selama tujuh setengah bulan. Hal ini sangat jauh berbeda bila dibandingkan dengan 

operasi kontra pemberontak di Afghanistan dan Irak yang menewaskan 7632 orang 

pasukan NATO dan AS selama bertahun-tahun.132 

Dalam perang di Libya, AS menggunakan pendekatan berfokus pada 

penargetan  operasi  yang  dilakukan  melalui  kekuatan  udara,  pasukan  khusus, 

  

  

  

  

komunitas  intelijen  bersamaan  dengan  kerjasama  dengan  mitra  lainnya  untuk 

meraih tujuan. 

  

  0 

  

  

  

Peran AS yang tidak dominan dalam intervensi militer di Libya ditunjukkan 

dengan  pengalihan  pimpinan  dari  negara  tersebut  dalam  operasi  odyssey  dawn 

kepada NATO dalam operasi unified protector. Dalam intervensi militer ini, AS 

tidak hanya  menggunakan  instrumen  militer saja untuk menggulingkan  Khadafi. 

Akan tetapi negara tersebut juga menggunakan instrumen lain dalam mencapai 

tujuannya. 

Dalam  bidang  politik,  AS  mencoba  meyakinkan  negara-negara  di  dunia 

untuk  menghentikan  upaya  represif  Khadafi  terhadap  rakyatnya.  Di  PBB,  AS 

mencoba membujuk negara-negara Dewan Keamanan untuk mengeluarkan resolusi 

guna melindungi rakyat sipil dari ancaman militer Khadafi. Akhirnya setelah 

perundingan yang berlarut-larut, DK PBB mengeluarkan resolusi yang bertujuan 

melindungi rakyat sipil dengan segala tindakan yang diperlukan. Sebagai 

pelaksananya, ditunjuklah NATO ditambah sejumlah negara Arab untuk melakukan 

intervensi. 

Pada mulanya, mandat yang diberikan kepada NATO hanyalah sekadar 

melindungi  rakyat  sipil.  Akan  tetapi  AS  dan  sekutunya  kemudian  melakukan 

serangan udara terhadap pasukan darat Khadafi dan mengakui NTC sebagai 

pemerintah yang sah dari Libya. Sejak awal intervensi, banyak pihak yang menilai 

bahwa misi NATO di Libya ini tidak jelas karena tidak ada pengaturan waktu yang 

baku dalam melaksanakan operasi. Pelibatan sejumlah negara Arab dalam intervensi 

ini  bersama  NATO  dianggap  memberikan  legitimasi  yang  lebih  kuat  dalam 

melakukan serangan. 

AS menjadi pimpinan dalam fase pertama karena AS dianggap mempunyai 

kapabilitas  yang  lebih  dari  anggota  NATO  lainnya  dalam  melakukan  serangan. 

Kepentingan Amerika..., Roby Rakhmadi, FISIP UI, 2012

100

 

  

  

  

  

  

Peran AS kemudian hanya menjadi sekadar peran pembantu akan tetapi masih 

memainkan peran yang signifikan dengan penyediaan sejumlah kapal perang dan 

pesawat tempur bagi NATO dalam melakukan serangan. Di samping itu, AS 

menyuplai persediaan bom yang dipakai oleh NATO dalam melakukan serangan ke 

Libya. 

  

Di bidang ekonomi, pelibatan pihak NATO dalam melakukan intervensi ke 

Libya akan mengurangi beban anggaran yang dihadapi oleh AS. Apalagi AS masih 

belum sembuh dari krisis dan dengan pelibatan ini akan terjadi pengurangan biaya 

yang cukup signifikan. Dalam operasi di Libya dengan waktu selama tujuh setengah 

bulan, AS hanya menghabiskan dana sekitar 1 milyar US$ ketimbang operasi di Irak 

dan Afghanistan selama bertahun-tahun yang menghabiskan dana sekitar 1,3 trilyun 

US$. Tidak diterjunkannya pasukan darat di Libya bisa digantikan dengan 

mempersenjatai pemberontak sehingga mereka dapat menekan pasukan loyalis 

Khadafi. 

Keterlibatan AS dalam perang di Irak dan Afghanistan tidak memungkinkan 

AS untuk terlibat perang berkepanjangan dengan mengirim pasukan darat ke Libya. 

Untuk melumpuhkan perekonomian Libya, AS dan negara NATO melakukan 

pembekuan terhadap aset-aset Khadafi di sejumlah negara Eropa. 

Operasi kontra intelijen yang dijalankan oleh AS dan NATO berhasil 

mengetahui   titik-titik   pertahanan   Khadafi   sehingga   memudahkan   pergerakan 

pasukan pemberontak dalam merangsek ke Tripoli. Di samping itu, AS dan NATO 

membantu penyerangan pemberontak dengan mengarahkan serangan udara kepada 

pasukan lapis baja dan senjata berat yang dimiliki Khadafi sehingga lama kelamaan 

Khadafi menjadi lemah. Embargo senjata dilakukan pada Khadafi sedangkan pada 

NTC tidak dilakukan. Pengiriman senjata pun dilakukan dengan meminta bantuan 

Qatar dan Prancis. 

Di  bidang  sosial,  dengan  ditetapkannya  Khadafi  sebagai  penjahat  perang 

oleh Mahkamah Internasional memudahkan AS dalam meraih dukungan dari pihak 

internasional dalam melancarkan intervensi ke negara tersebut. Bersamaan dengan 


  

  

  

gelombang musim semi Arab yang terjadi di kawasan timur tengah, AS ingin 

memperbaiki  citranya  dengan  membantu  upaya  demokratisasi  di  Libya. 

Bergesernya peran AS menjadi peran pembantu dalam intervensi ini tetap 

memungkinkan AS untuk terlibat dengan peminjaman kapal-kapal dan pesawat 

tempurnya. Setelah perang pun, AS tidak melepaskan begitu saja upaya rekonstruksi 

di  Libya  dengan  mengadakan  konferensi  untuk  membantu  upaya  pemulihan  di 

Libya. Bersama dengan anggota NATO lainnya yang juga merupakan anggota G8, 

AS menawarkan pinjaman dana kepada Libya. Dengan rekonstruksi yang berhasil di 

Libya, maka upaya AS untuk memulihkan pengaruhnya akan terbantu. 

  

Rekonstruksi yang dilakukan di Libya pasca rezim Khadafi terguling akan 

membuat NTC tidak merasa ditinggalkan oleh AS dan pemerintah pengganti akan 

mudah memelihara hubungan baik dengan barat dan monarki Arab Teluk. Masalah 

yang tersisa adalah sejumlah besar ekstrimis yang melarikan diri dari penjara atau 

muncul dari bawah tanah secara langsung di awal pemeberontakan. Banyak dari 

mereka  yang  kemudian   bergabung  ke  dalam  perang.  Minimnya  pengalaman 

demokrasi Libya dan penurunan Khadafi tidak serta merta akan menciptakan 

pemerintahan yang demokratis. 

Dengan kondisi seperti itu,AS harus meningkatkan perannya dengan membantu 

PBB, Eropa, dan Arab dalam membangun kembali Libya. Pemimpin AS harus 

memperhatikan permintaan bantuan kontra teroris Libya karena kepemimpinan yang 

baru membutuhkan bantuan dalam menghadapi masalah ini. penggulingan Khadafi 

akan  memberikan  perkembangan  yang  sangat  positif  yang  menguntungkan  AS, 

Eropa, dan kebanyakan negara Arab, tapi perhatian kepada kondisi sesudahnya 

membutuhkan dukungan sejumlah pihak guna mencegah kekacauan pasca revolusi.  

  

  

  

  

Dalam  peperangan  di  Libya,  AS  dan  NATO  menggunakan  pemberontak 

Libya sebagai komponen untuk melakukan serangan darat. Adanya mandat PBB 

yang melarang penyebaran pasukan darat ke Libya telah menghalangi upaya NATO 

untuk memenangkan perang di negara tersebut. Mengingat catatan sejarah yang 

menyatakan bahwa belum pernah ada perang yang dimenangkan hanya dengan 

mengandalkan serangan duara. Berikut ini adalah penjelasan mengenai perang yang 

dilakukan oleh pihak pemberontak di Libya. Peperangan yang dilakukan oleh pihak 

pemberontak di Libya terbagi menjadi beberapa front. Pada awalnya, pihak oposisi 

mengalami kesulitan dalam menandingi pasukan Khadafi yang bersenjata lebih 

lengkap. 

Akan tetapi seiring dengan berjalannya waktu melalui pengiriman bantuan 

senjata secara ilegal kepada pihak pemberontak dan serangan udara NATO secara 

beruntun kepada pihak Khadafi, situasi mulai berbalik dengan semakin melemahnya 

pihak  Khadafi  dalam  melancarkan  perlawanan  terlebih  sistem  pertahanan  udara 

Libya telah dilumpuhkan di awal operasi odyssey dawn sehingga membuat kondisi 

peperangan menjadi tidak seimbang di pihak Khadafi. Peperangan di darat antara 

pemberontak dan Khadafi terbagi menjadi beberapa front yang saling terkait satu 

sama lain. Serangan udara NATO yang dilakukan turut memegang andil dalam 

jalannya peperangan. 

  

  

4.1 Front Timur 

  

  

  

Protes yang memulai revolusi Libya terjadi sepanjang pertengahan Februari 

di Cyrenaica. Pusat dari protes ini adalah kota Benghazi, ibukota tidak resmi dari 

Cyrenaica  yang kemudian  meluas ke wilayah sekitarnya.  Demonstrasi  ini 

dipengaruhi   oleh  protes   serupa   di  Tunisia   dan  Mesir  di  mana  demonstran 

Kepentingan Amerika..., Roby Rakhmadi, FISIP UI, 2012

103

 

  

  

  

  

  

menurunkan presiden Zine Ebidin Ben ali dan Husni Mubarok pada Januari dan 

awal Februari. Tanda pertama kerusuhan di Libya terjadi pada 1 Februari ketika 

aktivis politik berbasis dunia maya ditahan atas upayanya untuk menggelar 

demonstrasi. Gerakan protes kemudian digelar oleh National Conference of Libyan 

Opposition, kelompok oposisi Libya di pengasingan yang diciptakan di tahun 2005. 

Protes yang dikenal sebagai hari kemarahan dijadwalkan pada tanggal 17 Februari 

2012. 

  

Setelah hari kemarahan diumumkan, Khadafi bertemu dengan aktivis politik 

dan media lokal guna mengingatkan mereka untuk tidak memperparah keadaan. 

Akhirnya  Khadafi mengirim dua utusannya  yaitu Saadi dan Abdullah al-Sanussi 

untuk menenangkan kelompok oposisi akan tetapi tidak mampu mengatasi keadaan. 

Pada 15 dan 16 Februari, polisi dan pasukan paramiliter  melakukan taktik yang 

brutal dengan menembakkan peluru karet dan gas air mata untuk membubarkan 

pemrotes.  Pada  17  Februari,  aparat  keamanan  mulai  menembaki  para  pemrotes 

dengan peluru yang mengakibatkan lebih dari 150 orang tewas dalam 3 hari. Pada 

18  Februari,  pasukan  rezim  menembaki  prosesi  pemakaman  penduduk  lokal  di 

  

Katiba. 

  

Pada tanggal 18 Februari 2011, para pemrotes membalas dengan menyerang 

barak yang kemudian menjadi awal dari revolusi. Pada 20 Februari, para pemrotes 

membanjiri Katiba. Pada hari itu juga, Abdul Fattah Younis, menteri dalam negeri 

Libya menyeberang ke pihak oposisi yang mengakibatkan para pemrotes dapat 

mengambil alih Katiba dan melemahkan pengaruh rezim di Benghazi. Pembelotan 

lainnya  mengurangi  pengaruh  Khadafi  dalam  mengendalikan  militer  di  timur. 

Protes-protes lainnya  kemudian  meletus  di  al-Bayda,  derna,  dan  Tobruk  secara 

bersamaan . 

Para pemrotes di Cyrenaica kemudian mempersenjatai diri untuk memerangi 

pasukan Khadafi. Setelah menguasai Benghazi, pasukan pemberontak kemudian 

bergerak ke selatan dan bentrok dengan pasukan rezim di Brega. Brega jatuh ke 

tangan oposisi pada 20 Februari ketika pasukan anti Khadafi mengendalikan kilang 

Kepentingan Amerika..., Roby Rakhmadi, FISIP UI, 2012

104

 

  

  

  

  

  

minyak. Penduduk Brega kemudian mengumpulkan senjata dari loyalis dan barak 

militer terdekat untuk bergerak ke barat atau membalas serangan. Pada 2 Maret, 

pasukan loyalis berhasil mengambil alih kawasan kota tua Brega dan universitas. 

Pertempuran berikutnya terjadi di sepanjang jalan pantai yang terdiri atas tembakan 

artileri, perang darat, dan kecenderungan kedua belah pihak guna mundur dan 

melakukan serangan balik. Pasukan loyalis masuk ke dalam kota setelah tembakan 

artileri  yang  bertuni-tubi  dan  beberapa  serangan  udara  sehingga  menggnatikan 

posisi  pasukan  pemberontak  di pinggiran  Brega  tua.  Pasukan  loyalis  menguasai 

Brega dalam waktu singkat karena pemberontak mengusir mereka keesokan harinya 

dengan datangnya bantuan dari Cyrenaica. Kemenangan pemberontak di Brega 

membuka jalan untuk pergerakan pasukan ke Ras Lanuf pada 4 Maret. Pertempuran 

di  Ras  Lanuf  berlangsung  singkat  tapi  keras  dan  pengambilalihan  kota  tersebut 

terjadi pada malam harinya. Pada 5 Maret, pasukan pemberontak tiba di Bin Jawad 

dan mengambil kendali kota tersebut.133

 

   Pasukan pemberontak mendapat tembakan 

yang mematikan dan kemudian mundur setelah bertempur sehari. Pasukan 

pemberontak menghadapi populasi lokal yang menyediakan bantuan secara diam- 

diam atau aktif dalam mendukung pasukan Khadafi dengan mengizinkan pasukan 

loyalis menembaki mereka dari rumah atau memerangi pemberontak sendiri. Pada 

tahap ini, pemberontak masih belum terlatih atau terorganisir dalam mengambil alih 

kota di mana pasukan Khadafi bermarkas dan penduduknya bermusuhan. 

Pada  6  Maret,  pasukan  rezim berhasil  mengambil  kembali  posisi  di  Bin 

Jawad dengan memakai helikopter dan pesawat tempur. Setelah kalah, pasukan 

pemberontak mundur ke Ras Lanuf di mana mereka menahan serangan artileri dan 

pengeboman selama 3 hari. Pasukan pemberontak terpaksa mundur ke Brega pada 

10 dan 11 Maret. Pertempuran di Brega dimulai antara 13 dan 14 Maret dengan 

serangan   artileri   yang   memaksa   mereka   untuk   mundur   dari   kota.134

 

 

 

 

   Para 

pemberontak mundur ke Ajdabiya untuk mencegah pasukan Khadafi merangsek ke 

Benghazi. Mundurnya pemberontak adalah kerugian besar bagi pemberontak karena 

  

  

  

lokasinya yang strategis. Ajdabiya adalah persimpangan jalan yang vital untuk 

Cyrenaica  dengan  jalan  arah  utara  adalah  Benghazi,  timur  adalah  Tobruk,  dan 

wilayah   tenggara   adalah  wilayah   oasis   Kufra.  Jika  pemberontak   kehilangan 

Ajdabiya, kesempatan untuk mencegah Khadafi memasuki Benghazi dan 

menggunakan lapis baja, artileri, dan kekuatan udara pada markas pemberontak di 

Benghazi akan menjadi sangat kecil. Dengan pentingnya kedudukan Ajdabiya, 

pemberontak harus mempertahankan kota tersebut. 

Pada 15 Maret, pasukan pemberontak mundur dari Ajdabiya karena serangan 

artileri, tank, dan pengeboman. Kota tersebut jatuh ke tangan loyalis pada 18 Maret. 

Serbuan ke Benghazi dimulai sebelum Ajdabiya jatuh dengan sejumlah serangan 

udara di dekat bandara beinana pada 17 Maret. Pasukan darat dan tank Khadafi 

mulai bergerak ke daerah pinggiran Benghazi setelah pertempuran singkat dengan 

pasukan pemberontak di kota Zuwaytinah. Hal ini menunjukan adanya 

ketidakseimbangan antara kekuatan rezim dan pemberontak. Tidak terlatihnya 

pemberontak ditunjukkan ketika sebuah jet pemberontak jatuh di dalam kota. 

Serangan darat dan udara kemudian menghantam lingkungan paling selatan 

Benghazi pada 19 Maret. Serangan Khadafi pada Benghazi hanya berumur pendek. 

Pesawat   tempur  Prancis  mulai  mengudara   di  Benghazi   sebagai   bagian   dari 

intervensi internasional yang disahkan oleh resolusi dewan keamanan PBB no. 1973 

yang bertujuan untuk menegakkan zona larangan terbang dan melakukan segala hal 

yang diperlukan guna melindungi penduduk sipil dan permukimannya dari ancaman 

serangan.135

 

   Pemerintah Prancis dan AS menjalankan mandat ini setelah mendapat 

kritik atas diamnya mereka dalam protes di Tunisia dan Mesir. Jet-jet Prancis 

menargetkan tank dan kendaraan lapis baja Khadafi di luar Benghazi sehingga 

mencegah serangan lebih lanjut ke dalam kota. 

Sementara intervensi internasional di Libya berhasil dalam mencegah kekalahan 

kaum  pemberontak  dari  pasukan  Khadafi,  hal  tersebut  tidak  mengakhiri  konflik 

dengan  cepat.  Konflik  berlanjut  selama  berbulan-bulan  dengan  pertempuran  di 

  

  

  

Cyrenaica mengalami jalan buntu dan kantong pemberontak di Misrata mendapat 

kepungan dari pasukan Khadafi. NATO memainkan peranan yang sangat penting 

dalam mencegah kejatuhan Misrata sebagaimana memperkuat kantong pemberontak 

atas wilayah timur Libya.136

   

   Memasuki pertengahan Maret dan awal April, 

pertempuran  di Cyrenaica  ditandai  oleh pertukaran  wilayah  utama antara 

pemberontak dan loyalis. Kedua belah pihak memperoleh tambahan dan kehilangan 

wilayah dengan garis depan bergeser antara Benghazi dan Harawa. Fluktuasi ini 

terjadi  karena  dukungan  awal  yang  pesawat-pesawat   NATO  berikan  kepada 

pasukan pemberontak dalam bentuk serangan terarah ke senjata berat pasukan 

loyalis.137

  

  

Loyalis kemudian mundur ke Benghazi dari Ajdabiya pada 20 Maret yang 

menghasilkan  pertempuran  6  hari  dalam  perebutan  kota  pantai  yang  strategis 

tersebut sebagaimana pemberontak memperoleh momentum sepanjang gerakan 

berikutnya ke arah Sirte yang merupakan ofensif kedua sejak awal protes pada 

Februari 2011. 

Pada 26 Maret, pasukan loyalis mundur setelah serangan udara NATO yang 

menghancurkan 4 tank T-72 dan sejumlah artileri di samping cukup menghancurkan 

jalur  perbekalan  loyalis  dari  Sirte.  Setelah  menang  di  Ajdabiya,  pemberontak 

bergerak ke arah barat dan merebut Brega, Ras Lanuf, dan Bin Jawad. Pergerakan 

pemberontak mencapai titik tertingginya pada 28 Maret di Harawah, 50 mil dari 

Sirte. Pasukan Khadafi mundur dari Ajdabiya ke Sirte untuk mendapatkan suplai, 

memasang ranjau pada jalan, dan menyergap pemberontak ketika mendekat. 

Pada 30 Maret, serangan artileri loyalis berhasil memaksa pemberontak untuk 

mundur ke Ajdabiya yang mengakibatkan loyalis menaklukkan kembali Brega. Pada 

minggu  berikutnya,  pasukan  Khadafi  mampu  memukul  mundur  serangan  balik 

pasukan pemberontak di Brega. Dengan posisi loyalis yang menduduki Brega dan 

  

  

  

pemberontak di Ajdabiya, front timur telah mengalami kebuntuan yang berlangsung 

sampai Juli. 

Mundurnya pihak pemberontak dikarenakan oleh kurangnya pengalaman dan 

persenjataan  mereka.  Prestasi  pemberontak  yang  minim  tanpa  bantuan  NATO 

adalah salah satu tanda bergantungnya mereka pada kekuatan luar sepanjang 

peperangan.   Pasukan Khadafi juga mulai menggunakan kendaraan sipil dalam 

pertempuran yang serupa dengan pemberontak pakai.138

   

   Pemberontak bertahan di 

Ajdabiya dan serangan balik terhadap Brega dijelaskan oleh upaya pemimpin 

pemberontak  untuk mengatur  kembali  pasukan  mereka. Reorganisasi  yang 

dilakukan oleh pasukan pemberontak tidak berdampak pada keamanan akan tetapi 

menghasilkan fase peperangan yang stagnan di bagian timur. Selama lebih dari 3 

bulan,   tidak   ada   perubahan   yang   nyata   dalam   garis   depan   di   Cyrenaica, 

pemberontak bertahan di Ajdabiya sedangkan pasukan Khadafi tertahan di Brega. 

NATO  bertanggungjawab  atas  kebuntuan  yang  terjadi  dengan  garis  yang 

dibentuk oleh organisasi tersebut antara pasukan pemberontak dan pemerintah. 

Pemberontak akhirnya memecahkan kebuntuan di Brega ketika mereka melancarkan 

serangan  besar  pada  15  Juli.  Pesawat  tempur  NATO  juga  telah  melancarkan 

serangan udara di Brega sebelum serangan pemberontak yang ditargetkan pada tank, 

teknisi, dan kendaraan pengangkut personil pada 13-14 Juli. 

Pada  17  Juli,  pasukan  oposisi  akhirnya  memasuki  Brega  dengan  merebut 

wilayah utara dalam pertempuran jalanan yang berat sementara pasukan pemerintah 

menaklukkan fasilitas petrokimia di barat daya. Pertempuran berlanjut selama 3 hari 

sampai pasukan Khadafi mundur ke Ras Lanuf. Pada 28 Juli, salah satu pemimpin 

pemberontak,  Abdul  Fatah  Younis  ditembak  orang  tak  dikenal  di  Benghazi. 

Kematian Younis telah mengagetkan  pemberontak  Cyrenaica di mana suku-suku 

dan milisi telah menyampingkan perbedaan mereka guna melakukan perlawanan 

terhadap rezim. 


  

  

  

4.2 Front Tripoli 

  

  

  

Kerusuhan meluas ke Tripoli setelah demonstrasi di hari kemarahan digelar, 

Khadafi  memimpin  rapat  umum  guna  memobilisasi  pendukung  dan  pasukan 

keamanan untuk meredam protes. Pada 19 Febuari, hubungan internet Libya dengan 

dunia  luar  dipadamkan  oleh  pemerintah  guna  mengganggu  kemampuan  pihak 

oposisi untuk mengorganisir dan berkomunikasi. Lepasnya Cyrenaica dari rezim 

secara cepat dan  tumbuhnya kerusuhan di Tripolitania mengagetkan pihak rezim. 

Ketika  protes  mencapai  Tripoli  pada  20  Febuari  dan  terjadi  bentrokan  pertama 

antara demonstran dan aparat keamanan di ibukota, Khadafi tetap tidak mau 

menyerah. 

Pembelotan-pembelontan dari rezim mengakibatkan pemerintah Libya mulai 

terpecah.  Pendukung  rezim  yang  setia  berasal  dari  Tripolitania  dan  Fezzan. 

Pembelot berasal dari Cyrenaica. Pembelotan yang paling dramatis terjadi pada 21 

Febuari  setelah  utusan  Libya  untuk  PBB,  Ibrahim  Dabbashi  menyebut  Khadafi 

sebagai penjahat perang dan menuntutnya untuk mundur.139

   

   Nama lainnya yang 

mundur dan bergabung dengan oposisi adalah Mustafa abdul jalil (kepala NTC), 

Dubes Libya untuk AS Ali Aujali, Dubes untuk India Ali Issawi, dan pewakilan 

untuk Liga Arab Abdel Monim Al Howni. 

Walaupun  Khadafi  berhasil  mengamankan  ibukota,  ia  telah  kehilangan 

kendali  atas  hampir  seluruh  Cyrenaica  pada  22  Februari  termasuk  Benghazi, 

Ajdabiya, Al-Bayda, dan Tobruk.  Di Tripolitania, kerusuhan telah meluas ke kota 

Misrata  dan  Zawiyah.  Khadafi  telah  dilemahkan  oleh  kekalahan  dan  rezimnya 

berada di ambang keruntuhan sejak awal-awal revolusi. Akan tetapi momentum 

pemberontakan di Tripoli telah dipatahkan dan Khadafi masih mampu berperang 

untuk   mengendalikan   negaranya.   Pemberontak   secara   geografi   tersebar   dan 

kantong-kantong  pemberontak  di  Tripolitania  berhasil  disekat  oleh  para  loyalis. 

Kepentingan Amerika..., Roby Rakhmadi, FISIP UI, 2012

109

 

  

  

  

  

  

Selain  itu,  pemberontak  tidak  punya  kekuatan  militer  yang  terlatih  dan 

kepemimpinan politik yang bersatu. 

Akan tetapi pembelotan-pembelotan yang terjadi tidak mampu mengurangi 

kekuatan  lingkaran  dalam  yang  Khadafi  andalkan  untuk  berkuasa.  Sementara 

kekuatan militer reguler telah tepecah akan tetapi kekuatan paramiliter Khadafi yang 

lebih kuat yang bertujuan untuk membasmi pemberontakan masih tetap setia. 

Walaupun kecil dalam jumlah, mereka menyediakan basis yang setia dan kuat 

ditambah dengan komite revolusioner, milisi, dan militer reguler yang masih tersisa. 

Walaupun mendapat embargo, Khadafi masih mempunyai cadangan keuangan yang 

masih banyak untuk menjaga rezim tetap berjalan dan cadangan peralatan militer 

dalam jumlah besar. Khadafi juga memperoleh dukungan dari suku-suku yang telah 

menjadi bagian dari rezimnya selama beberapa dekade. 

  

  

4.3 Front Zawiyah 

  

  

  

Zawiyah  adalah  kota besar di Tripolitania  Barat  yang terletak di dataran 

Jafara yang subur dan berpenduduk padat. Kota ini sangat penting karena fasilitas 

pelabuhan dan kilang minyaknya. Kota ini terhubung ke ladang minyak Fezzan 

melalui jalur pipa dan sumber utama bahan bakar Tripoli. Rezim membutuhkan 

suplai  minyak stabil  guna melanjutkan  peperangan.  Hilangnya  Cyrenaica  berarti 

rezim tidak mempunyai akses terhadap kilang minyak yang tersisa. Tiga kilang 

terletak sepanjang pantai di antara Tripoli dan Benghazi serta dekat perbatasan 

Mesir.140

  

Pemberontakan di Zawiyah mengancam rezim karena letaknya yang dekat 

  

dengan Tripoli. Pemberontakan di pinggiran Tripoli bersamaan dengan revolusi di 

Misrata dan pegunungan Nafusa akan mengepung pusat kekuasaan rezim dan 

memotongnya dari basis pertahanan di Tripolitania dan Fezzan. Pemberontakan di 

Zawiyah  dan  Tripolitania  menghadirkan  ancaman  langsung  terhadap  posisi  dan 

  

  

  

legitimasi   rezim.   Penguasaan   kota   yang   begitu   dekat   dengan   Tripoli   oleh 

pemberontak  mengurangi  upaya Khadafi  untuk membendung  jangkauan  revolusi 

dan menggambarkan konflik sebagai perang saudara antara Cyrenaica dan 

Tripolitania.141

  

Ketika Khadafi memobilisasi pasukannya terhadap pemberontakan, Zawiyah 

  

menerima jeda sejenak dengan rezim yang berkonsentrasi pada perebutan Sabratha. 

Reaksi  yang  cepat  dari  rezim  untuk  membendung  kerusuhan  di  Sabratha  dan 

wilayah sekitarnya mengakibatkan pemberontak di Zawiyah terisolasi. Sementara 

rezim menumpas pemberontakan di Sabratha, Zawiyah tetap berada dalam 

ketidakpastian  dengan aparat keamanan  yang telah mundur dari kota akan tetapi 

para pemrotes dan penduduk masih belum mengangkat senjata. Brutalitas serangan 

yang dilakukan oleh aparat Khadafi pasca pengiriman utusan oleh Khadafi pada 23 

Februari memicu revolusi berskala besar ditambah dengan banyaknya tentara yang 

membelot. Pemberontakan di Zawiyah menghadapi bahaya serius ketika pasukan 

Khadafi mengamankan Tripoli dan melancarkan ofensif di akhir Februari guna 

menaklukkan   wilayah   yang   hilang.   Pasukan   loyalis   meningkatkan   serangan 

terhadap Zawiyah untuk mengamankan garis belakang di barat Tripoli dan 

mengamankan suplai bahan bakar untuk ofensif. 

Kekurangan senjata dan amunisi telah membatasi jumlah pejuang yang 

bersenjata menjadi ratusan orang walaupun terdapat ribuan orang yang siap untuk 

bergabung.  Pemberontak  memiliki senjata ringan, senjata anti tank dan pesawat, 

serta kendaraan lapis baja dan tank. Persenjataan datang dari tentara dan polisi yang 

membelot  yang  menyediakan  akses  terhadap  gudang  senjata  di samping  senjata 

yang  dijarah  dari  gedung  pemerintahan  dan  direbut  dari  tentara  loyalis.  Sama 

dengan  tentara  yang  menyeberang  di  Misrata  dan  Cyrenaica,  para  perwira  di 

Zawiyah tidak mempunyai cadangan senjata yang cukup guna berperang melawan 

pasukan  paramiliter  rezim  yang  lebih  lengkap  persenjataannya.  Khadafi  lebih 

  

  

  

  

mempercayakan kontrol cadangan senjata kepada pasukan paramiliter dan komite 

revolusioner142. 

Pada 24 Febuari, pemberontak terus bentrok dengan batalion pencegah di 

pinggir timur kota. Loyalis melancarkan serangan harian ke Zawiyah dengan 

kendaraan lapis baja dan teknik yang didukung oleh tembakan sniper dan artileri. 

Pada  4 maret, batalion  lainnya  dari brigade  Khamis  tiba di Tripoli  dengan  500 

pasukan dan sejumlah tank, kendaraan lapis baja, teknik, dan artileri berat guna 

bergabung dalam pengepungan. Kerusuhan di Tripoli telah menunda bala bantuan 

loyalis ke Zawiyah. 

Dengan Zawiyah yang terkepung dan momentum pemberontakan yang 

berbalik di awal Maret, loyalis mulai menyerang kota dari berbagai arah. Rezim 

menempatkan sniper di atas atap dan tidak membedakan dalam menembak guna 

menurunkan moral oposisi dan menimbulkan korban yang besar pada pemberontak 

dan warga sipil. 

Selama 2 minggu di bulan Maret, peperangan di Zawiyah menjadi serangan 

dan penarikan mundur pasukan loyalis secara rutin setiap hari. Artileri akan 

menghujani  kota  di  pagi  hari  yang  menyediakan  perlindungan  pasukan  loyalis 

ketika bergerak ke arah pertahanan pemberontak.  Tank dan infantri loyalis akan 

maju bersamaan tapi kurang terkoordinasi dari timur dan barat sehingga memaksa 

pemberontak   untuk   membagi   pasukan   mereka.   Pertempuran   jalanan   terjadi 

sepanjang hari dengan pemberontak yang mundur lebih jauh ke dalam kota sampai 

loyalis mundur di sore harinya. Pasang surutnya peperang menerangkan bahwa 

pemberontak memukul mundur pasukan Khadafi setiap hari tapi hanya sedikit aksi 

yang menentukan dari salah satu pihak.143

  

Seiring dengan berjalannya  waktu, milisi pro Khadafi  menaklukkan  kota. 

  

Khadafi  kemudian  mengalihkan  pasukannya  termasuk  Brigade  Khamis  ke timur 

guna bergabung dalam pengepungan di Misrata. Rezim telah mengamankan kilang 

minyak dan terminal impor guna menyediakan suplai bahan bakar secara temporer 

  

  

  

untuk pasukan loyalis dan Tripoli. Sementara pemberontakan Zawiyah telah 

menghilang di awal Maret dan rezim mengamankan kota, gerakan bawah tanah di 

dalam  kota  melakukan  serangan  secara  tidak  teratur  terhadap  pasukan  yang 

menduduki  kota.  Sejak  pemberontakan  di  Zawiyah  runtuh  karena  kekurangan 

suplai, pemberontak di pegunungan Nafusa mencoba membantu gerakan gerilya dan 

menyalakan kembali pemberontakan dengan menyelundupkan senjata ke wilayah 

tersebut.144

  

Pertempuran   Zawiyah  mencerminkan   strategi   sederhana   Khadafi   yang 

  

efektif guna menaklukkan kembali Misrata, Benghazi, dan kota lain yang dikuasai 

pemberontak. Sementara rezim menghancurkan pemberontakan di zawiyah, hal 

tersebut  telah  menghabiskan  banyak  waktu  dan  mengerahkan  pasukan  terbaik 

Khadafi yang dapat menyokong ofensifnya ke Misrata dan Cyrenaica.145

  

  

  

4.4 Front Misrata 

  

  

  

Peperangan yang mengalami kebuntuan di Cyrenaica bersamaan dengan 

pengepungan terhadap kantong pemberontak Misrata di bagian barat Libya. Misrata 

menjadi tempat peperangan terberat dalam konflik dengan pasukan loyalis dan 

pemberontak yang berjuang untuk memperebutkan kota. Intervensi NATO di 

pertengahan Maret mencegah pasukan loyalis merebut pusat pemberontakan di 

Cyrenaica, tetapi pemberontakan di Misrata mengancam kekuasaan Khadafi atas 

Tripolitania dan seluruh negeri. Khadafi melancarkan serangan atas Misrata dan 

membendung pemberontakan di Cyrenaica. 

Jika Misrata jatuh ke tangan pemerintah, Khadafi akan mampu memusatkan 

sejumlah besar pasukannya dalam mempertahankan bagian timur di mana ia dapat 

membuat konflik menjadi stalemate dan membagi negara secara de facto antara 

Tripolitania dan Cyrenaica sepanjang garis depan yang statis di sekitar Brega. Untuk 

pemberontak,  kontrol  atas  Misrata  memberikan  jalan  menuju  Tripolitania  dan 

Kepentingan Amerika..., Roby Rakhmadi, FISIP UI, 2012

146

 

  Anthony Bell & David Witter. The Libyan Revolution Part 3: Stalemate & Siege op. cit. 17 

113

  

  

  

  

  

  

kesempatan  bergerak  ke  Tripoli  yang  dapat  mengalihkan  mereka  dari  pasukan 

Khadafi yang tersebar di wilayah antara Brega dan Misrata. Sepanjang pemberontak 

mengendalikan Misrata, Khadafi tidak dapat membagi negara dengan mudah.146

  

Pertempuran Misrata adalah momen penting dalam perang. Pemberontak 

mempunyai kesempatan untuk mengancam kekuasaan Khadafi atas seluruh negeri 

sedangkan   khadafi   berkesempatan   untuk  tetap   memegang   kekuasaan   dengan 

membagi negeri. NATO memainkan peran yang penting dalam mencegah Misrata 

jatuh ke tangan rezim tetapi aksinya di Misrata menjadi simbol dari keterlibatannya 

dalam perang. Aliansi menghadapi sejumlah tantangan dalam menyelesaikan tujuan 

militernya dalam melindungi penduduk sipil dan tujuan politik yang ditetapkan 

pemimpin barat untuk mengusir Khadafi. Ketika pertempuran Misrata mencapai 

kebuntuan di bagian timur, waktu yang diperkirakan bagi anggota NATO untuk 

terlibat dalam perang lebih lama dari yang diperkirakan. Pertempuran yang ada juga 

menunjukkan terbatasnya penggunaan kekuatan udara dalam melindungi penduduk 

sipil dan dukungan terhadap pihak ketiga yang terjebak dalam peperangan di 

lingkungan yang padat penduduk. Misrata masih dalam serangan konstan sampai 

Mei walaupun terdapat serangan udara terhadap loyalis setiap hari dan upaya untuk 

melumpuhkan garis komando dan kontrol rezim. 

Protes anti rezim di Misrata dimulai pada 17 Februari bersamaan dengan 

protes  di  seluruh  negeri.  Demonstrasi  semakin  besar  ketika  penduduk  mulai 

merasakan   pukulan  berat  dari  pergolakan  dan  menolak  metode  brutal   yang 

dilakukan  oleh  rezim.  Pada  23  Februari,  setelah  pertempuran  jalanan  selama 

beberapa hari, Misrata jatuh ke tangan pemberontak setelah aparat keamanan pergi. 

Pemberontak kemudian memperluas kendali mereka atas sebagian besar Misrata 

sementara rezim memobilisasi pasukannya sepanjang Tripolitania. Pada awal Maret, 

loyalis kembali berperang dengan pasukan pemberontak di bandara. Pemberontak di 

Misrata  mampu   menahan  serangan  rezim  sementara   Khadafi  mengumpulkan 

pasukan guna memadamkan  pemberontakan  lain di Tripolitania.  Pada 10 Maret, 

Kepentingan Amerika..., Roby Rakhmadi, FISIP UI, 2012

114

 

  

  

  

  

  

pasukan loyalis di Misrata semakin besar dengan bala bantuan yang datang dari 

Sirte dan Tripoli. Mereka kemudian mendirikan pos di Misrata dan melakukan 

penyelidikan terhadap pertahanan pemberontak.147

  

Sementara AS dan sekutunya mempersiapkan intervensi di Libya setelah DK 

PBB meluluskan resolusi No. 1973, Misrata hampir jatuh ke tangan rezim. 

Pemberontak  mengendalikan  pusat kota dan pelabuhan tetapi kekurangan  suplai. 

Pada 19 Maret, operasi odyssey dawn digelar dengan hantaman rudal jelajah AS ke 

bandara Misrata dan akademi penerbangan sebagai bagian dari upaya untuk 

menghancurkan  pertahanan  udara  terpadu  Libya  di seluruh  negeri  dan  angkatan 

udara Libya. Ofensif rezim di akhir Maret memulai fase kedua pertempuran Misrata 

yang akan berlangsung selama 2 bulan. Pasukan loyalis dan pemberontak tertahan di 

dalam  kota dengan  pertempuran  yang berkembang  menjadi  jarak dekat.148

 

 

   Pada 

hari-hari awal operasi, pasukan koalisi berfokus pada penghancuran angkatan udara 

Libya serta infrastruktur komandonya. Sedangkan target terhadap pasukan loyalis 

adalah pergerakan pasukan darat ke Benghazi. 

Pada awal pemberontakan di Misrata, pemberontak mengalami kekurangan 

senjata dan amunisi  karena terbatasnya  suplai  yang mereka  miliki. Pemberontak 

tidak mampu mempersenjatai para sukarelawan dan tidak banyak memiliki senjata 

berat selain senjata anti udara dan rifel rampasan. Kekurangan senjata telah 

mengakibatkan  pemberontak  berperang  dalam  bentuk  shift.  Mereka  berperang 

dalam kelompok yang terdiri dari 10 orang atau lebih yang berganti-ganti dalam 

melepaskan tembakan ke pihak loyalis. Dengan taktik manuver, pemberontak dapat 

mendekati dan kemudian mengepung loyalis sebelum bantuan dan senjata berat 

datang. Pemberontak mempunyai sumber daya akan tetapi kurangnya pelatihan, 

organisasi, dan senjata merintangi mereka. Kekurangan senjata berat telah menjadi 

kelemahan   mereka   terhadap   pasukan   loyalis   yang   bersenjata   lebih   lengkap. 

  

  

  

  

  

Pemberontak tidak dapat menjalankan senjata berat tanpa pelatihan dan bantuan 

logistik.149

  

Pemberontak di Misrata mengalami kekurangan senjata dan mendapat 

kepungan  oleh  pasukan  loyalis  dari  luar.  Pada  akhir  Maret,  persenjataan  dan 

amunisi  telah  berkurang  jauh  sekali.  Tanpa  suplai,  pasukan  loyalis  tidak  akan 

mampu menghadapi serangan loyalis dan kota tersebut akan jatuh. Rezim telah 

mengisolasi Misrata dari pusat pemberontakan di Cyrenaica dengan memerintahkan 

patroli  darat.  Pada  awal  Maret,  pengangkutan  barang-barang  militer  dan 

kemanusiaan dilakukan melalui laut dengan kapal-kapal yang melintasi Teluk Sidra 

dari Benghazi. Pengangkutan ini sangat vital dalam mengubah arah pertempuran 

dengan aliran suplai yang mengakibatkan para pemberontak dapat meningkatkan 

jumlah dan memantapkan serangan balik terhadap loyalis.150

  

NTC di Benghazi mengakui pentingnya memelihara kedudukan perlawanan 

  

di Misrata. Rezim berupaya merintangi pengangkutan barang melalui laut dengan 

mengirimkan beberapa kapal untuk memblokade pelabuhan. Pengangkutan ini 

menciptakan   hal   yang   sulit   bagi   NATO.   PBB   memandatkan   aliansi   guna 

menegakkan  embargo  senjata  pada  Libya  dan  intervensi  tersebut  dibenarkan 

berdasar misi kemanusiaan untuk melindungi penduduk sipil terhadap rezim. Akan 

tetapi terdapat kebutuhan untuk memperkuat pemberontak dan mencegah Misrata 

dari kejatuhan. Hal ini telah menjadi perdebatan di antara pemimpin barat antara 

mempersenjatai pemberontak dan tingkat dukungan dan koordinasi antara 

pemberontak   dan  NATO.   Sejak   awal,   NATO   tidak   konsisten   apakah   akan 

menerapkan embargo senjata secara penuh sementara bersikap buta pada 

pengangkutan laut yang menyediakan bantuan militer pada pemberontak yang 

mengakibatkan   kekecewaan   pada   pemimpin   pemberontak   di   Benghazi   dan 

Misrata151

  

  

  

  

  

Selain  pasar  gelap,  NTC  adalah  sumber  terpenting  peralatan  militer  dan 

senjata  terhadap  Misrata.  NTC  mengirim  perlengkapan  militer  dan  senjata  ke 

Misrata dari hasil rampasan atau kiriman Qatar. Dengan pengangkutan laut, para 

pemberontak mampu meningkatkan jumlah serangan dan kekuatan tempurnya. Pada 

Maret dan awal April, upaya rezim untuk menaklukkan pusat kota berhasil dicegah 

dengan pengangkutan laut untuk merusak strategi loyalis yang ingin memaksa 

pemberontak kekurangan suplai. Rezim mulai menyerang pengangkutan laut dan 

pelabuhan dengan menduduki jalan yang menghubungkan Misrata Tengah yang 

kemudian akan memotong kota dari pelabuhan. 

Pada akhir April, serangan udara NATO yang berkelanjutan telah membantu 

pemberontak merebut pusat kota dan memaksa rezim untuk berpikir ulang tentang 

strateginya. Menaklukkan Misrata telah menjadi sangat mahal untuk rezim. Ketika 

peperangan semakin berlarut-larut, pasukan Khadafi masih mampu bergerak di 

belakang garis depan dan sistem komando, tapi serangan udara mencegah rezim dari 

memmbanjiri pasukan dan senjata berat guna melancarkan serangan terkoordinasi 

seperti dalam konflik sebelumnya. 

Kerugian yang diderita telah mengurangi kekuatan militer rezim dan 

melemahkan pengepungan. Pemberontak di Misrata terus menerus mendapat suplai 

dan semakin kuat melalui pengangkutan laut tidak seperti pemberontak di Zawiyah 

dan tempat lain yang kehabisan amunisi dan sumber daya sehingga tidak dapat 

melanjutkan perlawanan. Usaha rezim untuk menguasai kembali Misrata dan 

mengamankan  Tripolitania  masih  ada,  akan  tetapi  usaha dan sumber  daya  yang 

mereka pakai menjadi sia-sia karena kuuntungan dan suplai yang pemberontak 

dapatkan   dari   pelabuhan.   Pertempuran   di   Misrata   juga   dilakukan   berdasar 

pembagian kesukuan dan divisi. Khadafi mempunyai hubungan yang baik dengan 

suku-suku di sekitar Misrata yang kemudian menyeimbangkan pemerintahnya 

terhadap keluarga-keluarga berpengaruh dan masyarakat yang tidak berdasarkan 

kesukuan di Misrata. 

Kepentingan Amerika..., Roby Rakhmadi, FISIP UI, 2012

117

 

  

  

  

  

  

Banyak pasukan loyalis di pusat kota yang mulai menarik diri dari posisinya 

di malam hari pada 21 April. Pasukan tersebut kemudian berkumpul kembali di 

bandara dan pinggiran kota. Ketika loyalis masuk kembali ke dalam kota terjadi 

pertempuran dengan para pemberontak yang telah masuk lebih dulu. Penarikan 

pasukan Khadafi dari pusat kota bukanlah akhir dari pertempuran. Rezim masih 

berniat   untuk   menaklukkan   Misrata   dan   mengalihkan   arah   pendudukan   ke 

pelabuhan  guna memotong  garis penyokong pemberontak.  Usaha  pertama  rezim 

guna menutup pelabuhan melalui laut dilakuan setelah NATO mengangkat blokade 

di akhir Maret setelah serangan darat loyalis yang gagal.152

  

Serangan  darat  dan  udara  rezim  pada  pelabuhan  adalah  upaya  terakhir 

  

mereka  untuk  mengubah  arah  peperangan.  Pasukan  loyalis  mengalami  kerugian 

besar akibat serangan balik pemberontak dan serangan udara NATO setelah menarik 

diri dari kota dan gagal memotong garis suplai pemberontak. Pemberontak berhasil 

menciptakan peluang untuk maju ke arah Tripoli. Pasukan loyalis menarik diri ke 

barat dan barat daya kota untuk memblok pergerakan pemberontak keluar Misrata. 

Pasukan Khadafi mundur ke wilayah yang bersahabat dengan rezim dengan 

mengambil posisi bertahan di timur Zlitan.153

  

Setelah  pemberontak   keluar  dari  Misrata  pada  Mei  dan  Juni,  terjadi 

  

perselisihan antara Dewan Militer Misrata dan NTC. Pemberontak Misrata lebih 

suka beroperasi di bawah sayap militer NTC ketimbang rantai komando formal. 

Pada akhir Juli, pemimpin Dewan Militer Misrata terbang ke Paris tanpa adanya 

perwakilan dari Benghazi. Mereka mengatakan bahwa Misrata adalah kunci untuk 

menaklukkan Tripoli. 

Pasukan  Khadafi  beradaptasi  dengan  lingkungan  perang  kota  dan 

keunggulan udara NATO atas medan perang.   Karena aturan perang dan prioritas 

target NATO, serangan udara dipusatkan pada peralatan berat loyalis antara lain 

tank dan artileri, jalur suplai serta pusat komando dan kontrol. Oleh karena itu, tank 

dan kendaraan berat lainnya tidak mampu beroperasi secara bebas di sekitar kota. 

  

  

  

  

Loyalis menempatkan tank dan peralatan berat di bawah tutup dan memasukkan 

tank yang ada di pusat kota ke dalam toko dan pasar agar tidak ditemukan oleh 

pesawat perang NATO. Tentara mengganti seragam mereka dengan pakaian sipil 

sehingga membuat tentara yang berperang di pusat kota sulit dibedakan dari 

pemberontak dan penduduk sipil.154

  

Loyalis  mulai  berperang  dari  teknik  yang  bisa  berpindah-pindah   dan 

  

menggunakan  konvoi  truk  pengangkut  daripada  transport  militer  untuk 

menggerakkan  orang  dan  suplai.  Truk  loyalis  yang  mengangkut  peluncur  roket 

ganda bertanggung jawab atas banyaknya tembakan artileri di dalam kota dengan 

menggunakan taktik “serang dan lari” agar sulit ditemukan. Peluncur tersebut akan 

mengeluarkan roket dari gedung-gedung yang aman atau kamuflase lainnya, 

mengeluarkan tembakan ke arah kota dan kemudian kembali secara cepat ke bawah 

penutup  untuk  pengisian  kembali  atau  pindah  ke  posisi  baru.  Perubahan  dalam 

taktik membuat peralatan berat loyalis sulit untuk ditemukan oleh pesawat perang 

NATO.  Terlebih,  loyalis  mulai  memposisikan  diri  di  dekat  target  sipil  secara 

sengaja sehingga NATO menjadi ragu untuk menyerang. 

Ketika NATO mencoba untuk memecahkan pengepungan rezim terhadap 

Misrata, perubahan taktik loyalis mengakibatkan terjadinya kekecewaan yang amat 

kuat. Pemberontak sulit untuk memahami alasan NATO tidak dapat menghentikan 

pengeboman  artileri  dan  serangan  darat  yang  berkelanjutan.  Pemberontak  dan 

Prancis mengkritik dengan kasar bahwa NATO tidak melakukan hal yang cukup 

untuk menyelamatkan Misrata. Perwira NATO mengakui bahwa aturan perang yang 

ketat telah membatasi target yang dapat diserang di sekitar Misrata. Laksamana 

Giampaolo Di Paola, kepala komite militer NATO menjelaskan bahwa aliansi 

mengalami  kesulitan  untuk  menghentikan  pengeboman  rezim  terhadap  Misrata 

tanpa menyebabkan kerusakan berat terhadap target sipil. Walaupun serangan udara 

  

  

  

  

  

 

  

  

  

Pegunungan Nafusa terletak di barat Tripolitania, selatan dataran Jafara, 

wilayah  yang  datar  dan  padat  penduduk  yang  membentang  di  barat  Tripoli 

sepanjang pantai Mediterania sampai perbatasan Tunisia. Pegunungan nafusa adalah 

rumah bagi populasi berber Libya yang dikenal sebagai Amazigh. Berber Nafusa 

dan rezim Khadafi sudah sejak lama bermusuhan dengan berber yang merupakan 

pendukung raja Idris di mana beliau mendukung posisi suku ini terhadap suku dan 

elit Tripolitania  yang berlawanan.156

 

 

   Khadafi  menggunakan  dukungan  suku-suku 

Arab di Tripolitania sebagai basis politik dan mengadopsi ideologi nasionalisme Pan 

Arab. Selama hampir 40 tahun, Khadafi melakukan kebijakan Arabisasi dengan 

menganggap identitas berber sebagai penemuan kolonial dan Libya adalah murni 

negara Arab. Rezim menyangkal keberadaan Berber sementara secara berkelanjutan 

mendiskriminasi mereka dengan kebijakan represif salah satunya pelarangan 

penggunaan bahasa Amazigh. 

Pertempuran  di pegunungan  Nafusa  dimulai  pada  Februari  sebagai 

perlawanan rakyat terhadap institusi keamanan dan politik rezim di tiap kota. 

Pemberontakan  ini muncul  bersamaan  dengan  pemberontakan  lain di Libya  tapi 

tidak berkoordinasi dengan NTC. Ketika protes berubah menjadi kontak senjata. 

Pemberontak  tidak  mampu  untuk  mengendalikan   situasi  sampai  Juni  setelah 

serangan udara NATO melemahkan posisi rezim dan pengapalan senjata secara 

rahasia dari Prancis dan Qatar memperkuat oposisi untuk melakukan serangan. Dua 

serangan  pemberontak  yang terjadi  di akhir  Juli  dan awal  Agustus  memperoleh 

  

  

  

  

  

keuntungan  ketika  pertempuran  berpindah  secara  lambat  dari  pegunungan  ke 

dataran Jafara. 

Pada 18 Februari, protes besar meletus di Zintan yang kemudian meluas ke 

kota-kota di sekitarnya. Banyak polisi dan tentara yang membelot sehingga pasukan 

Khadafi  mundur dari Nafusa. Pemrotes  merampas  senjata dari depot pemerintah 

yang mengakibatkan pihak rezim menghancurkan fasilitas penyimpanan senjata di 

wilayah tersebut. Pasukan Khadafi kemudian menggelar serangan balasan untuk 

mengisolasi tiap kota. Salah satu targetnya adalah Zintan yang menjadi pusat 

perlawanan  di  Nafusa  dan  kemudian  menjadi  komando  regional  pemberontak. 

Rezim gagal untuk merebut kembali Zintan pada 28 Februari tetapi mampu untuk 

mengepungnya dan kota-kota lain dengan memposisikan pasukan sepanjang jalan 

dan mengontrol sisi pegunungan. 

Pertempuran kemudian mengalami kemandegan sampai Juni dengan 

pemberontak yang memenangkan beberapa pertempuran. Kesuksesan pemberontak 

dalam ofensif Juni diakibatkan oleh meningkatnya dukungan militer NATO dan 

sekutunya. Serangan udara NATO di Nafusa pada Mei dan Juni menghantam target 

dengan kualitas dan kuantitas yang besar di Yafran, Nalut, Gharyan, dan Zintan. 

Meningkatnya serangan udara NATO telah mencegah kemampuan rezim dalam 

memakai tank, artileri, dan peluncur roket untuk menyerang posisi pemberontak 

secara efektif. Pengapalan senjata oleh Prancis dan Qatar kepada oposisi di 

pegunungan Nafusa juga berkontribusi pada kesuksesan pemberontak.157

  

Para pemberontak berhasil melancarkan ofensif pada Juni dengan merebut 

  

Qawalish. Kemenangan militer ini hanya berumur pendek Karena pertempuran di 

bulan Juli kembali mandeg dan kapasitas operasional pemberontak yang terbatas. 

Banyak pertempuran di Nafusa hanya berpusat pada pemukiman individu dan 

pemberontak yang terlibat adalah penduduk lokal yang berperang untuk kampung 

halaman mereka. Serangan pemberontak di pegunungan Nafusa terjadi pada akhir 

Juli  dan  awal  Agustus.  Serangan  pemberontak  di  pegunungan  Nafusa  mampu 

Kepentingan Amerika..., Roby Rakhmadi, FISIP UI, 2012

158  Ibid. 16 

121

  

  

  

  

  

  

mengatasi keterbatasan yang ada ketika mereka memasuki Tripoli dan menjatuhkan 

rezim Khadafi.158

  

Setelah berbulan-bulan berperang dengan tujuan yang kurang berfokus dan 

kemampuan yang terbatas, akhirnya pemberontak berhasil mengkoordinasikan dan 

memfokuskan  hal-hal  strategis.  Ofensif  nafusa  mencerminkan  titik  balik  dalam 

operasi unified protector (perlindungan terpadu). 

Kampanye serangan udara NATO membantu kemajuan pemberontak dengan 

menghadapi batalion lapis baja rezim dengan helikopter Apache dan tiger. Peristiwa 

menentukan juga terjadi di awal agustus ketika pemberontak di pegunungan barat 

setelah disuplai senjata oleh Prancis, Qatar, UEA, dan Yordania mulai bergerak ke 

kota  Zawiya  dengan  kilang  minyak  strategisnya.  Dari  sana,  mereka  mampu 

memotong  jalur  suplai  bahan  bakar  utama  dan  merebut  kendali  atas  jalur  dari 

Tunisia. Harapan rezim dapat mempertahankan Tripoli runtuh dan pemberontak 

berlanjut melangkah maju. Pembelotan pengawal kepresidenan yang mengurus 

keamanan  pribadi  Khadafi  membantu  upaya  tersebut.  Walaupun  terdapat 

perlawanan dari loyalis Khadafi yang menghambat kesuksesan revolusi, kemajuan 

pemberontak ke Tripoli pada Agustus dapat dilakukan. 

Walaupun pemberontak berkedudukan lebih baik di front timur dengan 

Benghazi sebagai tempat lahir revolusi, pemberontak memerlukan waktu yang 

berbulan-bulan untuk merebut Brega dan Ras Lanuf. Kota tersebut adalah kompleks 

petrokimia besar dan berada di dekat markas Khadafi di Sirte yang sebagian direbut 

pada 11 Oktober walaupun banyak pengikut Khadafi yang memusatkan pertahanan 

id  pusat  kota  dengan  melancarkan  peperangan  yang  sengit.  Perubahan  yang 

dramatis terjadi 9 hari kemudian pada 20 Oktober ketika pemberontak merebut Sirte 

dan Khadafi terbunuh ketika berupaya kabur. 

Kepentingan Amerika..., Roby Rakhmadi, FISIP UI, 2012

122

 

  

  

   

  

  

  

Kondisi geografis di Libya yang terdiri dari gurun-gurun dengan kota-kota 

yang terletak di tengahnya mempermudah NATO dalam melakukan serangan udara- 

udara. Hal ini berbeda bila seandainya NATO melakukan misi di daerah lain. Secara 

diam-diam NATO melakukan pengiriman senjata secara gelap dan pengiriman 

penasehat militer guna membantu kekuatan pemberontak sehingga mereka dapat 

menggulingkan Khadafi yang telah lama berkuasa. Dengan tidak adanya penerjunan 

pasukan darat oleh NATO, maka pilihan yang dianggap aman bagi mereka adalah 

memperkuat posisi pemberontak sehingga peperangan yang semula tidak berimbang 

di pihak pemberontak menjadi berimbang dengan bantuan tersebut di samping 

serangan udara NATO secara beruntun. 

Pada awal-awal pemberontakan, kondisi militer pihak oposisi masih begitu 

memprihatinkan  dengan  kurang  lengkapnya  persenjataan  dan  terlatihnya  para 

pejuang dibanding tentara pemerintah yang memiliki kekuatan jauh lebih besar. 

Dengan mudah pasukan Khadafi dapat memukul mundur pemberontak yang kurang 

terorganisir. Hal ini ditunjukkan oleh dapat direbutnya kota-kota yang dikuasai 

pemberontak oleh pasukan Khadafi pada hari-hari pertama pasca pemberontakan 

meletus. Walaupun meletus secara bersamaan, wilayah-wilayah yang memberontak 

berjauhan satu sama lain sehingga menyulitkan terjadinya koordinasi. Semakin 

terdesaknya pemberontak ke Benghazi mengakibatkan pihak internasional 

mengkhawatirkan terjadinya pembantaian oleh rezim terhadap oposisi bila pusat 

pemberontakan tersebut jatuh. 

Akan tetapi sebelum pasukan Khadafi benar-benar menguasai Benghazi dan 

menumpas   habis   pemberontakan,   NATO   melancarkan   serangan   berdasarkan 

mandate DK PBB no. 1973 yang bertujuan  melindungi  rakyat sipil. Terlibatnya 

NATO dalam perang saudara di Libya ini berhasil mencegah kemajuan pasukan 

Khadafi  dalam  pemberangusan  pihak  oposisi.  Dengan  keunggulan  udara  yang 

dimiliki, NATO secara leluasa dapat menyerang target-target di darat. Oleh karena 

Kepentingan Amerika..., Roby Rakhmadi, FISIP UI, 2012

123

 

  

  

  

  

  

itu, pasukan Khadafi kemudian beradaptasi dengan menyamarkan kendaraan- 

kendaran yang mereka miliki sehingga mirip dengan kendaraan pemberontak. Hal 

inilah yang menyulitkan NATO untuk menghancurkan sasaran dan sering terjadi 

salah serang terhadap pasukan pemberontak di Libya. Dengan adanya alasan-alasan 

yang sudah dikemukakan di atas perang ini menjadi perang asimetris dengan 

keunggulan  kekuatan  udara  yang dimiliki  NATO  dan penguatan  pasukan 

pemberontak oleh kekuatan asing sebagai komponen darat yang diperlukan dalam 

melakukan serangan. Di samping berbagai front yang terpencar dan kurang 

terkoordinasi menjadikan waktu kampanye ini melebihi perkiraan yang telah 

ditetapkan sebelumnya. 

Lamanya kampanye diakibatkan oleh fakta bahwa kekuatan udara saja tidak 

mampu mencapai tujuan strategis seperti menjatuhkan rezim. Meskipun AS 

mengerahkan aset militernya seperti bantuan udara jarak dekat (rudal jelajah 

tomahawk,  A-10 Thunderbolt  II); intelijen (drone dan AWACS,  atau peringatan 

lintas udara dan sistem kendali); JSTARS(joint surveillance target attack radar 

systems); dan sistem pengisian bahan bakar, komponen  darat dengan kapabilitas 

taktik  yang  kuat  sangat  penting  untuk  menghindari  situasi  yang  buntu.  Dalam 

konteks  Libya,  elemen  tersebut  berbentuk  pemberontak  yang  muncul  sebagai 

kekuatan yang kapabel setelah beberapa bulan berjalannya konflik sehingga 

memperpanjang perang. 

Intervensi yang terjadi tidak bertujuan menghancurkan aset militer Libya di 

darat. intervensi itu bertujuan menimbulkan kerusakan pada batalion khadafi, 

mengurangi kapabilitas militer mereka dan menyebabkan pembagian dalam aparat 

Khadafi yang akan menyebabkan pembelotan atau mempercepat kejatuhan rezim. 

AS dan pihak koalisi khawatir dengan terjadinya scenario Irak di mana demobilisasi 

pasca Saddam dan pembongkaran kekuatan militer dan keamanan menciptakan 

keadaan  kacau  dan  ketidakamanan.  Dalam  sudut  pandang  NATO,  memelihara 

Kepentingan Amerika..., Roby Rakhmadi, FISIP UI, 2012

124

 

  

  

  

  

  

kepaduan  minimum  dan  kapabilitas  operasional  antara  pasukan  Khadafi  adalah 

penting untuk mengelola tantangan keamanan yang akan muncul di masa depan.159

  

Walaupun Prancis dan Inggris secara tegas berkontribusi pada kampanye 

melalui amunisi terarah serta program komando, kendali, dan komunikasi terpadu, 

intervensi militer yang dijalankan oleh NATO telah mencapai batas kekuatan militer 

Eropa.  Mantan  menhan  AS,  Robert  Gates  menyampaikan  pidato  pada  10  Juni 

bahwa kapabilitas antar anggota NATO yang berbeda ditunjukkan ol 

eh kasus Libya 
ketika Prancis mengirimkan kapal induknya tapi tidak berhasil dalam memelihara 
operasionalnya selama 8 bulan konflik. Ia juga mengingatkan tentang tumbuhnya 
kesulitan AS dalam memelihara dukungan terhadap operasi jika pembayar pajak 
Amerika terus menanggung mayoritas beban dalam aliansi. 
Kampanye Libya yang dilakukan ketika anggota NATO utama, termasuk AS 
terjebak dalam peperangan di Afghanistan. Semakin lepas dari medan Afghan akan 
membebaskan aset negeri-negeri ini untuk operasi militer lain yang potensial. 
Kemampuan Eropa untuk mendukung misi yang sama di masa depan dipertanyakan 
karena berbagai kelemahan dari misi di atas. NATO masih belum siap dalam 
melakukan operasi bahkan di lingkungan yang berdekatan tanpa bantuan militer 
Amerika secara nyata. Washington cenderung memimpin dari belakang konflik 
bersenjata  yang  muncul  dari  musim  semi  Arab.  Peran  Amerika  dalam  operasi 
unified  protector  adalah  tanda  bahwa  intervensi  militer  AS  secara  langsung  di 
kawasan terus berkurang. 
  
  
  
  
  
  
  
  
  
   
  
  
  
Gelombang musim semi Arab yang melanda kawasan timur tengah telah 
mengakibatkan terjadinya sejumlah revolusi di kawasan tersebut. Revolusi tersebut 
bermula  dari  Tunisia  yang  kemudian  menjalar  ke  Mesir  dan  Libya.  Di  Libya, 
revolusi ini bermula pada tanggal 15 Februari 2011 ketika terjadi aksi demonstrasi 
di depan markas polisi di Benghazi yang kemudian menjadi semakin besar ketika 
pasukan khusus Libya bergabung dengan para demonstran pada tanggal 19 Februari. 
Sejak saat itu, protes mulai terjadi di seluruh negeri yang berakibat pada terjadinya 
bentrokan antara pemerintah dan pihak oposisi. 
Menanggapi aksi protes tersebut, rezim Khadafi menanggapinya dengan aksi 
kekerasan yang mengakibatkan jatuhnya banyak korban jiwa sehingga menarik 
perhatian  dunia  internasional.  PBB  pun  segera  mengeluarkan   resolusi  untuk 
mencegah jatuhnya korban lagi. Resolusi tersebut mengizinkan anggota PBB 
menjalankan langkah apa pun yang diperlukan dalam upaya melindungi warga sipil 
dari kekerasan pasukan pemerintah pimpinan Muammar Khadafi. Pada tanggal 19 
Maret 2011, NATO sebagai pelaksana mandat tersebut mulai melakukan serangan 
udara  terhadap  Libya.  Intervensi  ini  dilaksanakan  dengan  pemberlakuan  zona 
larangan terbang dan embargo senjata terhadap rezim Muammar Khadafi. Dalam 
kasus  ini,  NATO  hanya  melaksanakan  serangan  udara  dan  serangan  laut  tanpa 
adanya pengiriman pasukan darat untuk memasuki wilayah Libya. 
Peneliti menggunakan metode penelitian kuantitatif di mana dalam hal ini 
yang   ingin   dilakukan   adalah   mencari   penjelasan   (variabel   independen)   atas 
terjadinya peristiwa intervensi militer ke Libya pada 2011 yang lalu. Di bab II, 
penulis  menjelaskan  mengenai  variabel  terikat  yaitu  penggunaan  serangan  udara 
Kepentingan Amerika..., Roby Rakhmadi, FISIP UI, 2012
126
 
  
  
  
  
  
dalam intervensi militer NATO di Libya pada 2011 yang lalu dari segi proses dan 
kebijakan yang dimbil. Dalam intervensi ini, terdapat pengambilan keputusan yang 
begiu rumit sehingga NATO dapat melakukan serangan udara ke Libya. Pada bab 
III, penulis mencoba untuk membahas mengenai variabel independen yaitu 
kepentingan AS dan NATO yang mendasari keterlibatan mereka dalam intervensi 
ini. Dalam bab ini, penulis menganalisis kepentingan dari sudut pandang ekonomi, 
militer, dan ideologi. Pada bab IV, penulis mencoba menganalisis intervensi militer 
yang ada melalui konsep perang asimetris di mana kekuatan darat yang dibutuhkan 
NATO  dalam  melancarkan  serangan  berupa  kekuatan  pemberontak  yang 
dipersenjatai. 
Dalam intervensi militer di Libya, AS menggunakan kekuatan udara dalam 
melancarkan operasinya di negara tersebut. Pada awalnya AS memegang pucuk 
kepemimpinan dalam fase pertama intervensi yang bernama operasi odyssey dawn 
akan  tetapi  sejak  tanggal  31  Maret  2011,  kepemimpinan  beralih  kepada  NATO 
dengan nama operasi yang berubah menjadi unified protector. Dalam tahap kedua 
intervensi ini, peran AS hanya dibatasi menjadi peran pembantu. 
AS  dianggap  mempunyai  kapabilitas  dalam  melakukan  serangan 
dibandingkan dengan negara anggota NATO yang lain. Hal ini terbukti dengan 
mundurnya sejumlah negara anggota NATO yang lebih kecil seperti Norwegia dan 
kehabisan amunisi yang diderita oleh anggota NATO dalam melakukan operasi di 
Libya. Dalam menjalankan intervensi, AS melakukan penyerangan terhadap 
kapabilitas sistem pertahanan udara Libya untuk memudahkan pemberlakuan zona 
larangan terbang. Dengan dilumpuhkannya sistem pertahanan udara, maka NATO 
dapat  secara  leluasa  menguasai  ruangan  udara  Libya  sehingga  dapat 
memberlakukan zona larangan terbang. 
Pihak NATO yang menjalankan misi ini juga kemudian melakukan serangan 
udara pada sejumlah sasaran di Libya. Dalam melakukan serangan NATO 
menghancurkan sejumlah infrastruktur berdasarkan titik gravitasi yang dapat 
memberikan efek psikologis bagi pemerintahan Khadafi. Lumpuhnya militer Libya 
Kepentingan Amerika..., Roby Rakhmadi, FISIP UI, 2012
127
 
  
  
  
  
  
diakibatkan  oleh  serangan  terhadap  titik-titik  ini.  Ditambah  lagi  dengan 
perlengkapan udara militer Khadafi yang sudah ketinggalan zaman sehingga tidak 
mampu menandingi seranngan udara yang dilakukan pihak koalisi. Embargo senjata 
selama berpuluh-puluh tahun telah mengakibatkan terjadinya kelumpuhan dalam 
militer Khadafi. Dalam operasi odyssey dawn, AS melancarkan serangan pada titik 
infrastruktur,   pasukan   darat,   dan   esensi   organik.   Sedangkan   NATO   dalam 
serangannya menyasar pada titik titik infrastruktur, pasukan darat, esensi organik, 
dan pimpinan . 
Walaupun peran AS hanya dibatasi dalam peran pembantu, akan tetapi AS 
masih memainkan  peran  yang cukup signifikan  dengan terlibat dalam keputusan 
untuk mendukung pemberontak Libya dengan cara mendukung dan mengarahkan 
pemberontak ke arah Tripoli. Mandat yang diberikan PBB kepada aliansi militer 
NATO  sebenarnya  hanya  bertujuan  untuk  melindungi  rakyat  sipil  dari  ancaman 
militer Khadafi. Akan tetapi, dengan berjalannya intervensi dari hari ke hari terjadi 
pelampauan batasan yang diberikan mandat dengan pengakuan NTC (National 
Transition  Council)  sebagai  perwakilan  yang  sah  dari  Libya  dan  pengeboman 
terhadap Khadafi yang membuktikan bahwa NATO ingin menggulingkan rezim 
Khadafi. 
Kontribusi AS dalam intervensi militer ke Libya ini terdiri atas sejumlah 
kebijakan antara lain : 
  
1.   Pemerintah AS tidak mengirimkan supercarrier ke perairan Libya dan hanya 
mengirimkan sejumlah kapal yang lebih kecil ukurannya dalam melakukan 
serangan. 
2.   Pesawat  tanker  AS  melakukan  pengisian  bahan  bakar  terhadap  pesawat 
tempur Eropa yang melakukan serangan. 
3.   AS melakukan suplai bom terhadap pesawat-pesawat Eropa yang kehabisan 
amunisi. 
Kepentingan Amerika..., Roby Rakhmadi, FISIP UI, 2012
128
 
  
  
  
  
  
Dalam mengintervensi Libya, NATO dan AS kemudian mempersenjatai 
pemberontak dalam menghadapi pasukan pemerintah. Embargo senjata yang 
diberlakukan   pada   Khadafi   tidak   dilakukan   pada   pihak   pemberontak   yang 
bermarkas di Benghazi. Penasehat-penasehat militer dari negara-negara NATO 
dikirim  untuk  melatih  pasukan  pemberontak  agar  mereka  mampu  berperang. 
Dengan begitu, AS dan NATO tidak perlu repot-repot dalam mengirimkan pasukan 
darat guna berperang di Libya. Terlebih pihak AS dan NATO sedang dibelit krisis 
ekonomi yang masih belum selesai. Dengan mempersenjatai pihak pemberontak 
menjadi pilihan yang lebih murah ketimbang melakukan pengiriman pasukan darat 
secara langsung. Di bidang politik, dengan pelibatan organisasi multilateral seperti 
NATO akan mengurangi beban yang ditanggung oleh AS dengan memberikan 
legitimasi yang lebih kuat dalam melakukan serangan. 
Tentunya terdapat pilihan-pilihan yang melatarbelakangi sejumlah kebijakan 
yang dilakukan baik oleh NATO maupun AS dalam melakukan operasi ke Libya 
ini.  Pilihan-pilihan  yang  dilakukan  ini  dianggap  yang  terbaik  oleh  pemerintah 
masing-masing sehingga dapat mencapai kepentingannya. Faktor-faktor ekonomi, 
politik maupun sosiallah yang telah melatarbelakangi pengambilan kebijakan dalam 
intervensi ini. 
Serangan beruntun yang dilakukan NATO dengan bantuan AS kepada 
kekuatan  militer  Khadafi  bertujuan  untuk  menghancurkan  aset  militer  Libya  di 
darat.  dengan  menimbulkan  kerusakan  pada  batalion  Khadafi,  mengurangi 
kapabilitas militer mereka dan menyebabkan pembagian dalam aparat Khadafi akan 
menyebabkan pembelotan atau mempercepat kejatuhan rezim. Dengan siasat ini, 
kekuatan militer Khadafi bisa dikurangi sedikit demi sedikit sambil memperkuat 
posisi pemberontak. 
AS dan pihak koalisi khawatir dengan terjadinya skenario Irak di mana 
demobilisasi pasca Saddam dan pembongkaran kekuatan militer dan keamanan 
menciptakan keadaan kacau dan ketidakamanan. Kondisi demografis Libya yang 
terdiri  dari  banyak  suku  dan  eksploitasi  kekuatan  mereka  oleh  Khadafi  selama 
Kepentingan Amerika..., Roby Rakhmadi, FISIP UI, 2012
129
 
  
  
  
  
  
berkuasa berpeluang menciptakan kekacauan pasca Khadafi jatuh secara tiba-tiba. 
Tanpa adanya aparat keamanan yang kuat, keadaan Libya bisa jatuh ke dalam 
pertumpahan darah yang lebih hebat di mana bibit-bibit perpecahan sudah tertanam 
sejak negara ini berdiri. 
Dalam sudut pandang NATO, memelihara  kepaduan  minimum dan 
kapabilitas operasional antara pasukan Khadafi adalah penting untuk mengelola 
tantangan  keamanan  yang  akan  muncul  di  masa  depan.  Bila  Libya  benar-benar 
kacau dan masa depannya tidak menentu jelas akan menamba masalah bagi NATO. 
  
  
5.2 Saran 
  
  
  
Penggunaan serangan udara dalam sebuah peperangan merupakan hal yang 
sangat efektif dalam melancarkan serangan ke suatu negara. Serangan udara dapat 
meminimalisir jumlah korban dan meringankan biaya operasi. Dalam operasi ini, 
AS   hanya   menggunakan   kekuatan   udara   tanpa   memasukkan   pasukan   darat. 
Walaupun tidak mengirim pasukan, tapi AS maupun NATO mengirimkan sejumlah 
penasehat dan perlengkapan militer untuk membantu pemberontak. 
Terdapat satu faktor yang tidak diikutsertakan dalam penelitian ini. konsep 
dari air war sendiri yang berfokus pada serangan ke arah pusat gravitasi terdiri atas 
serangan  ke  kepemimpinan,  esensi  organik,  infrastruktur,  pasukan  darat,  dan 
populasi. Sejak awal penulis tidak menggunakan serangan ke arah populasi. Dalam 
inetervensi mliter di Libya, banyak penduduk sipil yang menjadi korban akibat 
serangan  udara NATO.  Akan tetapi  hal ini sebagai dampak tidak langsung dari 
perang sehingga hanya menjadi efek tambahan dari perang karena memang bukan 
menjadi sasaran NATO sejak awal. 
Rekomendasi  penelitian  lebih  lanjut  adalah  mengenai  pengambilan  data 
yang lebih dilengkapi tentang kerugian yang diakibatkan oleh intervensi ini, baik 
dari pihak AS-NATO maupun pihak Khadafi sehingga dapat menjelaskan kefektifan 
serangan  udara.  Penulis  mengalami  kesulitan  untuk  pengumpulan  data  aset-aset 
Kepentingan Amerika..., Roby Rakhmadi, FISIP UI, 2012
130
 
  
  
  
  
  
militer yang rusak karena berbagai alasan. Terlebih peristiwa di Libya ini terjadi 
setahun yang lalu sehingga untuk mengumpulkan data aset-aset militer yang rusak, 
penulis hanya bisa mendapatkan mengenai perkiraan dari kerugian yang ada. 
Kepentingan Amerika..., Roby Rakhmadi, FISIP UI, 2012
131