ini. AS, Inggris, dan Italia menyukai peran
NATO dalam mengendalikan operasi. Turki mendukung transformasi operasi ini
menjadi misi kemanusiaan. Kemudian, NATO melaporkan bahwa telah setuju
sebagai satu kekuatan untuk mendukung embargo senjata NATO secara penuh tapi
masih memperdebatkan peran organisasi dalam kampanye udara.
Pada 23 Maret 2011, anggota perwakilan dewan kebijakan keamanan dan
luar negara Uni Eropa Catherine Ashton menyatakan bahwa NATO akan
mengambil alih kepemimpinan atas koalisi negara-negara yang ikut serta dalam
operasi yang dimandatkan PBB tersebut. Kesepakatan dicapai di mana kesalahan
dalam operasi ini akan ditanggung oleh seluruh mitra koalisi sedangkan NATO akan
mengarahkan langsung komponen militernya. Kuwait dan Yordania akan
berkontribusi pada logistik. Operasi NATO akan berpatroli mendekati perairan
Libya untuk mengurangi aliran senjata, barang-barang terkait, dan tentara bayaran
ke Libya dengan nama operasi Unified Protector. NATO bekerja dengan
International Maritime Organization (IMO) untuk memastikan bahwa aliran
perdagangan dan pengapalan ke Libya akan terus dihalangi.
Dalam operasi Unified Protector, pesawat dan kapal NATO akan tetap
berada di perairan internasional dan tidak akan memasuki wilayah perairan Libya.
NATO menyatakan tidak akan memblok semua rute ke dalam negara, tapi harus
memotong rute tercepat dan termudah ke Libya. NATO akan mengawasi pengujian
untuk mengawasi kegiatan perkapalan di kawasan, memisahkan kegiatan
perdagangan resmi dan lalu lintas pribadi dari kapal yang terduga. Lalu lintas yang
dicurigai akan dipanggil melalui radio dan jika tidak memberikan informasi yang
memuaskan mengenai kargo mereka, kapal NATO akan mencegat mereka. Jika
senjata atau tentara bayaran ditemukan, kapal dan kru mereka akan dikawal ke
pelabuhan di mana otoritas nasional dan internasional akan mengambil alih.
Pesawat yang dicurigai akan dicegat dan dikawal ke bandara yang dijalankan oleh
NATO
Akan tetapi terdapat hambatan politik dalam NATO dengan banyak anggota
NATO yang enggan untuk memanggul misi tersebut. Lebih jauh lagi, negosiasi dan
transfer kekuasaan itu dipersulit dengan fakta bahwa intervensi internasional di
bawah AS terdiri dari 3 komponen yang berbeda: embargo senjata maritim, zona
larangan terbang, dan serangan udara pada pasukan darat Libya. Pada 24 Maret,
NATO setuju untuk mengambil alih zona larangan terbang dari AS. Akan tetapi
masih belum ada kesepakatan apakah aliansi akan berperan dalam serangan udara
terhadap pasukan darat loyalis. Setelah mendapat tekanan yang kuat dari
pemerintahan Obama, akhirnya AS, Inggris, Prancis, dan Turki setuju bahwa semua
operasi koalisi akan ditempatkan di bawah komando NATO dan serangan udara
NATO terhadap pasukan loyalis akan diakhiri bila NATO jadi memegang
kekuasaan.64
Pada 24 Maret 2011, tujuan dari operasi odyssey dawn telah dikurangi
dengan fokus menjadi melindungi penduduk sipil. Penegakan embargo senjata dan
zona larangan terbang dilakukan di bawah kontrol NATO, walaupun transisinya
tidak terjadi secara tiba-tiba. Operasi odissey sawn tidak lagi menyediakan pesawat
dan kehadiran kapal laut telah dikurangi secara serius. Bantuan logistik dan
pengawasan masih menjadi aspek utama dari operasi. Koordinasi antara usaha
NATO yang baru juga masih tinggi. Diperkirakan bahwa dalam waktu yang dekat,
operasi odyssey dawn akan dikurangi menjadi misi pengawasan dan logistik dengan
NATO memikul tanggungjawab atas fungsi lain dalam menegakkan resolusi 1970
dan 1973.
Dengan pengalihan komando ke NATO, AS mulai menarik aset udaranya dari
kampanye dan meminimalisir keterlibatannya. Di tengah tumbuhnya kritik domestik
atas keterlibatan AS di Libya, Obama menjelaskan bahwa intervensi tersebut
dilakukan untuk mencegah pembantaian di Benghazi dan sesuai dengan kepentingan
Amerika. Obama mengatakan bahwa peran militer akan terbatas pada melindungi
penduduk sipil dan tidak memaksakan perubahan rezim. Sementara komando
operasional beralih dari AS ke NATO, Pesawar tempur AS dijadwalkan
menghentikan serangan udaranya pada 3 April. Akan tetapi AS menyetujui
permintaan NATO untuk perpanjangan serangan udara selama 48 jam. Pesawat
tempur AS secara resmi mengakhiri peran tempur mereka di Libya pada malam
tanggal 4 April.
2.1.2 Operasi Unified Protector
Operasi NATO untuk berpatroli di dekat perairan Libya guna mengurangi
aliran senjata, material terkait, dan tentara bayaran ke Libya dimulai secara resmi
pada 23 Maret 2011 yang dinamakan operasi Unified Protector (perlindungan
terpadu). NATO bekerja sama dengan International Maritime Organization (IMO)
guna memastikan aliran perdagangan yang sah dan pelayaran ke Libya tidak
terganggu.65
Operasi ini mempunyai tiga tujuan utama antara lain66 :
Pemberlakuan embargo senjata dengan mandat PBB
Di bawah operasi Unified Protector, wilayah tugas pesawat dan kapal
NATO akan berada di perairan internasional dan tidak akan memasuki wilayah
perairan Libya. NATO mengakui tidak akan memblokir semua rute ke dalam negara
tersebut, tetapi harus memotong rute tercepat, termudah, dan tersingkat ke Libya.
NATO akan menggunakan pengawasan udara guna mengawasi aktivitas pelayaran
di kawasan ini dengan memisahkan perdagangan yang sah dan lalu lintas pribadi
dari kapal yang dicurigai.67 Lalu lintas yang dicurigai akan dipanggil melalui radio
dan jika tidak dapat memberikan informasi yang memuaskan, kapal NATO
disahkan untuk mencegat mereka. Sebagai pilihan terakhir, kapal NATO
diperbolehkan untuk memakai kekerasan. Jika senjata atau tentara bayaran
ditemukan, kapal dan krunya akan dikawal ke pelabuhan yang aman di mana
otoritas nasional dan internasional akan mengambil alih. Pesawat yang dicurigai
akan dicegat dan dikawal ke pelabuhan yang dikuasai NATO.68
Standing NATO Naval Maritime Group 1 dan Standing NATO Naval Mine
Countermeasures Group 1 menyediakan kapal-kapal pada tahap pertama untuk
menegakkan embargo akan tetapi mereka segera digantikan atau ditambah oleh
negara-negara anggota NATO yang lain. Pada 24 Maret, 10 anggota NATO (Belgia,
Kanada, Denmark, Yunani, Italia, Spanyol, Belanda, Turki, Inggris, AS) telah
menjanjikan lebih dari 25 kapal laut dan selam serta 50 jet dan pesawat pengawas
untuk mengawasi dan menegakkan embargo senjata yang dimandatkan oleh PBB.
Pada 24 Maret, NATO juga setuju untuk mengambil alih komando dan kendali atas
zona larangan larangan terbang walaupun transisi terjadi tidak dengan seketika.
Pada 31 Maret 2011, Bulgaria secara formal memutuskan untuk mengirim frigate
druzki ke mediterania guna terlibat dalam operasi unified protector selama 3 bulan
dimulai tanggal 15 April. Kapal perang tersebut akan berlayar dengan 160 orang kru
serta mempunyai unit khusus angkatan laut, polisi militer serta penerjemah Arab
dan Inggris. Kapal selam Inggris HMS Triumph kembali ke pangkalan angkatan laut
Devonport dari mediterania pada 2 April 2011 setelah membantu operasi. Frigate
HMS Westminster juga telah meninggalkan wilayah operasi.
Menegakkan zona larangan terbang
Sebagai bagian dari operasi kapal laut dan pengawasan, pesawat terbang
menyediakan pengawasan dan koordinasi aktivitas udara atas wilayah udara Libya.
Mereka juga dipakai guna mendeteksi tiap pesawat yang memasuki zona larangan
terbang tanpa otorisasi terlebih dahulu. Pesawat tempur NATO tersedia guna
mencegat tiap pesawat yang melanggar zona larangan terbang dan akan
memeranginya jika dianggap mengancam. NATO telah menyatakan bahwa
kekerasan akan digunakan sebagai pilihan terakhir. Pasukan NATO juga
mempunyai hak untuk membela diri dari serangan udara atau darat.69
Melindungi penduduk sipil dan pusat permukiman
NATO melakukan pengintaian, pengawasan, dan pengumpulan informasi untuk
mengenal pasukan yang dianggap mengancam terhadap penduduk sipil dan wilayah
berpenduduk sipil. Berdasarkan info ini, angkatan laut dan udara NATO dapat
memerangi target baik di udara maupun di darat. Target-target dan tanggal yang ada
ditentukan oleh komandan operasional NATO. Target penyerangan antara lain tank,
kendaraan pengangkut lapis baja, sistem pertahanan udara, fasilitas penyimpanan,
pusat komando dan kendali serta artileri di sekitar dan yang mendekati wilayah sipil
yang utama.
NATO setuju untuk melakukan operasi selama 90 hari. Baik AS dan NATO
menjelaskan pada awal operasi bahwa menyediakan bantuan udara secara langsung
kepada pemberontak bukanlah bagian dari mandat koalisi dan NATO tidak
bermaksud dalam melakukan pendudukan di Libya.70
Operasi unified protector dimulai pada 31 Maret setelah NATO memperoleh
komando aksi militer dari AS dengan transisi yang selesai pada 4 April. Kampanye
di Libya dimulai ketika operasi dipimpin oleh AS ketimbang komando NATO
adalah salah satu masalah untuk aliansi tersebut. NATO menghadapi ujian yang
sulit dalam memutuskan tujuan politik guna menurunkan Khadafi di mana AS,
Inggris, Prancis, dan lainnya telah berkomitmen dengan mandat militer yang
terbatas dan kekuatan yang aliansi sanggup pikul di lapangan. Selain itu, AS dan
sekutu eropanya masih belum siap secara politik dan militer untuk konflik yang
panjang.
Keikutsertaan beberapa negara anggota NATO secara terbatas telah
menggagalkan upaya multilateralisme. Upaya untuk mendapatkan resolusi dewan
keamanan yang mengesahkan intervensi, menjamin partisipasi militer Arab, dan
bertindak di bawah payung NATO tidak menghasilkan partisipasi internasional
yang luas dalam operasi. Hanya 14 dari 28 negara anggota yang menyumbangkan
pasukan dalam operasi ini: Belgia, Inggris, Bulgaria, Kanada, Denmark, Prancis,
Belanda, Norwegia, Rumania, Spanyol, Turki, dan AS. Ada 4 anggota non-Nato
yang bergabung: Swedia, Yordania, Qatar, dan Uni Emirat Arab. Kebanyakan
anggota yang ada terbelit dengan masalah pendanaan. Kurangnya kemauan politik
dari negara-negara yang terlibat dalam operasi ini terlihat sejak awal. Hanya sedikit
kapal perang dan pesawat yang dibutuhkan untuk pemberlakuan embargo senjata
dan zona larangan terbang setelah pertahanan dan angkatan udara Libya sebagian
besar dihancurkan sepanjang odyssey dawn. Kampanye pengeboman memerlukan
aset yang lebih besar termasuk pesawat tempur, intelijen, pengawasan, pengintaian
serta kapabilitas logistik dan dukungan yang hanya dimiliki oleh AS secara
penuh.Walaupun tidak menggunakan pesawat tempurnya dalam operasi, AS masih
memainkan peran vital dalam operasi unified protector dengan menyediakan 40
pesawat.
Walaupun partisipasi AS hanya dalam terbatas dalam peran pendukung dengan
menyediakan perang elektronik, pengisian bahan bakar di udara, pencarian dan
penyelamatan serta kapabilitas logistic. Walaupun pesawat perang AS telah ditarik
dari kampanye pengeboman, mereka masih melakukan serangan udara sekali-kali
untuk memberangus pertahanan udara rezim sebagai bagian dari zona larangan
terbang dengan melakukan 60 serangan antara April dan Juni.71
Pada 1 April 2011, parlemen Swedia menyetujui pengiriman 8 jet Gripen dan
sebuah pesawat transport C-130 untuk membantu menegakkan zona larangan
terbang. Pesawat-pesawat tersebut tidak akan berperan dalam serangan terhadap
pasukan darat Libya. Pesawat Swedia pertama tiba di tempat pada 2 April. Pada 4
April, perdana menteri Inggris mengumumkan penambahan 4 pesawat tornado GR4
dalam operasi di Libya sehingga jumlah total pesawat tempur yang ada dalam
operasi menjadi 22 (10 Typhoon dan 12 Tornado).72 Navy’s Response Force Task
(Cougar 11) juga disebar ke Mediterania pada awal April untuk menjadi pangkalan
bagi kesatuan Inggris.
Kesatuan tersebut terdiri dari kapal pendarat amfibi HMS Albion, frigate HMS
Sutherland, RFA Cardigan Bay, RFA Fort Rosalie serta unsur-unsur dari 40
Commando Royal Marines, kelompok tersebut dilengkapi pengiriman kapal induk
HMS Ocean, dan kapal perusak HMS Liverpool tipe 42 yang akan mengambil alih
tugas HMS Cumberland yang akan kembali ke Inggris pada 18 April. Kesatuan
tersebut. Kesatuan tersebut telah dipakai sebelumnya dengan pengiriman ke
mediterania dan timur tengah pada awal Mei. Pemerintah Inggris juga
mengumumkan 4 tambahan Typhoon yang akan ikut dalam serangan darat yang
telah diikutkan dalam operasi sebagai kapasitas pertahanan udara. Di tengah kritik,
bahwa NATO harus melakukan sesuatu yang lebih guna melindungi penduduk sipil
di daratan, beberapa negara NATO yang dipimpin Inggris dan Prancis meminta
anggota NATO lainnya untuk menyediakan kekuatan dalam operasi ini khususnya
penyediaan pesawat tempur guna melakukan serangan.
Pada saat itu, hanya 6 dari 28 negara anggota NATO yang sepakat menyediakan
pesawat tempur guna melakukan serangan udara pada pasukan darat Libya.
Panggilan juga dilakukan terhadap AS guna mengikutsertakan dalam serangan darat
setelah mereka menarik dukungan di awal April. Pada 15 April, Obama, Sarkozy,
dan Cameron mengeluarkan surat bersama yang membahas situasi di Libya dengan
mendukung aksi militer yang berkelanjutan. Surat tersebut menyatakan:
Our duty and our mandate under UN Security Council Resolution 1973 is to
protect civilians, and we are doing that. It is not to remove Gaddafi by force. But it
is impossible to imagine a future for Libya with Gaddafi in power73
Kewajiban dan mandat kita di bawah resolusi dewan keamanan PBB 1973
adalah untuk melindungi penduduk sipil dan kita melakukan hal tersebut. Hal
tersebut tidak akan menjatuhkan Khadafi dengan kekerasan. Akan tetapi sangat
mungkin untuk membayangkan masa depan Libya tanpa Khadafi berkuasa.
Sejumlah anggota parlemen Inggris menganjurkan bahwa pasal tersebut
sama dengan panggilan untuk perubahan rezim dan mencerminkan perbedaan
operasi militer dari yang anggota parlemen dukung pada 21 Maret.
Pada 19 April, pemerintah Inggris mengumumkan akan mengirim sejumlah
penasehat militer ke markas oposisi di Benghazi untuk menambah tim diplomatik
Inggris yang sudah berada di sana. Para perwira tersebut akan memberikan pelatihan
kepada dewan transisi nasional mengenai cara meningkatkan struktur organisasional
militer, logistik dan komunikasi termasuk cara terbaik dalam mendistribusikan
bantuan kemanusiaan dan mengirim bantuan medis. Personil tersebut tidak akan
terlibat dalam pelatihan tentara oposisi. Mereka tidak akan terlibat dalam
perencanaan lapangan operasi militer NTC atau apapun bentuk saran operasional
militer. Berdasarkan hal tersebut, pengiriman penasehat militer tidak dianggap oleh
pemerintah berlawanan dengan syarat-syarat resolusi DK PBB yang secara tegas
melarang pengiriman pasukan pendudukan ke Libya.74
Pengumuman tersebut diikuti oleh komitmen dari Italia dan Prancis yang
mengirim penasehat militer untuk membantu dewan transisi nasional. AS juga
mengumumkan rencana untuk menyediakan 25 juta dolar dalam bentuk peralatan
non senjata kepada pemberontak antara lain radio, seragam, dan persediaan medis
Pesawat AS menyediakan sekitar 70% dari kapabilitas intelijen aliansi dan
mayoritas pengisian bahan bakar di udara.75 Berdasarkan laporan dari Gedung Putih
pada Juni 2011, jika militer AS menarik partisipasinya dari operasi, hal tersebut
akan menurunkan kemampuan koalisi untuk melaksanakan dan menjaga operasinya
yang akan berakibat mundurnya anggota lain dalam operasi ini.
Dukungan logistik AS sangat bernilai dalam penyediaan pengisian bahan bakar
di udara. NATO menghadapi tantangan logistik dengan memangkalkan pesawat
tempurnya di pangkalan di Eropa Selatan tanpa cukup pesawat tanker untuk
memelihara tempo operasional. AS yang telah berpartisipasi dalam mayoritas tanker
dalam operasi ini membantu memecahkan masalah dengan mengirim tambahan
pesawat tanker. AS mengirimkan total 25 pesawat tanker dalam operasi unified
protector jauh lebih banyak dari anggota lain. Prancis mengirim 3, sedangkan
Inggris, Kanada, Italia, dan Spanyol masing-masing satu. Swedia yang bukan
anggota NATO mengirim 1.
Akan tetapi, penarikan pesawat tempur AS di Libya telah meninggalkan celah
yang sangat dalam pada kapabilitas yang akan menantang misi NATO. Tanpa
pesawat perang AS, kemampuan aliansi untuk melanjutkan kampanye pengeboman
ketika operasi odyssey dawn terhambat selama beberapa hari dalam unified
protector. Spesialis target AS kemudian ditarik ke pusat operasi udara NATO di
74 FCO Press release: http://www.fco.gov.uk/en/news/latest-news/?view=News&id=582334882
75 Joseph E. Macmanus and Elizabeth L. King, “United States Activities in Libya,” June 15, 2011, 10. Dikses dari at:
http://www. nytimes.com/interactive/2011/06/16/us/politics/20110616_ POWERS_DOC.html
Kepentingan Amerika..., Roby Rakhmadi, FISIP UI, 2012
51
Italia. 40 pesawat AS, termasuk pesawat serang seperti A-10 Thunderbolt dan AC-
130 gunship ditempatkan sebagai cadangan jika komandan NATO memintanya.
Ketidakmampuan NATO dalam melancarkan kampanye pengeboman yang
diperpanjang tanpa aset militer AS ditunjukkan ketika pesawat perang Eropa
mengalami kehabisan bom dalam menyerang pasukan Khadafi. Laporan berita
menyebutkan bahwa negara-negara Eropa yang lebih kecil kehabisan bom presisi
sehingga tempo operasional tidak dapat dijaga. Kekurangan amunisi telah
mengakibatkan pemerintah Inggris dan Prancis memutuskan untuk mengirim
helikopter serang ke Libya pada Mei.
Pada 22 April, pemerintah AS mengirimkan 2 predator bersenjata ke Libya
untuk menambah dukungan udara dan logistik yang menyokong operasi NATO.
Pada awalnya, predator yang ada dikirim ke Misrata untuk meningkatkan
penargetan agar membatasi korban sipil, drone yang ada dapat mendekati medan
perang selama berjam-jam dan akan lebih baik dalam mengenali pasukan rezim dan
penduduk sipil berada. Beberapa hari setelah pemakaian predator, Italia
mengumumkan akan menarik keberatannya atas pemakaian pesawatnya dalam
serangan udara setelah mendapat tekanan kuat dari Prancis dan AS.
Pada awal Juni, negara-negara NATO setuju untuk memperpanjang masa
operasi sampai 90 hari dari 27 Juni sampai akhir September 2011. Perpanjangan
masa operasi selama 90 hari sampai akhir september 2011 menawarkan kesempatan
bagi negara yang terlibat untuk menaksir kontribusi mereka terhadap operasi di
Libya. Sementara banyak negara yang mempertahankan tingkat komitmen mereka,
sejumlah anggota NATO mengumumkna perubahan signifikan terhadap jumlah
kekuatan mereka
Kepentingan Amerika..., Roby Rakhmadi, FISIP UI, 2012
52
Ø Pada 10 Juni 2011, menteri pertahanan Norwegia Grete Faremo
mengatakan bahwa Norwegia akan menimbang kembali
kontribusinya dari 6 F-16 menjadi 4. Norwegia juga akan menarik
pasukannya pada 1 Agustus 2011. Hal ini didasarkan pada kecilnya
ukuran angkatan udara Norwegia dan ketidakmampuannya untuk
memelihara pesawat jet dengan waktu yang diperpanjang. Norwegia
secara resmi mengakhiri operasinya di Kreta pada 31 Juli 2011
dengan pasukan utama yang dipulangkan pada 1 Agustus 2011.
Norwegia menerbangkan misi perangnya di Libya pada 30 Juli 2011.
Pesawat Norwegia telah melakukan 583 serangan udara dan
menjatuhkan 569 bom.
Ø Pada awal Juli 2011, pemerintah Italia mengumumkan akan menarik
kapal induknya, Garibaldi serta pesawat dan personil yang sudah
dikirim dari operasi NATO di Libya untuk menghemat biaya setelah
pemerintah terpaksa memberlakukan sejumlah penghematan untuk
menghadapi krisis keuangan. Pengumuman tersebut terjadi pada saat
yang sama ketika Perdana Menteri Italia, Silvio Berlusconi
mengalami keretakan hubungan dengan NATO dan mengungkapkan
keraguan atas kesukesan misi sementara menyatakan bahwa beliau
menentang operasi dari awal.76
Pada 10 Agustus, Prancis menarik kapal induknya, Charles de Gaulle dari
operasi di Libya guna menjalani pemeliharaan selama beberapa minggu. Menteri
pertahanan prancis menyatakan kembali bahwa pesawat tempur Prancis akan
memelihara partisipasi dari basis darat NATO dengan kapal pengirim pesawat yang
dipindahkan ke basis di Sisilia dalam waktu dekat. Sejak perpanjangan waktu
operasi 90 hari di Juni, sejumlah anggota sekutu juga berkomitmen untuk
memperpanjang partisipasi mereka dalam operasi di Libya. Parlemen Spanyol setuju
untuk memperpanjang misi Spanyol pada akhir Juni 2011; sementara Swedia setuju
untuk memperpanjang pemakaian pesawat Gripennya selama 90 hari, walaupun
kesatuannya telah dikurangi dari 8 menjadi 5 pesawat.77 Pada 15 Juni, parlemen
Kanada mendukung perpanjangan misi Kanada selama tiga setengah bulan.
Pada Juli 2011 Inggris mengumumkan akan mengirim 4 pesawat Tornado
GR4 ke pangkalan udara Gioa del Colle di Italia dalam rangka peran pengintaian di
Libya. Pesawat-pesawat tersebut akan menyediakan kemampuan serangan sekunder
jika dibutuhkan untuk memecahkan penarikan jet Norwegia. Pada musim panas,
jumlah jet Inggris yang disebar di Libya berjumlah 26. Kapal penyapu ranjau HMS
Brocklesby kembali dari operasi di Libya pada Juli setelah berada di medan perang
sejak April 2011, khususnya di perairan dekat Misrata. HMS Bangor akan
menggantikannya. Kementerian pertahanan menegaskan bahwa kemungkinan
adanya rotasi pasukan di bulan September adalah sangat dibutuhkan. HMS
Illustrious akan menggantikan HMS Ocean sementara kapal perusak baru tipe 45
akan menggantikan HMS Liverpool.78
Pada 15 Juni 2011, presiden Obama mengirim surat ke jurubicara gedung
putih John Boehner sebagai tanggapan bahwa operasi di Libya adalah pelanggaran
terhadap resolusi kekuatan perang. Dalam surat tersebut dinyatakan bahwa posisi
AS tidak dalam pelanggaran karena keterlibatan AS terdiri atas: 1. bantuan non
kinetik untuk operasi NATO, termasuk intelijen, dukungan logistik, serta bantuan
pertolongan dan pencarian; 2. Pesawat yang membantu penekanan dan
penghancuran pertahanan udara adalah dalam rangka mendukung zona larangan
terbang dan 3. Sejak 23 April 2011, kecermatan serangan oleh pesawat tanpa awak
terhadap sejumlah target yang telah ditetapkan adalah dalam rangka mendukung
program NATO. Dengan pengecualian atas upaya penyelamatan pada 21 Maret
2011, AS tidak mengirimkan pasukan darat ke Libya.79
Ketika operasi yang terkait dengan penegakan resolusi PBB 1973 dimulai
pada 19 Maret 2011, sejumlah nama sebutan operasi telah digunakan. Negara lain
menggunakan nama mereka untuk guna merujuk pada pasukan yang dikirimkan ke
Libya. Nama operasi-operasinya antara lain: Kanada (Operasi Mobile), Prancis
(Operasi Harmattan), dan Inggris (Operasi Ellamy). Koalisi yang lain tidak
menggunakan nama atau beroperasi sebagai bagian dari operasi odyssey dawn. Pada
23 Maret 2011, NATO setuju untuk mengambil alih pengembargoan senjata dari
AS. NATO memberi misi ini dengan nama operasi unified protector. Pada 24 Maret
2011, NATO setuju untuk mengambil alih tanggungjawab untuk operasi larangan
terbang. Sementara terjadi transisi dari AS ke NATO, perubahan kendali juga
terjadi. Banyak negara yang menggunakan nama Operasi odyssey dawn
menggantikannya dengan nama NATO, operasi unified protector. Kanada, Prancis,
Inggris, dan AS melanjutkan operasi dengan nama mereka sendiri.80
Pengakuan politik internasional dan domestik membatasi cakupan dukungan
anggota NATO yang dapat diberikan kepada pemberontak, 1 anggota non-NATO
mendukung oposisi tingkatan yang lebih. Qatar menyediakan bantuan militer,
ekonomi, dan politik secara terang-terangan kepada NTC melalui misi NATO
sebagaimana upaya bawah tanah untuk memperkuat gerakan oposisi. Qatar adalah
negara Arab pertama dan kedua yang memberikan pengakuan diplomatik pada
NTC. Bantuan militer Qatar kepada oposisi adalah keterlibatan mereka secara resmi
dalam intervensi dan misi NATO sesudahnya di samping bantuan gelap lainnya.81
Sementara intervensi internasional di Libya berhasil dalam mencegah kekalahan
kaum pemberontak dari pasukan Khadafi, hal tersebut tidak mengakhiri konflik
dengan cepat.
Pertempuran yang stagnan selama berbulan-bulan membuka peluang
terjadinya negosiasi guna mengakhiri konflik. Akan tetapi, negosiasi dengan rezim
tidak pernah mengalami kemajuan. NATO dan NTC meminta para pemimpin senior
rezim untuk turun dari pemerintahan tapi menolak untuk menyediakan jaminan
bahwa mereka tidak akan dituntut. Mereka yang termasuk dalam kategori ini adalah
Khadafi bersama ketiga anaknya Saif-al Islam, Khamis, dan Mutassim yang
memegang pimpinan militer dan politik. Perintah penahanan dari mahkamah
internasional juga telah membatasi pergerakan mereka ke luar Libya.
Harapan Khadafi untuk terus berkuasa adalah dengan melanjutkan
peperangan dan memacetkan kondisi di lapangan agar NATO kehilangan kemauan
politik untuk terus terlibat. Upaya diplomatik pertama terjadi di awal April dengan 2
rencana berbeda untuk penyelesaian konflik. Pertama Khadafi tetap berkuasa dan
Saif al-Islam berada di sampingnya dalam pemerintahan transisi. Kedua: pemisahan
kekuasaan di Libya dengan Khadafi berkuasa di Tripolitania dan Fezzan sedangkan
oposisi di Cyrenaica. Tidak ada opsi ini yang menarik perhatian dari NATO atau
oposisi.
Proposal dari Uni Afrika menyangkut 4 hal antara lain : gencatan senjata,
kerjasama rezim untuk menjamin kelancaran bantuan kemanusiaan, perlindungan
pekerja migrant asing, dan dialog 2 pihak sepanjang transisi ke pemerintahan yang
lebih demokratis. Walaupun Khadafi menerima, akan tetapi proposal tersebut tidak
dapat diterima oleh pihak pemberontak dan koalisi internasional karena
menginginkan serangan udara NATO untuk dihentikan terkait negosiasi dan
mengizinkan unsur-unsur rezim tetap berkuasa.
Dengan konflik yang berlarut-larut, pemerintahan Khadafi menjadi semakin
terisolasi secara diplomatik dengan negara-negara yang menentang intervensi
berbalik arah dan memintanya untuk turun. Contohnya adalah Rusia yang semula
Kepentingan Amerika..., Roby Rakhmadi, FISIP UI, 2012
56
menentang intervensi tetapi kemudian meminta Khadafi untuk turun. Tenggat waktu
September adalah rencana akhir NATO guna mengakhiri konflik di Libya melalui
kemenangan militer atau penyelesaian diplomatik. Pada awal Juni, NATO setuju
memperpanjang komitmen militernya sampai 27 September , akan tetapi tidak ada
negara baru yang mendukung dan banyak peserta yang mundur akibat ketegangan
fiskal dan militer.
Setelah Tripoli jatuh, rezim masih bercokol di Sirte, Bani Walid, dan kawasan
Sabha. Pasukan oposisi kemudian bergerak ke benteng pertahanan rezim yang
masih tersisa di Sirte. Sirte dan Bani Walid merupakan tantangan besar bagi oposisi.
Pasukan loyalis yang masih tersisa membangun posisi defensif di luar kota untuk
menangkis serangan pemberontak. Serangan udara NATO menargetkan kota ini
setelah jatuhnya Tripoli. Pada 9 September, penyerbuan ke Bani Walid dimulai
setelah negosiasi dengan tetua suku mengalami kegagalan. Kegigihan pasukan
loyalis dan geografi Bani Walid yang bergunung-gunung mengakibatkan pasukan
Khadafi dapat memukul mundur serangan pemberontak. Pada 16 Oktober, pasukan
oposisi berhasil menaklukkan sebagian besar Bani Walid.82 Pada 20 Oktober,
serangan udara NATO di luar Sirte menghentikan konvoi militer yang mencoba
meninggalkan kota. Pasukan oposisi menemukan kendaraan yang dipakai oleh
Khadafi. Pemberontak mengambilnya sebagai tahanan dalam keadaan terluka tapi
masih hidup ketika ditemukan bersembunyi dalam pipa pembuangan. Akhirnya
Khadafi meninggal sebelum mencapai Misrata.83
Kantong perlawanan terakhir di Sirte segera runtuh dan pasukan pemberontak
segera melakukan pencarian terhadap loyalis. Mereka menemukan dan membunuh
anak Khadafi, Mutassim dan panglima angkatan darat Abu Bakar Younis. Pada 21
Oktober, NATO mengumumkan keputusan untuk mengakhiri operasi pada 31
Oktober.84 Pada 27 Oktober, Dewan Keamanan PBB meluluskan resolusi untuk
mengakhiri mandat PBB yang memberikan izin intervensi pada 31 Oktober
sementara itu meninggalkan embargo senjata dan sanksi pada tempatnya85. Misi
NATO di Libya secara resmi berakhir pada 31 Oktober 2011.Resolusi tersebut akan
ditegakkan pada pukul 11:59 waktu Libya. Pada tengah malam tanggal 31 Oktober
2011 pesawat NATO E-3A Sentry Airborne Early Warning and Control Aircraft
(AWACS) menutup penerbangan terakhir dalam operasi ini. Dengan serangan
terakhir tersebut Operasi Unified Protector resmi ditutup.86
NATO kemudian mengumumkan pada 1 November 2011 bahwa semua
pesawat AWACS NATO akan kembali ke markas mereka di Geilenkirchen, Jerman.
Semua pesawat, kapal laut, dan kapal selam yang berperan dalam misi akan pulang
dan kembali pada komando nasionalnya masing-masing. Selama operasi unified
protector, NATO telah melakukan lebih dari 26500 penerbangan termasuk sekitar
9700 serangan udara atas Libya.87
2.2 Serangan Udara di Libya
Serangan udara yang dilakukan di Libya berdasarkan titik gravitasi dari teori
John Warden.
2.2.1 Peran AS
AS memegang penuh kepemimpinan dalam perang udara di Libya dalam
operasi odyssey dawn sampai dengan tanggal 31 Maret 2011. Sasaran serangan AS
diarahkan berdasarkan pusat gravitasi di atas antara lain:
Infrastruktur
Pada 19 Maret 2011, rudal penjelajah AS menghantam bandara Misrata dan
akademi penerbangan sebagai bagian dari upaya untuk menghancurkan sistem
pertahanan udara Libya di seluruh negeri dan basis kekuatan udara Libya. Pada 22
Maret, laksamana Locklear menyatakan bahwa intelijen menemukan pasukan
Khadafi sedang menyerang penduduk sipil di Misrata dan koalisi
mempertimbangkan segala opsi guna melindungi penduduk sipil di dalam kota.
Keesokan harinya, AS menyatakan telah berhasil memberlakukan zona larangan
terbang dan mulai menargetkan pasukan darat rezim.
Pada 19 Maret 2011, tiga pesawat pengebom siluman B-2 Spirit terbang dari
pangkalan udara Whiteman di Missouri dengan menjatuhkan bahan peledak yang
diarahkan pada pangkalan udara Ghardabiya di selatan Sirte. B2 menargetkan
beberapa shelter pesawat yang menampung Su-22 dan MIG-23/27 yang merupakan
pesawat-pesawat tempur Libya yang terbaik dengan menyerang 45 target dengan
2000 pound JDAM.88 Serbuan pada Ghardabiya ditambah dengan beberapa rudal
penjelajah Tomahawk yang ditembakkan dari kapal AS di lepas pantai yang
menghantam beberapa shelter. Setelah serbuan B-2 yang berhasil, 2 pesawat
pengebom B-1 terbang dari pangkalan udara Ellsworth di Dakota selatan
melancarkan 2 pengeboman besar terhadap infrastruktur militer Khadafi, termasuk
pertahanan udara, pesawat tempur, pusat komando dan kontrol, gudang kendaraan,
dan depot amunisi. Dalam 3 pengeboman yang dilakukan, pesawat-pesawat B-2 dan
B-1 menghantam sekitar 150 target militer.89
NATO meningkatkan pengeboman udara untuk memudahkan pemberontak
maju ke Tripoli pada awal bulan Agustus. AS terlibat dalm kampanye ini walaupun
sebelumnya Obama menyatakan tidak akan terlibat dalam konflik tersebut.
Departemen pertahanan AS menyatakan bahwa AS melakukan 83 serangan udara
antara 1 April dan 10 Agustus yang berarti rata-rata 3 serangan tiap hari. Selain itu,
6 drone predator AS terbang di atas ibukota dan sekitarnya selama beberapa minggu
guna mengidentifikasi aset rezim yang tersembunyi dan menyerang target yang
sudah jelas.90 Drone melakukan 17 serangan selama periode sebelumnya.
Pasukan Darat
Pada tanggal 20 Maret 2011, 15 AB-8B harrier, F-15 E dan F-16 CJ bersama
dengan Tornado Inggris GR4 dan Rafale Prancis melanjutkan serangan pada
pasukan loyalis sepanjang jalan raya pantai di selatan Benghazi. Serangan tersebut
mengakibatkan kerusakan besar, menghancurkan 14 tank, 20 kendaraan pengangkut
lapis baja, 2 peluncur roket ganda, dan lusinan truk pengangkut
Jumlah serangan dari pengebom berat berakhir dengan cepat. karena
mayoritas pertahanan dan angkatan udara Libya secara efektif sudah dihancurkan
yang membersihkan ruangan udara untuk taktik pesawat tempur terbang rendah
beroperasi dengan aman. Kapal perang AS melanjutkan peluncuran rudal penjelajah
secara bertahap, tapi tujuan awal yang dicanangkan sudah tercapai dan fokus
kemudian diarahkan pada penyerangan terhadap pasukan darat Khadafi. Dengan
zona larangan terbang yang terbentuk di Cyrenaica dan meluas ke seluruh negeri,
pesawat-pesawat tempur koalisi dan AS melancarkan serangan udara pada pasukan
darat di wilayah timur.
Pada subuh tanggal 20 Maret 2011, 15 pesawat Inggris, AS, dan Prancis
digunakan dalam serangan udara terhadap pasukan pro Khadafi di dekat Benghazi
sehingga menghancurkan lusinan kendaraan militer. Di antara sejumlah F-15 dan F-
16, peralatan udara dari 26 th Marine Expeditionary Unit yang terdiri dari 4 AV-8 B
Harrier juga ikut ambil bagian dalam operasi melawan pasukan darat dan
pertahanan udara Khadafi sementara US Navy EA-18 G Growlers menyediakan
bantuan perang elektronik.
Pada 28 Maret, pasukan koalisi bergerak untuk membuka pelabuhan Misrata
setelah terdapat laporan bahwa Vittoria, kapal penjaga pantai Libya dan 2 kapal
lainnya mengusik kapal pemberontak yang mencoba masuk ke pelabuhan. P-3C
Orion AS dan A-10 Thunderbolt bersama USS Barry, kapal perusak dengan rudal
terarah membalas serangan tersebut pada malam harinya. Sementara Barry
mengarahkan kapal pemberontak menjauh dari wilayah tersebut, P-3C Orion
membuka tembakan pada Vittoria dengan 2 rudal AGM-65F Maverick yang
mengenai kapal dan memaksanya untuk mendekati pantai di pelabuhan.91 A-10
kemudian menyerang 2 kapal lainnya, memberondong mereka dengan meriam
otomatis, menghancurkan 1 kapal dan memaksa kru untuk meninggalkan kapal
lainnya. USS Barry mengkoordinasikan serangan di mana untuk pertama kalinya
pesawat P-3
C menembakkan sejumlah rudal AGM-65 dalam peperangan. Serangan NATO
mengangkat blokade pelabuhan dan membuka garis suplai kepada pemberontak.92
Esensi Organik
Pada 19 Maret 2011, AS meluncurkan 124 rudal Tomahawk Land Attack
Cruise Missiles (TLAM) dari kapal perang dan selam AS dengan laporan bahwa 20
dari 22 fasilitas pertahanan udara Libya telah ditargetkan oleh serangan. Rudal
pertama mencapai sasaran pada pukul 15.00 menurut waktu standar timur. Target
pada serangan pertama ini adalah basis anti pesawat dan sistem radar pertahanan
udara terintegrasi di sekitar ibukota Tripoli. Arsenal tomahawk yang digunakan
terdiri dari campuran Tomahawk lama dan baru.
Berdasarkan departemen pertahanan AS, tujuan dari serangan ini terdiri dari
dua:
§ Mencegah serangan dari pasukan rezim terhadap warga negara Libya dan
kelompok oposisi
§ Mengurangi kemampuan rezim dalam menentang zona kawasan terbang
yang diterapkan di bawah resolusi PBB
Pada 20 Maret 2011, 3 pembom B-2 stealth dari U.S. Africa Command
(AFRICOM) telah menyerang lapangan udara Libya menggunakan 40 JDAM untuk
menghancurkan tempat-tempat perlindungan yang digunakan oleh pesawat pembom
Libya. Misi yang diterbangkan dari Whiteman Air Force Base di Missouri
berlangsung selama 25 jam.
Berdasarkan Departemen Pertahanan AS, serangan udara tersebut telah
menghancurkan kapabilitas tetap misil darat ke udara Libya dan radar peringatan,
sistem SA-6 dan SA-8 serta ribuan peluncur rudal SA-7. Operasi Odissey Dawn
yang dipimpin oleh AFRICOM dengan Join Task Force Odissey Dawn diadakan
untuk menyediakan taktik operasional dan kontrol dari penegakan resolusi nomor
1973 dari DK PBB
Pada 23 Maret 2011 menurut Departemen Pertahanan AS, pasukan koalisi
telah terbang dengan jumlah mencapai 336 di Libya, dengan 212 dari mereka yang
diterbangkan oleh AS dan 124 lainnya oleh mitra koalisi lainnya. Dari keseluruhan
serangan, 108-nya adalah misi penyerangan. 162 rudal jelajah Tomahawk telah
diluncurkan dari misi-misi tersebut. Laporan Amerika pada tanggal 23 Maret 2011
menyatakan bahwa angkatan udara Libya telah dihancurkan secara efektif atau
pesawat-pesawat Libya yang berada di pangkalan dan fasilitasnya telah
dilumpuhkan.
Pada 27 Maret 2011, pesawat pembom B-1 B Lancer dari 28th Bomb Wing
di Ellsworth, Dakota Selatan diluncurkan untuk menyerang target di Libya dalam
rangka membantu operasi Odissey Dawn. Pesawat B-1B Lancer diluncurkan dari
daratan AS untuk menyerang sasaran di seberang lautan. Pada 28 Maret 2011, AS
mengirimkan A-10 Thunderbolt II dan pesawat siluman AC-130U untuk terlibat
dalam operasi odyssey dawn di Libya. Pesawat ini berfungsi tidak sebagai
pendukung peperangan, akan tetapi pesawat yang telah memberikan efek presisi.
AS menyediakan mayoritas aset militer, kekuatan tembak, bantuan logistic
serta komando dan kontrol dalam fase awal intervensi dari 19-31 Maret. Dalam 2
minggu, AS telah menerbangkan 1206 (63%) dari total 1990 serangan atas Libya
dan melakukan 463 (49%) dari total 952 serangan pasukan koalisi. AS meluncurkan
221 rudal penjelajah Tomahawk pada sejumlah target di Libya sedangkan Inggris
Kepentingan Amerika..., Roby Rakhmadi, FISIP UI, 2012
63
hanya sebanyak 7 buah. Pada puncak operasi odyssey dawn, sekitar 150 dari 175
pesawat AS dan 12 kapal berada di lepas pantai telah terlibat yang mencerminkan
lebih dari separuh total 350 pesawat dan 20 kapal perang
2.2.2 Peran NATO
Esensi Organik
Pada 24 Maret, pesawat pengintai AWACS menemukan pesawat militer
Libya Soko G-2A-E Galeb terbang di sekitar Misrata yang merupakan pelanggaran
pertama angkatan udara Libya terhadap zona larangan terbang. Rafale Prancis
menghancurkan pesawat tersebut dengan rudal udara ke darat ketika mendarat di
bandara Misrata. Untuk mencegah serangan udara Libya lagi, pada 26 Maret
pesawat tempur Prancis menghancurkan 5 pesawat perang Galeb dan 2 helikopter
serang MI-35 di bandara Misrata yang dipersiapkan untuk operasi militer.
Pada puncak pengepungan antara 19 Maret dan 2 Mei, pesawat perang
NATO yang terbang dalam operasi odyssey dawn dan unified protector
menghantam kira-kira 43 tank, 16 kendaraan militer dan teknik, 17 situs amunisi, 9
kendaraan lapis baja, 8 fasilitas komando dan kontrol serta 4 bunker di sekitar
Misrata.93
Pada 17 April, NATO menerbangkan 145 misi dengan 60 di antaranya
adalah penyerangan suatu target. Dekat Tripoli, 7 fasilitas amunisi berhasil
dihancurkan. Dekat Misrata, 4 instalasi radar dihancurkan. Dekat Sirte, sebuah
pesawat dan 1 fasilitas amunisi berhasil dihancurkan. Di Zintan, pertahanan udara
dan 1 fasilitas amunisi dihancurkan.
Pada 18 April,9 situs amunisi dan markas besar dari brigade ke-32 di Tripoli,
6 peluncur SAM, 4 tank, 3 basis rudal anti serangan udara dan peluncur roket
bergerak di misrata, 3 bunker amunisi di Sirte, 3 tank, sistem senjata anti pesawat,
dan kendaraan lapis baja di Zintan serta 1 bangunan di Brega.94
Pada 26 April, 133 serangan mendadak dilakukan oleh pesawat NATO
dengan 56 di antaranya menghantam target. Tank, misil, peluncur roket, serta
fasilitas penyimpanan dan kendaraan ditargetkan di Tripoli, Misrata, Sirte dan
Khoms.
Pada 3 Mei, NATO melakukan 161 misi penerbangan dengan 62 di
antaranya adalah serangan udara. Sasarannya adalah 2 gudang amunisi di Tripoli, 2
gudang amunisi dan 1 kendaraan lapis baja di zintan. 3 gudang amunisi dan 3 tank
di Misrata, 2 tank di Sirte serta 2 peluncur roket dan 1 tank di Ras Lanuf.
Sejak 12 April sampai 21 Juli, NATO menyerang hampir 300 target di
Misrata meninggalkan Tripoli sebagai wilayah yang lebih sering dibom.95
Infrastruktur
Pada 20 Maret 2011, Prancis mengumumkan bahwa Charles de Gaulle
Groupe aeronaval, yang terdiri dari kapal induk Charles de Gaulle, armada tanker
Mauler dan frigate Aconite dan Dupleix telah berangkat dari Toulon dan menuju ke
pantai Libya. Ekspedisi tersebut dilengkapi dengan 10 helikopter termasuk dua
caracal dan satu puma dari angkatan udara Prancis. Charles de Gaulle juga
mengangkut 8 Rafale Marine, enam 6 Super-Etendard dan 2 E- 2 C Hawkeye.
Selain itu, pesawat AV-8B dari unit ekspedisi marine ke-26, beroperasi dari USS
Kearsarge melakukan serangan terhadap wilayah sekitar Ajdabiyah, Libya. Enam
tornado Italia dari pangkalan udara Trapani Birgi berpartisipasi dalam untuk
pertama kalinya pada 20 Maret 2011.
Serangan udara NATO di Nafusa pada bulan Mei dan Juni menghantam
target dengan kualitas dan kuantitas yang besar di Yafran, Nalut, Gharyan, dan
Zintan.96 Meningkatnya serangan udara NATO telah mencegah kemampuan rezim
dalam memakai tank, artileri, dan peluncur roket untuk menyerang posisi
pemberontak secara efektif.
Tiga serangan udara dilakukan di Tripoli menargetkan instalasi misil dan 2
target lainnya
Pada 19 Juni 2011, pesawat-pesawat NATO melancarkan serangan pada
basis misil di Tripoli. NATO melaporkan kegagalan sistem persenjataan setelah
salah satu bomnya menghantam lingkungan sipil yang mengakibatkan sejumlah
penduduk sipil tewas.
Pimpinan
Pada 25 April 2011, NATO telah melancarkan serangan udara terhadap
kediaman Muammar Khadafi di ibukota Libya, Tripoli, serangan tersebut
dilaporkan telah menghancurkan sedikitnya 1 gedung publik yang digunakan untuk
rapat kementerian berdasarkan laporan pejabat Libya. F-16 Norwegia menyerang
pusat komando dan kediaman Khadafi di Tripoli. Serangan lain terjadi di Misrata
dan Sirte, menghancurkan 4 peluncur roket, 8 kendaraan pengangkut personil serta
1 kendaraan dan 3 gudang amunisi atau fasilitas bunker. Laporan yang berlawanan
menyebutkan sejumlah korban yang jatuh termasuk korban sipil yang diakibatkan
oleh serangan.
Pada akhir April, NATO mengintensifkan serangan udara pada kapabilitas
kontrol dan komando rezim. Serangan berkelanjutan terhadap Tripoli, khususnya
kediaman Khadafi di Bab Al-Aziziya Tripoli sangat dikritik karena melampaui
mandat yang diberikan dan berencana membunuh Khadafi. Pada 30 April, serangan
udara pada sebuah kediaman di Tripoli dilaporkan menewaskan Saif Al-Arab
Khadafi, anak bungsu Khadafi, dan tiga cucunya.
Pada 20 Oktober, serangan udara NATO di luar Sirte menghentikan konvoi
militer yang mencoba meninggalkan kota. Pasukan oposisi menemukan kendaraan
yang dipakai oleh Khadafi. Pemberontak mengambilnya sebagai tahanan dalam
Kepentingan Amerika..., Roby Rakhmadi, FISIP UI, 2012
66
keadaan terluka tapi masih hidup ketika ditemukan bersembunyi dalam pipa
pembuangan. Akhirnya Khadafi meninggal sebelum mencapai Misrata.97
Pasukan Darat
Pada awal operasi, Prancis mengirimkan peralatan udara ke Libya yang
terdiri dari 8 Rafale, 2 Mirage 2000-5, 2 Mirage 2000D, pesawat pengisi tanker 6 C-
135 FR, dan 1 E-3F AWACS. Prancis menamakan operasi ini dengan nama Operasi
Harmattan dengan membentuk zona ekslusi di sekitar Benghazi yang berhasil
menghancurkan sekitar 4 tank pemerintah Libya. Frigate anti serangan dan
pertahanan udara, Jean Bart dan Forbin juga ditempatkan di pantai Libya.
Pada 26 Maret, serangan udara NATO menghancurkan 4 tank T-72 dan
sejumlah artileri di samping cukup menghancurkan jalur perbekalan loyalis dari
Sirte. Setelah menang di Ajdabiya, pemberontak bergerak ke arah barat dan merebut
Brega, Ras Lanuf, dan Bin Jawad. Penggunaan 2 tipe pesawat perang AS yang
dilengkapi dukungan udara jarak dekat, A-10 Thunderbolt dan AC-130 gunship
membantu kemajuan pemberontak secara cepat
Pada 5 April 2011, NATO melancarkan serangan udara terhadap kendaraan
militer pemerintah Libya yang mendekati garis pemberontak di dekat kota Brega.
Serangan tersebut dilaporkan menghancurkan 2 kendaraan yang tidak dikenal. Pada
6 April Tornado RAF terbang ke wilayah pemberontak di Misrata dan Sirte.
Targetnya adalah 6 kendaraan lapis baja dan 6 tank tempur. 2 pesawat typhoon
terbang dari pangkalan udara Gioia del Colle guna menyediakan pengisian bahan
bakar di udara.
Pada 10 April, NATO mengklaim telah menghantam 11 tank atau kendaraan
lapis baja di luar Ajdabiya. Pada 12 April, Pesawat typhoon RAF digunakan dalam
peran serangan darat untuk pertama kali. Pesawat tersebut menghancurkan 2 MBT
(Main Battle Tank) di dekat Misrata dengan paveway II sedangkan tank ketiga
97 Cerita berbeda-beda karena adanya video yang menunjukkan bahwa Khadafi masih hidup ketika ditangkap oleh
pemberontak
Kepentingan Amerika..., Roby Rakhmadi, FISIP UI, 2012
67
dengan paveway IV. Secara total, pesawat RAF menghancurkan 8 MBT pada 12
April sejak awal operasi Ellamy.
Pada 14 April, 4 basis amunisi, 8 bunker, dan 3 APC di Sirte serta radar dan
peluncur SA-3 di perbatasan Tunisia 3 bunker dan 1 helikopter di dekat Misrata dan
2 basis amunisi, 1 radar dan 1 tank di tripoli dihantamPesawat tempur NATO
melancarkan serangan udara di Brega sebelum serangan pemberontak yang
ditargetkan pada tank, teknisi, dan kendaraan pengangkut lapis baja pada 13-14 Juli.
Dengan bantuan udara dari NATO, pemberontak melancarkan serangan dari 14-16
Juli dan akhirnya menaklukkan utara Brega.
Sealift yang dilakukan ke kota Misrata menciptakan keadaan yang sulit bagi
NATO dengan PBB yang memandatkan untuk memberlakukan embargo senjata
bagi Libya dan dasar intervensi pada misi kemanusiaan guna melindungi penduduk
sipil dari rezim. Akan tetapi terdapat kebutuhan politik dan militer dalam
memperkuat pemberontak dan mencegah Misrata jatuh. Kebutuhan yang
berlawanan ini adalah karakteristik perdebatan di antara pemimpin barat guna
mempersenjatai pemberontak dan tingkat dukungan dan koordinasi antara
pemberontak dan NATO.
Berhasil masuknya kapal pemberontak ke pelabuhan Misratra bergantung
pada kewarganegaraan kapal NATO yang memeriksa kargo. Sebagai salah satu
contoh, armada NATO menghentikan konvoi 5 kapal pemberontak yang
mengangkut senjata, memaksa 2 di antaranya untuk kembali tapi membiarkan 3
lainnya lolos tanpa pelaksanaan. Menurut pemberontak, Prancis lebih lunak dari
negara lain dan kapal perang Prancis melakukan pengawalan kapal pemberontak ke
Misrata di akhir Maret. Turki misalnya lebih ketat dalam memberlakukan embargo.
NATO memperbanyak serangan udaranya terhadap Misrata dengan
menghancurkan 30 target di sekitar kota dalam waktu seminggu yang terdiri atas
tank, artileri, dan kendaraan lapis baja98. Dalam peperangan di Misrata, rezim
98 Diaa Hadid and Michelle Faul, “Tripoli sites bombed, rebels claim Misrata gains,” Associated Press, May 10, 2011.
Kepentingan Amerika..., Roby Rakhmadi, FISIP UI, 2012
68
kehilangan sekitar 120 perlengkapan berat militer, termasuk 50 main battle tank
(MBT).99
Direbutnya kota Zawiyah pada 20 Agustus telah membuat rezim Khadafi
menyadari penguasaan pemberontak atas Zawiyah menghadirkan ancaman langsung
terhadap Tripoli dan mengirim bala bantuan ke kota tersebut. Pesawat perang
NATO mengebom konvoi loyalis yang dikirim ke kota tersebut dan memaksanya
untuk mundur 6 mil dari timur Zawiyah. Selama operasi unified protector, NATO
telah melakukan lebih dari 26500 penerbangan termasuk sekitar 9700 serangan
udara atas Libya.100
Tabel 2.1
Target Serangan sampai dengan 15 Juni 2011101
Fasilitas Jumlah
serangan
Keterangan
Pusat komando dan kontrol 90 Dapat termasuk target besar seperti Bab
al-Aziziyah atau markas besar dari
Brigade ke-32 Khamis pada 18 April.
Yang lain tidak terlalu strategis
Fasilitas militer 23 Dapat termasuk pusat pelatihan, fasilitas
pendukung peluru kendali, fasilitas
pengisian bahan bakar
Komunikasi 5
Kendaraan lapis baja dan
fasilitas penyimpanan
kendaraan
90 Situs-situs besar berada di dekat Tripoli
dan dekat Sirte
Situs amunisi 337 Wilayah mizadah dan hun diperkirakan
sebagai sebagai depot amunisi
Tempat kedudukan artileri 32+ Semua tempat dudukan infantri termasuk
bunker, pos pemeriksaan, dan bangunan
yang digunakan sebagai tempat untuk
menembakkan artileri
Perlengkapan
Main Battle Tank (MBT) 131 Banyak sasaran yang diserang pada
Misrata, Brega, dan Ajdabiya
APC/AIFV/AFV/IFV 65
Kendaraan militer teknis 106 Tidak ada penjelasan lebih lanjut dan
tampaknya meliputi semua kendaraan
yang dimodifikasi serta truk militer
Truck mounted guns 31
Anti aircraft guns 20
Artileri 29
Peluncur roket 64
Peluncur roket ganda 12
Aset pertahanan udara
(radar, SAM dan
penyimpanan SAM)
111 Sistem SAM utama dihancurkan. Yang
masih tersisa adalah MANPAD, light
SAM dan infrastruktur yang masih tersisa
antara lain situs penyimpanan dan radar
Kendaraan logistik dan
transport
18 Transport alat-alat berat. Beberapa di
antaranya mengangkut helikopter ketika
diserang
Aset angkatan laut 9 Pelabuhan sirte, al khums dan Tripoli.
Targetnya antara lain frigate dan korvet
Helikopter 3 Selebihnya dihancurkan ketika diangkut
di atas kendaraan transport berat
Kepentingan Amerika..., Roby Rakhmadi, FISIP UI, 2012
70
2.3 Ringkasan Penggunaan Aset Militer
AS: kapal amfibi USS Ponce dan USS Kearsarge; kapal kelas perusak
Arleigh Burke dengan misil berpemandu USS Stout dan USS Barry; kapal selam
USS Providence; USS Scranton dan USS Florida102; pesawat jet F-15 dan F-16;
Global Hawk UAV; sistem radar Joint Surveillance Target Attack; pesawat
AWACS; EA-18 Growler Tactical Jammer; pesawat patroli maritim P-3 serta
pesawat A-10 dan AC-130. Tiga pesawat siluman B-3 juga dilaporkan telah terbang
ke Libya dari basis mereka di AS.
Inggris (operasi Ellamy): Frigate HMS Cumberland, HMS Westminster
(temasuk detasemen dari royal marines); kapal selam kelas Trafalgar HMS
Triumph; aset Istar termasuk Nimrod R1, pesawat Sentry E3-D AWACS, dan
pesawat radar sentinel airborne, pesawat tanker/transport Tristar dan VC10; pesawat
Typhoon dan Tornado GR 4.103
Kanada (operasi Mobile): frigate HMS Charlottetown, 6 pesawat tempur CF-
18 serta kapal patroli maritim dan pengisi bahan bakar.104
Prancis (operasi harmattan): kapal induk Charles de Gaulle dengan 26
pesawat (16 jet) ; 2 kapal perusak Forbin dan Jean Bart ; sekitar 20 jet Rafale dan
Mirage, 6 pesawat tanker C-135 dan sebuah pesawat AWACS.105
Italia: kapal induk Giuseppe Garibaldi dengan sejumlah pesawat tempur di
atasnya; 8 jet, dan kapal patrol pantai serta kapal bantuan logistic
Norwegia: 16 jet F-16
Denmark: 6 jet F-16 dan 1 pesawat transport
Qatar: 4 pesawat mirage dan 2 pesawat transport C-17
102 The USS Enterprise carrier strike group juga dikirim ke Teluk Aden dalam operasi maritim dan operasi enduring freedom
di Irak
103 http://www.mod.uk/DefenceInternet/DefenceNews/InDepth/LibyaOperationEllamy.htm
104 http://www.comfec-cefcom.forces.gc.ca/pa-ap/ops/mobile/index-eng.asp
105 http://www.defense.gouv.fr/english/portail-defense
Kepentingan Amerika..., Roby Rakhmadi, FISIP UI, 2012
71
Spanyol: 4 jet F-18, pesawat pengawas dan pengisi bahan bakar, 1 kapal
selam dan 1 frigate
Belanda: 4 F-18, 1 kapal penyapu ranjau dan pengisi bahan bakar
Yunani: 1 frigate, 1 helikopter pencari dan penyelamat serta pesawat pengisi
bahan bakar
Uni Emirat Arab : 12 jet dan 1 pesawat transport C-17
Belgia : 6 jet F-16 dan 1 kapal penyapu ranjau
Basis-basis bagi pesawat NATO untuk melancarkan serangan antara lain di
selatan Prancis, Yunani, 7 di selatan Italia dan Pulau Sisilia serta kapal induk
Prancis dan Italia di Mediterania. Basis utama untuk RAF adalah Gioia del Colle di
wilayah Puglia selatan Italia. Aset dukungan Inggris lainnya adalah E3-D Sentry,
VC10 dan pesawat sentinel yang berbasis di Akrotiri di Cyprus dan Trapani di
Sisilia. Pada fase awal kampanye, pesawat tornado diterbangkan dari basis RAF
Marham di Norfolk.
2.3.1 Aset AS dalam Operasi Odyssey Dawn
Angkatan Udara
§ Pesawat pembom B-2 stealth dari 509th Wing di pangkalan angkatan udara
Whiteman, MO
§ F-15 E dari 492nd Fighter Squadron dan 494th Fighter Squadron di
Lakenheath RAF, Inggris
§ Pesawat f-16 CJ defense-suppression dari 480th Fighter Squadron di
Pangkalan Udara Spangdahlem, Jerman
§ Pesawat operasi psikologis EC-130 dari 193rd Special Operations Wing,
Pennsylvania Air National Guard, Middeltown, PA
§ KC-135 dari 100th air refueling wing di Mildenhall RAF, Inggris dan 92nd air
refueling wing, Fairchild AFB, WA
Kepentingan Amerika..., Roby Rakhmadi, FISIP UI, 2012
72
§ C-130 J dari 37th Airlift Squadron di Pangkalan udara ramstein, Jerman
§ Pesawat serang A-10
§ AC-130 gunship
Sebagai bagian dari misi perjalanan 25 jam, pesawat B-2 menyerang shelter
pesawat di lapangan udara Ghardabiya di awal-awal operasi odyssey dawn. Pesawat
F-15 E dan F-16 CJ menyerang pasukan darat Khadafi yang bergerak ke arah
oposisi di Benghazi dan mengancam penduduk sipil. KC-135 melakukan pengisian
bahan bakar terhadap pesawat di sebuah pangkalan udara dan C-130 J
menggerakkan peralatan darat dan personil ke pangkalan tersebut sebagaimana yang
dilakukan C-17.
Gambar 2.2
Aset Maritim dalam Operasi Odyssey Dawn
Pada permulaan operasi 19 Maret 2011
Kepentingan Amerika..., Roby Rakhmadi, FISIP UI, 2012
73
Angkatan laut (kapal perang)
o Kapal perusak dengan misil terarah USS Stout (DDG 55) dan USS Barry
(DDG 52)
o Kapal sealam USS Providence (SSN 719), USS Scranton (SSN 756) dan
USS Florida (SSGN 728)
o Kapal pendarat amfibi USS Kearsarge (LHD 3) dan USS Ponce (LPD 15)
o Kapal pembantu lewis and Clark, Robert E. Peary dan Kanawha
Aset penerbangan laut dan pelayaran
ü Pesawat tempur AV-8B Harrier, helikopter super stallion CH-53, dan
pesawat tiltrotor MV-22 Osprey di atas Kearsarge dan Ponce
ü Pesawat tanker KC-130 J yang terbang dari pangkalan udara sigonella, Italia
ü Pesawat serang elektronik EA-18 G Growler dari VAQ-132 yang bermarkas
di pulau Whidbey, WA dan terbang dari pangkalan udara aviano, italia.
Pesawat-pesawat ini dialihkan dari Irak untuk mendukung operasi odyssey
dawn
ü Pesawat serang elektronik EP-3 Aries dan P-3 Orion sub-hunter
Dalam intervensi militer NATO ke Libya, terdapat pengalihan
kepemimpinan dari AS kepada NATO. Pengalihan kepemimpinan ini terjadi pada
operasi unified protector dengan NATO yang langsung memegang kendali atas
intervensi yang terjadi. Intervensi ini masih diikuti oleh AS, meskipun perannya
hanya menjadi sekadar peran pembantu. AS menyediakan sejumlah pesawat dan
kapal perangnya guna dipakai oleh NATO dalam menjalankan intervensi militer.
Masih berperannya AS dalam fase kedua intervensi ini dikarenakan kapabilitas yang
dimiliki AS jauh lebih kuat ketimbang negara anggota lainnya.
Secara keseluruhan dalam intervensi ini, dilakukan serangan udara dan
serangan laut. Serangan udara dilakukan dengan mengerahkan pesawat-pesawat
tempur guna menyerang sejumlah sasaran di Libya sementara serangan laut
dilakukan dengan mengembargo senjata ke pelabuhan-pelabuhan di Libya. Dalam
menjalankan aksinya NATO juga melibatkan sejumlah negara Arab seperti Qatar
dan UEA dalam menegakkan zona larangan terbang.
Pihak NATO juga memberikan pengakuan terhadap NTC sebagai
perwakilan resmi dari Libya menggantikan rezim Khadafi. Dalam menegakkan
Kepentingan Amerika..., Roby Rakhmadi, FISIP UI, 2012
76
mandat yang diberikan PBB, pihak NATO dianggap telah melampaui batasan yang
diberikan oleh PBB yaitu pengakuan terhadap NTC sebagai perwakilan resmi dari
pemerintah.
Dalam intervensi militer di Libya, AS melancarkan serangan pada titik-titik
yang dianggap merupakan pusat gravitasi dalam pertahanan di Libya antara lain:
infrastruktur, pasukan darat, dan esensi organik. Banyaknya perlengkapan militer
Libya di bawah Khadafi yang sudah rusak akibat embargo turut membantu serangan
AS terhadap sasaran-sasaran yang telah ditentukan. AS tidak menyerang bagian
pimpinan dan populasi. Penyerangan infrastruktur ini dilakukan untuk memudahkan
pemberlakuan zona larangan terbang di Libya dengan mematahkan pertahanan
udara mereka. Selain itu, penyerangan shelter-shelter pesawat dilakukan agar
kekuatan udara Libya lumpuh sehingga tidak mampu menyerang pemberontak yang
persenjataannya jauh lebih terbatas daripada pasukan pemerintah.
Penyerangan esensi organik seperti pelabuhan dijalankan agar pemberlakuan
resolusi no. 1973 DK PBB dijalankan. Dengan resolusi yang bertujuan untuk
melindungi rakyat sipil dari ancaman militer Khadafi, keberadaan sarana penunjang
militer seperti sistem radar harus diputus agar resolusi tersebut berlangsung efektif.
Begitu juga fasilitas-fasilitas pertahanan yang mampu meluncurkan rudal-rudal yang
dimiliki oleh pemerintah Libya dilumpuhkan supaya ancaman-ancaman terhadap
pesawat-pesawat NATO yang dikirim menjadi berkurang atau bahkan tidak ada. AS
memiiliki kapabilitas yang besar dalam melakukan serangan karena ditunjang oleh
faktor ekonomi dan militer yang besar. Peralatan militer yang dimiliki AS bila
terlihat dalam operasi ini cukup besar bila dibandingkan dengan negara anggota
NATO yang lain. Penyerangan pasukan darat dilakukan terhadap kendaraan-
kendaraan militer yang biasa dipakai oleh tentara pemeritah. Hancurnya
kemampuan mobilitas dan daya serang tentara pemerintah akan mengakibatkan
pasukan pemberontak dapat maju ke arah Tripoli dan menggulingkan pemerintahan
yang ada.
Kepentingan Amerika..., Roby Rakhmadi, FISIP UI, 2012
77
Selama operasi odyssey dawn, meskipun AS mendominasi jumlah serangan,
akan tetapi dalam serangan ke titik-titik gravitasi yang ada AS hanya menyerang 3
titik gravitasi bila dibandingkan dengan serangan-serangan NATO. Setelah NATO
mengambil alih kepemimpinan dalam operasi militer di Libya yaitu operasi unified
protector, NATO menyerang target-target yang ada berupa infrastruktur, pasukan
darat, esensi organik, dan kepemimpinan. Dalam serangan pertama yang dipimpin
oleh AS, kapabilitas pertahanan udara Libya telah dihancurkan sehinga membantu
misi NATO dalam menjalankan operasi militer.
Dengan hancurnya kapabilitas dan kemampuan rezim Khadafi dalam
mempertahankan dan melancarkan serangan udara, maka NATO bisa lebih leluasa
dalam melakukan serangan ke titik-titik gravitasi lainnya. Dalam hal ini NATO
lebih mengintensifkan serangan pada pasukan darat Libya terutama kepada
kendaraan-kendaraan militer yang dimiliki oleh rezim Khadafi. Peperangan
asimetris yang terjadi antara pemerintah dan oposisi menyulitkan kegiatan
penggulingan Khadafi. NATO membantu pergerakan pemberontak dengan
melakukan serangan secara langsung terhadap pasukan darat Khadafi. Tanpa adanya
bantuan dari NATO, sulit untuk memastikan kemenangan kaum oposisi dalam
konflik di Libya ini. Ditambah lagi dengan pengapalan senjata dari Prancis dan
Qatar, kekuatan kaum oposisi tidak bisa dianggap remeh.
Ketergantungan kaum pemberontak yang begitu besar terhadap serangan
udara NATO dalam perang saudara ini bisa dilihat dengan direbutnya kembali kota-
kota yang sebelumnya berada di bawah kendali rezim Khadafi seiring dengan
serangan udara NATO yang begitu intensif menyambangi kubu-kubu pasukan
Khadafi. Tanpa kemampuan udara yang mumpuni, rezim tidak mampu membalas
seangan udara NATO. Terlebih hantaman terhadap esensi organik mereka yang
beruntun telah melumpuhkan sebagian besar militer Khadafi.
Serangan terhadap pusat kepemimpinan bertujuan untuk mengacaukan rantai
komando dari Khadafi kepada bawahannya. Serangan ini akan memberikan efek
psikologis yang besar kepada rezim. Terlebih dengan tewasnya Sail al Arab Khadafi
Kepentingan Amerika..., Roby Rakhmadi, FISIP UI, 2012
78
yang merupakan anak bungsu Khadafi merupakan pukulan berat bagi rezim yang
masih bertahan di Libya. Serangan terhadap konvoi loyalis dari Sirte pada 20
Oktober yang kemudian diketahui mengangkut Khadafi adalah pukulan yang paling
berat diberikan terhadap pemerintahan Khadafi yang masih bertahan di Sirte.
Serangan itu mengakibatkan pusat perlawanan terakhir dari rezim yang masih
bertahan mengalami keruntuhan dengan cepat setelah kabar bahwa Khadafi
meninggal di tangan pemberontak.
Semakin menguatnya kondisi pemberontak mengakibatkan mereka dapat
bergerak lebih cepat ke arah Tripoli dan mampu mengubah arah jalannya
peperangan yang selama ini kurang menguntungkan bagi mereka. Dengan
membantu melakukan serangan udara terhadap pasukan loyalis berdasarkan titik-
titik gravitasi di atas, maka arah peperangan bisa ditentukan oleh keunggulan
pasukan udara NATO yang memiliki teknologi canggih dan lebih terorganisir.
Kepentingan Amerika..., Roby Rakhmadi, FISIP UI, 2012
79
Strategi menurut dictionary of United States Military Terms for Joint Usage
(1964) hal 35 adalah “the art and science of developing and using political,
economic, psychological and military forces as necessary during peace and war, to
afford the maximum support to policies, in order to increase the probabilities and
favorable consequences of victory and to lessen the chances of defeat” (US Joint
Chiefs of Staff).107
Strategi adalah seni dan ilmu dalam mengembangkan dan menggunakan
kekuatan politik, ekonomi, psikologi, dan militer sebagaimana yang dibutuhkan
sepanjang perdamaian dan perang, untuk mendapatkan dukungan yang maksimum
terhadap suatu kebijakan untuk meningkatkan kemungkinan dan keuntungan
sebagai akibat dari perang dan mengurangi kesempatan untuk kalah.
Sedangkan menurut pejabat strategi militer soviet Marshal V.D. Sokolovsky,
strategi harus didasarkan pada pengalaman militer, kondisi politik dan militer,
potensi ekonomi dan moral suatu negara, cara-cara perang yang baru serta
pandangan dan potensi dari musuh- kajian dari kondisi dan sifat peperangan di masa
depan, metode persiapan dan pelaksanaannya, penugasan angkatan bersenjata, serta
dasar-dasar dari dukungan teknik dan materi dan kepemimpinan dalam perang dan
angkatan bersenjata.108
Dalam intervensi militer di Libya, strategi yang dipakai oleh AS tidak hanya
berupa serangan udara. Akan tetapi menyangkut aspek-aspek lainnya seperti politik,
ekonomi, dan sosial. Penggabungan beberapa aspek dalam pelaksanaan intervensi
militer di Libya oleh AS akan memberikan hasil yang maksimal dan memuaskan
dalam memenuhi kepentingan AS
Hubungan AS dengan Libya di bawah Muammar Khadafi berdasarkan
sejarah buruk dan keras di kedua belah pihak. Pengeboman Tripoli oleh AS pada
1981 serta sanksi ekonomi PBB dan AS terhadap Libya atas tuduhan terlibat dengan
terorisme adalah buktinya. Hubungan yang suram ini menjadi cair ketika Khadafi
memutuskan untuk mengakhiri program senjata nuklirnya dan melakukan
pembayaran untuk ganti rugi keterlibatan Libya dalam penghancuran pesawat sipil
pada 1988. Sanksi PBB dan AS dihapus pada 2004 sementara hubungan diplomatik
AS-Libya dilakukan pada 2006. Pengalaman Amerika dalam perang di Irak
mempengaruhi keputusan menyangkut intervensi di Libya. AS tidak memandang
Libya sebagai kepentingan strategis yang vital, tapi sebagai tantangan terhadap
keamanan dan kemanusiaan secara umum. Keterlibatannya didasarkan pada upaya
mencegah pembantaian penduduk sipil agar mengirim tanda yang jelas kepada
pemimpin otoktratis di kawasan.
Dalam intervensi militer di Libya, AS dan NATO menggunakan mandat DK
PBB no. 1973 yang bertujuan untuk melindungi rakyat sipil dari ancaman militer
Khadafi. Akan tetapi setelah intervensi tersebut berjalan, operasi yang dijalankan
oleh AS dan sekutunya melampaui mandat yang diberikan. Bahkan presiden Obama
sendiri dalam pernyataannya menegaskan bahwa keikutsertaan Amerika dalam
intervensi militer ke Libya ini bertujuan untuk menurunkan Khadafi dari
kekuasaannya.109 Ditegaskan bahwa kesuksesan di Libya harus menyangkut
penurunan Khadafi secepat mungkin dan Libya tidak boleh menjadi tempat di mana
peperangan berlarut-larut yang akan mendestabilisasi kawasan.
Sebelumnya Amerika telah melakukan pembekuan terhadap aset-aset Khadafi
dan memobilisasi sanksi terhadap Libya. Pembekuan aset atas Khadafi dan nama 6
(enam) orang keluarganya bernilai Rp 6 trilyun ditambah surat-surat berharga Rp 2
trilyun (total Rp.8 T) dicegah untuk dibawa keluar Libya dengan cara dan metode
apapun. Aset Khadafi yang dibekukan di berbagai negara di dunia juga dalam
penyitaan Mahkamah Internasional senilai US$.32 miliar.110 Total aset Libya yang
dibekukan berjumlah $150 milyar dollar, $100 milyar dollar di antaranya berada
dalam negara-negara yang bergabung dalam agresi NATO ke Libya.
Dewan Keamanan PBB yang terdiri dari 15 negara (5 anggota Tetap dan 10
anggota tidak tetap) telah memutuskan dengan suara bulat menetapkan Moamar
Khadafi sebagai penjahat perang karena dianggap telah membunuh dengan sengaja
secara massal rakyatnya sendiri baik melalui kekuatan secara langsung maupun
tidak langsung. Sesuai dengan ketetapan Mahkamah Internasional tentang seseorang
yang dikenai tuduhan telah melakukan kejahatan dan kriminal Internasional telah
jelas disebutkan dalam UU Kejahatan Internasional yang menjadi tugas Mahkamah
Internasional, ada 28 jenis Hierarki yang masuk kategori kejahatan internasional,
salah satunya adalah genosida (pembunuhan massal).
110 Abang Geutanyo, Khadafi dan Libya Terkini. Serangan Umum di Ambang Pintu Jika AS Intervensi diakses dari http://luar-
negeri.kompasiana.com/2011/03/05/khadafi-dan-libya-terkini-serangan-umum-diambang-pintu-jika-as-intervensi/ tanggal 16
Juni 2012 pukul 15.30 WIB
Dalam Revolusi di Libya, Muammar Khadafi dianggap menggunakan
kekuatannya secara kasar dan sadis terhadap rakyat sipil (genosida) sehingga
memancing dunia luar termasuk Mahakamah Internasional yang notabene adalah
negara-negara barat. Penetapan Khadafi sebagai seorang penjahat perang dan
melanggar HAM memojokkan Khadafi dan pengikut setianya merupakan dalih yang
bisa diangkat oleh AS dan sekutunya guna mendapatkan resolusi DK PBB. Dalam
eskalasi pertempuran di seluruh Libya yang memiliki 11 Provinsi, 5 Provinsi berada
dalam penguasaan kubu yang memberontak sejak awal pergolakan, termasuk
Benghazi tempat Khadafi dilahirkan. Sikap Khadafi yang eksentrik serta kekerasan
yang dilakukannya terhadap para oposisi membuat NATO dengan mudah meraih
dukungan dunia saat melancarkan intervensi militer di Libya.
Dalam intervensi ini, pihak AS berada dalam pimpinan pada fase awal
intervensi yaitu operasi odyssey dawn sampai tanggal 31 Maret 2011. Setelah itu,
NATO mengambil alih serangan dan AS hanya menyediakan peran pembantu
Kepentingan Amerika..., Roby Rakhmadi, FISIP UI, 2012
83
seperti menyediakan kapal perang dan pesawat-pesawat tempur yang ada guna
melakukan serangan udara. Dalam intervensi ini secara keseluruhan hanya
dilakukan serangan laut dan serangan udara tanpa adanya serangan darat.
Ada berbagai faktor yang menyebabkan mengapa tidak terjadi pengiriman
pasukan untuk melakukan serangan darat:
Pengiriman penasehat perang dan perlengkapan militer guna memperkuat
kedudukan pemberontak untuk melancarkan serangan terhadap kedudukan
rezim di Tripoli. Dengan semakin kuat dan terlatihnya pemberontak dalam
melancarkan peperangan, maka mereka akan semakin efektif dalam
melancarkan serangan kepada kubu-kubu pertahanan rezim Khadafi. Salah
satu contoh pengiriman perlengkapan militer dilakukan oleh Inggris dengan
mengirim 1000 set baju zirah dan 100 telepon satelit.111 Sementara itu,
embargo senjata dijalankan terhadap Khadafi sedangkan terhadap NTC,
embargo tersebut dijalankan secara setengah-setengah. Dalam melakukan
embargo senjata, kapal-kapal NATO bertindak tegas kepada Khadafi
sedangkan kepada NTC terdapat pengiriman senjata yang dibiarkan lepas
begitu saja.
Bantuan senjata dari Prancis dan Qatar turut membantu memperkuat
pemberontak. Ditambah lagi dengan kondisi geografis di Libya yang berupa
gurun pasir dengan kota-kota yang terletak di tengahnya menjadikan wilayah
ini sebagai tempat yang empuk untuk diperebutkan baik oleh pihak
pemberontak maupun pemerintah. Serangan udara NATO juga turut
membantu pergerakan pemberontak dengan menyasar pada kendaraan dan
perlengkapan berat pasukan pemerintah
Keterlibatan AS dalam peperangan di Irak dan Afghanistan yang berlarut-
larut telah menjadikan AS untuk enggan terlibat lebih jauh lagi dalam
peperangan di Libya. Peperangan di Irak dan Afghanistan telah menjadi
beban yang sangat besar bagi pemerintah AS baik dari segi ekonomi maupun
politik. Menurut presiden AS Barrack Obama, AS menjadi bagian dari
koalisi dan memiliki peran yang sangat sempit.112 Meskipun AS memimpin
serangan dalam fase pertama intervensi, akan tetapi hal tersebut dilakukan
karena kemampuan yang dimiliki AS. Pada hari-hari sesudahnya NATO
akan mengambil alih kepemimpinan dari AS.
Terdapatnya penentangan dari politisi partai Republik yang sangat dominan
di Kongres AS pasca kekalahan telak partai Demokrat dalam pemilu sela
tahun 2009 terhadap keterlibatan pasukan AS di Libya juga menjadi faktor
bagi AS untuk mengalihkan kepemimpinan kepada NATO. Penentangan
sangat keras ini ditunjukkan oleh politisi partai Republik yang sangat
dominan di Kongres AS menyebabkan Barack Obama semakin lemah
sehingga banyak program yang diajukannya ke Kongres untuk disahkan
akhirnya gagal karena diveto oleh partai Republik.
Partai Demokrat yang mengusung Obama menjadi presiden di AS menjadi
minoritas dibadan legislatif AS sehingga tidak bisa bertahan dari desakan
partai Republik yang mayoritas untuk menarik pasukannya dari Libya dan
mengalihkan kepemimpinan dari NATO. Di samping biayanya yang sangat
mahal disaat bangsa AS menghadapi krisis ekonomi yang belum benar
benar sembuh, serta pengangguran masih belum banyak berkurang.113
Dan sesuai dengan program AS sebelumnya, maka agar tidak kehilangan
muka di hadapan sekutu-sekutunya dan juga warga AS maka tongkat
komando segera diserahkan kepada NATO,yang sangat berguna bagi mereka
politik,ekonomi yang sedang melanda Eropa kepada masalah masalah sosial
yang sekarang sedang bergolak di Timur Tengah. Kepentingan energi Eropa
yang selama ini dipenuhi dari Rusia juga bisa terbantu bila pemerintah Libya
pasca Khadafi bisa ditata dengan kepentingan Eropa. Bagi Barack Obama,
dengan penarikan pasukan AS dari intervensi di Libya akan memperbaiki
citra pemerintahannya yang kebijakannya banyak mengalami ganjalan oleh
kongres.114
Operasi kontra intelijen AS dan NATO di Libya untuk mengorganisir dan
melatih pasukan anti pemerintah Libya. Operasi ini dilakukan sebelum
presiden AS Barack Obama secara resmi mengeluarkan instruksi
mengirimkan pasukan militer Libya. Menurut Bob Baer, seorang mantan
agen CIA di timur tengah, tim khusus itu dikirim untuk mengkaji
pembentukan unit militer di Libya melalui Mesir.115 Pemerintah AS
mencoba program yang sejenis dengan operasi di Afghanistan dan Irak
untuk diterapkan di Libya. Para perwira CIA diterjunkan di Libya guna
melatih pasukan antirezim Khadafi. Penempatan agen spionase CIA di Libya
berguna untuk mengumpulkan informasi guna memuluskan operasi serangan
udara ke pusat-pusat militer Libya. Para analis politik menilai salah satu
tujuan utama penempatan mata-mata AS di Libya adalah untuk mengorek
informasi lebih besar mengenai kubu oposisi rezim Khadafi dan
pandangannya mengenai masa depan Libya.
Negara-negara lainnya yang ikut menerjunkan intelijen ke Libya adalah
Belanda dan Inggris. Penerjunan intelijen ke Libya akan mempermudah
penyerangan udara NATO ke negara ini dengan terkuaknya pusat-pusat
pertahanan udara Libya. Menurut situs koran telegraph (24/8/2011), intelijen
militer Inggris dan para perwira intelijen Libya membantu pemberontak
merencanakan serangan mereka, dan Royal Air Force (RAF) meluncurkan
serangan terkoordinasi untuk membersihkan jalan pemberontak yang maju
ke Tripoli ketika terjadi konflik. Petugas MI6 (Dinas Rahasia Intelijen
Inggris) di Benghazi membuat rencana pertempuran dengan kekuatan besar
anti-Khadafi, Dewan Nasional Transisi.116
Saran taktis yang terus update disediakan oleh para ahli Inggris untuk para
pemimpin pemberontak, berpusat pada kebutuhan untuk memicu
pemberontakan baru di Tripoli yang dapat digunakan sebagai petunjuk bagi
pejuang untuk masuk kota. Keterlibatan rahasia pasukan AS dan CIA dalam
pengambilalihan Tripoli dilakukan dengan menunjukkan arah dukungan
logistik, nasihat keamanan, intelijen utama dan pengendali udara untuk para
pemberontak.
CIA dan badan-badan intelijen AS lainnya telah mengumpulkan informasi di
seluruh konflik dari kontak mereka saat mereka bekerja sama dengan
pemerintah Khadafi pada program kontra terorisme melawan al-Qaeda, dan
terkait dengan kelompok militan Islam yang beroperasi di Libya.
Pada Maret 2011, kekuatan udara AS mencegah jatuhnya basis pertahanan
NTC di Benghazi. Washington terus memainkan peran pendukung yang vital
terhadap NATO dan pesawat sekutu lainnya selama misi peperangan. Washington
telah mencoba untuk membatasi keterlibatannya dalam konflik dan mendorong
negara dengan kepentingan yang lebih langsung di Libya untuk memainkan peran
kunci. Pada April 2011, AS setuju guna memberikan bantuan sebesar 25 juta US$
dalam bentuk non senjata kepada pemberontak Libya. Bantuan tersebut antara lain
kendaraan, truk bahan bakar, ambulans, peralatan medis dan benda-benda kecil
seperti binokuler dan rompi pelindung.
3.2 Kepentingan Negara-Negara Eropa di Libya
Kepentingan Eropa yang vital dipertaruhkan di Mediterania. Rute
perdagangan, suplai energi, dan migrasi adalah contohnya. Oleh karena itu pihak
Eropa harus ikut terlibat dalam krisis Libya yang tentu akan berpengaruh pada
kepentingan Eropa. Dengan mengidentifikasi kawasan yang paling menantang
kepentingan vital mereka, strategi pencegahan jangka panjang dilakukan dengan
cara holistik dan multilateral dengan menggunakan segala instrumen dan tindakan
eksternal yang bermitra dengan aktor regional dan lokal guna menciptakan stabilitas
jangka panjang. Sebagai pilihan terakhir jika cara lain tidak bekerja, tindakan militer
bisa diambil dan dilakukan berdasar perencanaan militer yang permanen. Tindakan
militer dilakukan dengan mitra lain atau melalui NATO, CSDP, PBB, dll.117
Yang terpenting adalah keefektifannya dengan bingkai komando dan kendali
operasi militer. Sejauh Eropa terkait dengan kebijakan luar negeri aktor yang
mengarahkan operasi, Uni Eropa akan membuat kebijakan jangka panjang
berdasarkan prioritas kawasan. Dalam kasus Libya, Uni Eropa meminta dengan
keras Khadafi untuk turun dan menerapkan resolusi DK PBB no. 1973 melalui
operasi Common Defense and Security Policy (CSDP) di bawah komando Prancis
dan Inggris tanpa mewajibkan 27 negara anggotanya ambil bagian.118
Kapabilitas Eropa dalam melakukan operasi masih sangat kurang walaupun 27
negara anggota Uni Eropa adalah aktor militer terbesar kedua setelah AS. Akan
tetapi secara keseluruhan mereka masih mempunyai kelemahan di beberapa
wilayah. Kapasitas Eropa yang masih kurang antara lain: peluru kendali, satelit
pengamatan, kapal induk sehingga membutuhkan bantuan AS. Tanpa bantuan AS,
operasi akan berjalan lebih lambat dan buruk dengan resiko jatuhnya korban jiwa
yang lebih besar di pihak NATO dan korban jiwa di pihak Libya. Krisis Libya
membuktikan bahwa keberadaan NATO tidak menjamin penjagaan kepentingan
Eropa. Negara anggota Uni Eropa yang mampu melakukan operasi adalah Prancis
dan Inggris walaupun mengalami kesulitan dalam hal teknis di lapangan.119
Kecenderungan Eropa untuk melakukan tindakan militer terhadap Libya dapat
dijelaskan oleh fakta bahwa mereka salah mengerti dan meremehkan momentum
pro demokrasi di sepanjang dunia Arab. Sebelumnya, pemerintah Prancis telah
menyediakan rezim Ben Ali dengan pakar keamanan untuk menghalau revolusi
Tunisia. Oleh karena itu pihak Eropa berupaya memperbaiki tindakan mereka
sebelumnya dengan membantu pemberontak Libya yang posisinya lebih rentan
dibanding Tunisia dan Mesir. Keterlibatan Eropa secara penuh juga didorong oleh
fakta bahwa Prancis, Italia, dan Inggris mengembangkan hubungan yang lebih dekat
dengan khadafi dan rezimnya dengan menjual senjata seperti pesawat tempur dan
rudal. Prancis dilaporkan mencari kontrak minyak setelahnya.
Munculnya gerakan oposisi di dalam negeri Libya yang menuntut kebebasan
berpendapat dan demokrasi sebagai bagian dari gelombang musim semi Arab yang
melanda negara-negara timur tengah merupakan momentum yang tepat bagi pihak
Eropa untuk melaksanakan kepentingannya. Desakan ini juga menginginkan
perubahan rezim. Kepentingan rakyat ini bertemu dengan kepentingan Prancis dan
Inggris yang menginginkan ekspolitasi minyak Libya. Inilah salah satu alasan
kenapa rakyat menyambut perubahan rezim yang ditawarkan Prancis.
Perkembangan dunia teknologi komunikasi dan informasi telah memanaskan
situasi. Rakyat yang sudah melek informasi tidak dapat membiarkan Khaddafi dan
keluarganya hidup mewah dan berkuasa lebih 4 dekade Demonstrasi pecah di
Benghazi menuntut Khadafi mundur. Khadafi menghadapi demonstrasi dengan
kekerasan. Situasi ini dijadikan alasan untuk menggulingkan Khadafi. Pemerintahan
transisi (NTC) dibentuk dengan pimpinan mantan loyalis khadafi. Ketua NTC,
Mahmud Jibril adalah menteri kehakiman Khadafi sebelum demonstrasi pecah.
Kelompok revolusioner sangat menyadari bahwa mereka dibantu Barat,
karena dengan bantuan Baratlah Khadafi dapat ditumbangkan. Sementara NATO
yakin bahwa tanpa isu demokrasi dan HAM mereka tidak punya alasan menyerang
Libya untuk menguasai minyak. Maka titik temu antara Perancis dengan kelompok
revolusioner adalah: memberi kesempatan untuk tumbuhnya demokrasi dan
kebebasan sementara pemerintahan baru memberikan konsesi minyak kepada Barat.
Dengan terganggunya kedua kepentingan ini maka menjadi pintu masuk untuk
melakukan intervensi.
Keterlibatan NATO dalam krisis Libya didasari beberapa kepentingan.
Kepentingan kapital dan geopolitik merupakan dua hal yang diperjuangkan.
Kepentingan kapital berkaitan dengan ladang minyak yang dimiliki Libya. Libya
adalah negara kaya minyak nomor 12 di dunia dengan produksi minyak mentahnya
1,6 juta barel perhari. Adapun jumlah penduduknya hanya sekitar 6,5 juta jiwa.
Libya tidak punya hutang luar negeri dan merupakan negara kaya, dengan cadangan
minyak terkaya di Afrika. Jika negara-negara NATO seperti Amerika Serikat dan
negara barat lainnya, dapat menanamkan pengaruhnya, tentunya hal ini akan
berimplikasi pada kontrol perminyakan Libya. Di lain hal, kepentingan geopolitik
lebih dikaitkan dengan pergolakan politik di negara-negara Arab dan posisi strategis
Libya dalam kawasan tersebut.120
NATO menjadi kepanjangan tangan Amerika Serikat dalam melihat
kepentingannya yaitu menanamkan pengaruhnya di Libya dan terkait ladang
minyaknya. Selain Amerika, Inggris dan Perancis merupakan dua negara yang turut
serta dalam operasi militer di Libya. Kedua negara ini memiliki kepentingan untuk
memperbaiki perekonomian negaranya dengan melirik kekayaan minyak dan
sejumlah mineral lainnya yang melimpah di Libya. Seperti halnya dengan Amerika
Serikat, kedua negara ini juga berkepentingan untuk menurunkan Khadafi dari
tampuk kekuasaannya dalam menanamkan pengaruhnya di Libya. Khadafi dikenal
sebagai pemimpin yang anti barat dan menjadi penghambat kepentingan barat.121
Salah satu contoh yang begitu nyata adalah Prancis mendapatkan sejumlah
kontrak untuk mengeksplorasi sepertiga dari sumber minyak di Libya dari NTC
setelah perang.122 Kesepakatan tersebut menyepakati pengolahan sekitar 35%
minyak mentah Libya kepada Prancis. Selain dengan Prancis, Dewan Transisi
Nasional menyepakati eksplorasi sumber minyak Libya dengan perusahaan minyak
raksasa asal Italia, ENI pada 29 Agustus.
Pengalihan kepemimpinan pada NATO tetap akan membuat kepentingan AS
terlayani walaupun dengan koalisi yang lebih beragam termasuk negara-negara
Arab yang ikut berkontribusi yang dapat mengurangi beban operasi. Libya
mempunyai dampak yang lebih besar bagi kepentingan keamanan Eropa ketimbang
AS. Secara politik, Libya berada dalam tanggung jawab lingkungan pengaruh
Eropa. Sedangkan secara strategis, untuk AS, pentingnya Libya berada di urutan
kedua yang sering mengalihkan perhatian dari tantangan-tantangan yang lebih besar.
Terlibatnya AS dalam perang di Irak dan Afganistan mengakibatkan
Washington harus mengambil tanggung jawab dalam mengatasi konflik di kedua
negra tersebut. Intervensi militer di Libya kemudian dialihkan ke tangan Perancis
dan Inggris. Kedua negara ini mengambil saham paling banyak. Dengan payung
hukum resolusi DK-PBB, Perancis berada pada garis depan menyerang Libya. Pihak
Barat berkeinginan untuk mengganti rezim Khadafi karena Khadafi merupakan
pemimpin yang dianggap tidak mau diatur Barat berdasarkan track recordnya. Salah
satu contohnya adalah ketika negara Perancis (2010) mengalami krisis keuangan, di
mana untuk membayar uang pensiun pegawainya sudah tidak mampu. Pemerintah
Perancis mencoba untuk mendapatkan dana dengan mendapat jatah minyak dan
menjual senjata dan teknologi listrik bertenaga nuklir kepada Libya senilai 200
Milyar Euro. Tapi Khadafi membatalkannya secara sepihak, lalu melirik Cina
karena biayanya lebih murah dan canggih. Pembatalan ini membuat Perancis sangat
marah.123
Contoh yang lain adalah ketika Khadafi berusaha membangun kemandirian
ekonomi Afrika guna melepaskan ketergantungannya terhadap benua Eropa.
Khadafi mendanai Bank Afrika, tanpa melewati Bank Dunia dan Dana Moneter
Internasional (IMF). Dia mendanai sistem telekomunikasi Afrika yang melintasi
jaringan Barat dan menginvestasikan proyek multimiliar dolar jaringan pipa yang
memompa air bersih dari gurun ke pantai Mediterania tanpa melibatkan Bank
Dunia. Khadafi juga menginvestasikan program sosial di negara-negara sub-Sahara
yang miskin. Dia berusaha keluar dari petrodollar dengan menjual ide mata uang
bersama Afrika, dinar emas yang sebagian besar negara Afrika mendukungnya..
Khadafi memutuskan tidak membeli jet tempur Rafale. Di bidang minyak, Khadafi
memberikan bagian besar kepada Italia, bukan Prancis.
Dengan berupayadikuranginya ketergantungan benua Afrika kepada Eropa tentu
akan mengurangi pendapatan mereka, terlebih dengan krisis ekonomi yang sedang
melanda benua biru. Alasan inilah yang dapat menjadi pemicu bagi negara-negara
NATO dari Eropa untuk menggulingkan Khadafi.
Menurut Seorang pejabat militer AS yang enggan menyebut nama, kepada
Associated Press mengatakan, “Militer Qatar memimpin jalan, ditambah kemudian
oleh Perancis, penasihat militer Italia dan Inggris, dimana upaya ini memiliki tujuan
ganda, tidak hanya membantu pemberontak tetapi pemantauan mereka pada tiap
peringkat dan mengawasi setiap elemen al-Qaeda yang mencoba menyusup atau
mempengaruhi pemberontakan”.124
NATO tidak perlu mengirimkan pasukan darat untuk membantu penggulingan
Khadafi. Dengan pengiriman penasehat militer guna melatih kekuatan militer
oposisi, NATO tidak perlu mengeluarkan banyak sumber daya dalam mencapai
tujuannya. Dalam melakukan serangan ke Libya berdasarkan resolusi DK PBB No.
1973, NATO mendasarkan aksinya untuk melindungi rakyat sipil. Akan tetapi
seiring dengan berjalannya waktu, tujuan asli mereka menjadi kelihatan yaitu
pengakuan NTC sebagai perwakilan yang resmi dari pemerintah Libya dan
pengeboman kediaman Khadafi menjadi bukti bahwa NATO menginginkan
perubahan rezim di Libya yang bukan merupakan bagian dari resolusi DK PBB.125
Keberhasilan rakyat Libya dalam menumbangkan rezim Muammar masih
menimbulkan kekhawatiran soal masa depan ekonomi dan politik negara mereka
masih belum hilang. Rezim Khadafi pernah mengembangkan pemakaian senjata
kimia dan nuklir untuk membela diri dari Barat. Negara-negara NATO khawatir bila
senjata-senjata tersebut jatuh ke tangan teroris internasional sehingga mengancam
keamanan Eropa terkait letak wilayah Libya yang dekat dengan Eropa. Wilayah
Libya yang terdiri dari banyak suku yang sebagian diuntungkan oleh rezim Khadafi
menjadi persoalan besar karena kekhawatiran terjadinya bentrok antar suku di Libya
mengenai pembagian kekuasaan. Oleh karena itu, negara-negara NATO tidak mau
melepaskan begitu saja masa depan negara Libya pasca perang. Mereka berupaya
membantu rekonstruksi negara Libya.
Setelah perang selesai, negara-negara NATO menawarkan bantuan untuk
merekonstruksi Libya. Dalam perundingan di Paris, para pemimpin negara-negara
NATO setuju untuk mencairkan milyaran dollar uang yang dibekukan itu untuk
membantu pemerintahan transisi Libya membangun kembali fasilitas pelayanan
publik. Beberapa hari setelah pemimpin negara-negara NATO menyetujui pencairan
aset Libya yang dibekukan itu, diadakan pertemuan G8 di Marseille. Dalam
pertemuan itu, negara-negara G8 setuju untuk menggelontorkan dana pinjaman
sebesar 38 milyar dollar kepada negara-negara Arab, dan menawarkan kepada Libya
untuk menerima dana pinjaman itu. Wakil dari NTC hadir dalam pertemuan di
Marseille tersebut. Negara-negara G8 yang memberikan pinjaman kepada negara-
negara Arab yang terkena dampak revolusi terdiri atas Prancis, Jerman, Italia,
Jepang, Inggris, AS, Kanada, dan Rusia. Aset $150 milyar dolar Libya yang
dibekukan berada di Perancis, AS, Inggris, Belgia, Netherland, Italia, Kanada di
mana sebagiannya bergabung dalam G-8 dan merupakan anggota NATO.
Keterlibatan AS dalam konflik di Libya dilakukan melalui multilateralisme
berdasarkan lensa kepentingan AS. Sebelumnya AS telah menyerukan kepada
Khadafi untuk turun dari kekuasaannya. Kurangnya keterlibatan militer AS dalam
Kepentingan Amerika..., Roby Rakhmadi, FISIP UI, 2012
94
perang saudara Libya atau harus dengan persetujuan dari PBB menunjukkan bahwa
AS tidak akan menarik kekuatannya. Amerika akan mengizinkan negara lain guna
menanggung biaya peperangan, selama tujuan masih dipegang oleh mereka. AS bisa
menjadi polisi global tapi tidak secara terbuka lagi menunjukkan kekuatannya.
Multilateralisme AS menganggap AS berpengaruh secara bayangan dalam perantara
yang berusaha memenuhi kepentingannya tanpa terlibat secara langsung.
Pendekatan ini lebih tertutup dan halus bagi AS dalam mencapai kepentingannya.126
Keterlibatan AS yang minimal dalam intervensi di Libya ini akan membantu AS
untuk mencurahkan sumber dayanya terhadap isu-isu yang lebih kritis di kawasan
timur tengah dan lain-lain. Di timur tengah, kepentingan ekonomi dan keamanan
Amerika lebih terpengaruh oleh trend demokratisasi di negara-negara selain Libya.
Keterlibatan AS secara penuh akan mencegah AS mencurahkan perhatian yang
cukup pada kepentingan global lainnya.
Untuk menggulingkan Khadafi dari kekuasaannya, AS mengakui NTC Libya
sebagai satu-satunya wakil yang sah dari pemerintah Libya. Hal ini dilakukan untuk
mencegah situasi yang kacau bila seandainya Khadafi jatuh. Dengan terbentuknya
pemerintah yang stabil, maka situasi seperti itu bisa dihindari dan kepentingan
minyak AS bisa terjaga dengan kelancaran suplai minyak dari Libya.127
Sebagaimana yang diketahui, konflik di Libya ini telah mengakibatkan harga
minyak naik melebihi 100 US$ per barel.
AS hanya berkontribusi pada aset militer yang dapat mengisi celah
kemampuan dalam pasukan koalisi yang melakukan penegakan zona larangan
terbang dan embargo senjata. Aset yang digunakan antara lain komunikasi, pesawat
pengintai dan pengisian bahan bakar, serta sistem peringatan dini. Untuk
melanjutkan operasi, AS menarik dukungan dari politik dan financial dari negara-
negara Arab.128 Dengan pemimpin Arab dan opini publik yang bermusuhan
terhadap Khadafi secara pribadi telah memunculkan keputusan tidak terduga Liga
Arab untuk mendukung intervensi di Libya. Qatar dan Uni Emirat Arab telah setuju
untuk melakukan pemeliharaan zona larangan terbang akan tetapi kontribusi ini
menjadi kurang signifikan karena pasukan koalisi sudah menghancurkan atau
membuat kapabilitas pesawat tempur Libya menjadi tidak efektif.
Amerika Serikat berusaha memanfaatkan Libya untuk menambah pengaruhnya
di Dunia Arab dan Afrika. Strategi AS di Libya tidak terbatas pada tujuan ekonomi
dan militer, namun Washington berupaya memanfaatkan letak geografi Libya untuk
meningkatkan pengaruhnya yang mulai pudar di Dunia Arab dan Afrika. Dengan
gelombang demokratisasi yang melanda dunia Arab, AS ingin ikut berperan
terhadap perubahan yang terjadi sekaligus memperbaiki citranya yang hancur akibat
invasi ke Afghanistan dan Irak.129
Dari pertempuran yang terjadi di Libya, Amerika Serikat telah melakukan
perubahan kebijakan strategis untuk memenangkan perang dengan memainkan
kekuatan udara berbasiskan teknologi tingkat tinggi. Menurunkan pasukan dalam
jumlah besar adalah strategi masa lalu
Kekuatan udara AS dan NATO mampu melumpuhkan baik unsur pertahanan
udara Libya, pasukan lapis baja hingga pasukan infanteri. Dengan dilengkapi
intelijen udara yang akurat, setiap saat pesawat-pesawat tempur AS dan NATO
berhasil menghancurkan tiap sasaran didarat. Keunggulan di udara menjadi milik
sekutu dan mereka kemudian menerapkan zona bebas terbang di wilayah udara
Libya. Kekuatan darat tidak dikerahkan oleh sekutu, kartu yang dimainkan adalah
para pejuang pemberontak yang dipersenjatai. Dengan militer loyalis Khadafi yang
terlatih dan demikian kuat sangat sulit untuk membanyangkan rezim dapat
dikalahkan oleh rakyat bersenjata.
Tidak terlepas dari peran Angkatan udara Amerika (USAF) dan NATO. Tiap
pergerakan pasukan lapis baja loyalis Khadafi langsung di hancurkan tak bersisa
begitu mereka bergerak untuk menyerang para pejuang. Dalam operasi udara di
Libya, AS juga menggunakan teknologi pesawat tanpa awak (UAV) yang mampu
memonitor dan menyadap setiap komunikasi, memata-matai dan menyerang
dengan kelengkapan peluru kendali Hellfire.130
Dengan kemampuan militer yang unik, AS memainkan peran sebagai pemimpin
dalam menghancurkan pertahanan udara Khadafi. Tapi kemudian misi ditransfer ke
NATO sebagai pemimpin dengan AS memainkan peran pembantu. Dengan
dukungan NATO di depan, pejuanng oposisi Libya akhirnya mampu
menggulingkan rezim Khadafi. Hal ini menunjukkan adanya pendekatan baru bagi
AS dalam mengurangi beban AS dalam hal anggaran dan korban jiwa dengan
memainkan kekuatan diplomasi dan militernya. Akan tetapi di balik layar, militer
AS memainkan peran yang sangat diperlukan dalam kampanye Libya dengan
mengirimkan kekuatan yang jauh lebih besar daripada yang pemerintah nyatakan.
Di markas besar NATO di Brussel, AS terlibat dalam semua keputusan mengenai
cara-cara mendukung pemberontak Libya sambil merebut kota-kota yang ada dan
pengilangan minyak serta pergerakan ke arah Tripoli.
Kampanye Libya adalah upaya internasional yang unik dengan 15 negara
Eropa bekerjasama dengn AS dan 3 negara Arab. Ofensif udara dilancarkan dari 29
pangkalan udara di enam negara Eropa. Tapi hanya 6 negara Eropa yang bergabung
dengan AS dan Kanada dalam melakukan penerbangan serangan terhadap pasukan
Khadafi. Hal ini menunjukkan masih terpecah belahnnya anggota NATO dalam
meanggapi intervensi di Libya ini
Dalam waktu kampanye militer selama 6 bulan, kontribusi AS terhadap
intervensi militer di Libya dilakukan sebagai berikut:
Kekuatan angkatan laut internasional berkumpul di dekat Libya. Untuk
menurunkan profil AS, pemerintah memilih untuk tidak mengirim
supercarrier. Walaupun lusinan kapal perang AS yang berada di tempat
adalah kesatuan terbesar dalam armada ini. Dalam beberapa jam pembukaan
kampanye, kapal selam Amerika USS Florida, meluncurkan 100 rudal
jelajah terhadap pertahanan udara Libya yang amat penting dalam
pembukaan serangan udara
Pesawat tanker AS mengisi bahan bakar pesawat tempur Eropa dalam
mayoritas misi terhadap pasukan Khadafi. Eropa mempunyai pesawat
tanker, tapi tidak cukup dalam mendukung rata-rata serangan dengan sekitar
100 misi setiap hari, 50 di antaranya adalah 50 penerbangan serangan. AS
menerbangkan 30 dari 40 tanker.
Kepentingan Amerika..., Roby Rakhmadi, FISIP UI, 2012
98
Ketika Eropa kehabisan bom serang presisi, AS secara diam-diam menyuplai
mereka kembali (Hal ini menjelaskan mengapa angkatan udara F-16 milik
Norwegia, Belgia mempunyai porsi yang tidak berimbang dalam serangan di
fase-fase awal kampanye. AS mempunyai stok bom untuk menyuplai
mereka kembali. Inggris dan Prancis yang menerbangkan pesawat tempur
buatan Eropa hanya bisa dilakukan dalam waktu singkat karena mereka tidak
dapat memakai bom buatan AS sampai mereka memodifikasi pesawatnya.131
Contoh peran dan efisiensi unsur udara adalah penyergapan konvoi Kolonel
Khadafi saat mencoba melarikan diri dari benteng Sirte. Upaya melarikan diri
digagalkan, dimana sebagian konvoi dihancurkan oleh pesawat UAV dari AS dan
diserang pesawat tempur Perancis hanya dua mil dari Sirte. Setelah konvoi porak
poranda, kemudian para pejuang mengepung Khadafi. Tanpa dukungan udara
tersebut, mungkin Khadafi akan lolos keluar Libya. Di sini terlihat besar dan
pentingnya peran dan akurasi air intelligence serta kekuatan udara dalam sebuah
pertempuran.
Dengan memainkan dan mengefektifkan Air Power dalam sebuah
peperangan menjadi pilihan terbaik dan termurah bagi AS dan sekutunya. Untuk
menggulingkan Khadafi biaya yang dibutuhkan hanya sebesar 1,1 milyar US$ dollar
tanpa jatuhnya korban jiwa di pihak Amerika atau NATO serta hanya berlangsung
selama tujuh setengah bulan. Hal ini sangat jauh berbeda bila dibandingkan dengan
operasi kontra pemberontak di Afghanistan dan Irak yang menewaskan 7632 orang
pasukan NATO dan AS selama bertahun-tahun.132
Dalam perang di Libya, AS menggunakan pendekatan berfokus pada
penargetan operasi yang dilakukan melalui kekuatan udara, pasukan khusus,
komunitas intelijen bersamaan dengan kerjasama dengan mitra lainnya untuk
meraih tujuan.
0
Peran AS yang tidak dominan dalam intervensi militer di Libya ditunjukkan
dengan pengalihan pimpinan dari negara tersebut dalam operasi odyssey dawn
kepada NATO dalam operasi unified protector. Dalam intervensi militer ini, AS
tidak hanya menggunakan instrumen militer saja untuk menggulingkan Khadafi.
Akan tetapi negara tersebut juga menggunakan instrumen lain dalam mencapai
tujuannya.
Dalam bidang politik, AS mencoba meyakinkan negara-negara di dunia
untuk menghentikan upaya represif Khadafi terhadap rakyatnya. Di PBB, AS
mencoba membujuk negara-negara Dewan Keamanan untuk mengeluarkan resolusi
guna melindungi rakyat sipil dari ancaman militer Khadafi. Akhirnya setelah
perundingan yang berlarut-larut, DK PBB mengeluarkan resolusi yang bertujuan
melindungi rakyat sipil dengan segala tindakan yang diperlukan. Sebagai
pelaksananya, ditunjuklah NATO ditambah sejumlah negara Arab untuk melakukan
intervensi.
Pada mulanya, mandat yang diberikan kepada NATO hanyalah sekadar
melindungi rakyat sipil. Akan tetapi AS dan sekutunya kemudian melakukan
serangan udara terhadap pasukan darat Khadafi dan mengakui NTC sebagai
pemerintah yang sah dari Libya. Sejak awal intervensi, banyak pihak yang menilai
bahwa misi NATO di Libya ini tidak jelas karena tidak ada pengaturan waktu yang
baku dalam melaksanakan operasi. Pelibatan sejumlah negara Arab dalam intervensi
ini bersama NATO dianggap memberikan legitimasi yang lebih kuat dalam
melakukan serangan.
AS menjadi pimpinan dalam fase pertama karena AS dianggap mempunyai
kapabilitas yang lebih dari anggota NATO lainnya dalam melakukan serangan.
Kepentingan Amerika..., Roby Rakhmadi, FISIP UI, 2012
100
Peran AS kemudian hanya menjadi sekadar peran pembantu akan tetapi masih
memainkan peran yang signifikan dengan penyediaan sejumlah kapal perang dan
pesawat tempur bagi NATO dalam melakukan serangan. Di samping itu, AS
menyuplai persediaan bom yang dipakai oleh NATO dalam melakukan serangan ke
Libya.
Di bidang ekonomi, pelibatan pihak NATO dalam melakukan intervensi ke
Libya akan mengurangi beban anggaran yang dihadapi oleh AS. Apalagi AS masih
belum sembuh dari krisis dan dengan pelibatan ini akan terjadi pengurangan biaya
yang cukup signifikan. Dalam operasi di Libya dengan waktu selama tujuh setengah
bulan, AS hanya menghabiskan dana sekitar 1 milyar US$ ketimbang operasi di Irak
dan Afghanistan selama bertahun-tahun yang menghabiskan dana sekitar 1,3 trilyun
US$. Tidak diterjunkannya pasukan darat di Libya bisa digantikan dengan
mempersenjatai pemberontak sehingga mereka dapat menekan pasukan loyalis
Khadafi.
Keterlibatan AS dalam perang di Irak dan Afghanistan tidak memungkinkan
AS untuk terlibat perang berkepanjangan dengan mengirim pasukan darat ke Libya.
Untuk melumpuhkan perekonomian Libya, AS dan negara NATO melakukan
pembekuan terhadap aset-aset Khadafi di sejumlah negara Eropa.
Operasi kontra intelijen yang dijalankan oleh AS dan NATO berhasil
mengetahui titik-titik pertahanan Khadafi sehingga memudahkan pergerakan
pasukan pemberontak dalam merangsek ke Tripoli. Di samping itu, AS dan NATO
membantu penyerangan pemberontak dengan mengarahkan serangan udara kepada
pasukan lapis baja dan senjata berat yang dimiliki Khadafi sehingga lama kelamaan
Khadafi menjadi lemah. Embargo senjata dilakukan pada Khadafi sedangkan pada
NTC tidak dilakukan. Pengiriman senjata pun dilakukan dengan meminta bantuan
Qatar dan Prancis.
Di bidang sosial, dengan ditetapkannya Khadafi sebagai penjahat perang
oleh Mahkamah Internasional memudahkan AS dalam meraih dukungan dari pihak
internasional dalam melancarkan intervensi ke negara tersebut. Bersamaan dengan
gelombang musim semi Arab yang terjadi di kawasan timur tengah, AS ingin
memperbaiki citranya dengan membantu upaya demokratisasi di Libya.
Bergesernya peran AS menjadi peran pembantu dalam intervensi ini tetap
memungkinkan AS untuk terlibat dengan peminjaman kapal-kapal dan pesawat
tempurnya. Setelah perang pun, AS tidak melepaskan begitu saja upaya rekonstruksi
di Libya dengan mengadakan konferensi untuk membantu upaya pemulihan di
Libya. Bersama dengan anggota NATO lainnya yang juga merupakan anggota G8,
AS menawarkan pinjaman dana kepada Libya. Dengan rekonstruksi yang berhasil di
Libya, maka upaya AS untuk memulihkan pengaruhnya akan terbantu.
Rekonstruksi yang dilakukan di Libya pasca rezim Khadafi terguling akan
membuat NTC tidak merasa ditinggalkan oleh AS dan pemerintah pengganti akan
mudah memelihara hubungan baik dengan barat dan monarki Arab Teluk. Masalah
yang tersisa adalah sejumlah besar ekstrimis yang melarikan diri dari penjara atau
muncul dari bawah tanah secara langsung di awal pemeberontakan. Banyak dari
mereka yang kemudian bergabung ke dalam perang. Minimnya pengalaman
demokrasi Libya dan penurunan Khadafi tidak serta merta akan menciptakan
pemerintahan yang demokratis.
Dengan kondisi seperti itu,AS harus meningkatkan perannya dengan membantu
PBB, Eropa, dan Arab dalam membangun kembali Libya. Pemimpin AS harus
memperhatikan permintaan bantuan kontra teroris Libya karena kepemimpinan yang
baru membutuhkan bantuan dalam menghadapi masalah ini. penggulingan Khadafi
akan memberikan perkembangan yang sangat positif yang menguntungkan AS,
Eropa, dan kebanyakan negara Arab, tapi perhatian kepada kondisi sesudahnya
membutuhkan dukungan sejumlah pihak guna mencegah kekacauan pasca revolusi.
Dalam peperangan di Libya, AS dan NATO menggunakan pemberontak
Libya sebagai komponen untuk melakukan serangan darat. Adanya mandat PBB
yang melarang penyebaran pasukan darat ke Libya telah menghalangi upaya NATO
untuk memenangkan perang di negara tersebut. Mengingat catatan sejarah yang
menyatakan bahwa belum pernah ada perang yang dimenangkan hanya dengan
mengandalkan serangan duara. Berikut ini adalah penjelasan mengenai perang yang
dilakukan oleh pihak pemberontak di Libya. Peperangan yang dilakukan oleh pihak
pemberontak di Libya terbagi menjadi beberapa front. Pada awalnya, pihak oposisi
mengalami kesulitan dalam menandingi pasukan Khadafi yang bersenjata lebih
lengkap.
Akan tetapi seiring dengan berjalannya waktu melalui pengiriman bantuan
senjata secara ilegal kepada pihak pemberontak dan serangan udara NATO secara
beruntun kepada pihak Khadafi, situasi mulai berbalik dengan semakin melemahnya
pihak Khadafi dalam melancarkan perlawanan terlebih sistem pertahanan udara
Libya telah dilumpuhkan di awal operasi odyssey dawn sehingga membuat kondisi
peperangan menjadi tidak seimbang di pihak Khadafi. Peperangan di darat antara
pemberontak dan Khadafi terbagi menjadi beberapa front yang saling terkait satu
sama lain. Serangan udara NATO yang dilakukan turut memegang andil dalam
jalannya peperangan.
4.1 Front Timur
Protes yang memulai revolusi Libya terjadi sepanjang pertengahan Februari
di Cyrenaica. Pusat dari protes ini adalah kota Benghazi, ibukota tidak resmi dari
Cyrenaica yang kemudian meluas ke wilayah sekitarnya. Demonstrasi ini
dipengaruhi oleh protes serupa di Tunisia dan Mesir di mana demonstran
Kepentingan Amerika..., Roby Rakhmadi, FISIP UI, 2012
103
menurunkan presiden Zine Ebidin Ben ali dan Husni Mubarok pada Januari dan
awal Februari. Tanda pertama kerusuhan di Libya terjadi pada 1 Februari ketika
aktivis politik berbasis dunia maya ditahan atas upayanya untuk menggelar
demonstrasi. Gerakan protes kemudian digelar oleh National Conference of Libyan
Opposition, kelompok oposisi Libya di pengasingan yang diciptakan di tahun 2005.
Protes yang dikenal sebagai hari kemarahan dijadwalkan pada tanggal 17 Februari
2012.
Setelah hari kemarahan diumumkan, Khadafi bertemu dengan aktivis politik
dan media lokal guna mengingatkan mereka untuk tidak memperparah keadaan.
Akhirnya Khadafi mengirim dua utusannya yaitu Saadi dan Abdullah al-Sanussi
untuk menenangkan kelompok oposisi akan tetapi tidak mampu mengatasi keadaan.
Pada 15 dan 16 Februari, polisi dan pasukan paramiliter melakukan taktik yang
brutal dengan menembakkan peluru karet dan gas air mata untuk membubarkan
pemrotes. Pada 17 Februari, aparat keamanan mulai menembaki para pemrotes
dengan peluru yang mengakibatkan lebih dari 150 orang tewas dalam 3 hari. Pada
18 Februari, pasukan rezim menembaki prosesi pemakaman penduduk lokal di
Katiba.
Pada tanggal 18 Februari 2011, para pemrotes membalas dengan menyerang
barak yang kemudian menjadi awal dari revolusi. Pada 20 Februari, para pemrotes
membanjiri Katiba. Pada hari itu juga, Abdul Fattah Younis, menteri dalam negeri
Libya menyeberang ke pihak oposisi yang mengakibatkan para pemrotes dapat
mengambil alih Katiba dan melemahkan pengaruh rezim di Benghazi. Pembelotan
lainnya mengurangi pengaruh Khadafi dalam mengendalikan militer di timur.
Protes-protes lainnya kemudian meletus di al-Bayda, derna, dan Tobruk secara
bersamaan .
Para pemrotes di Cyrenaica kemudian mempersenjatai diri untuk memerangi
pasukan Khadafi. Setelah menguasai Benghazi, pasukan pemberontak kemudian
bergerak ke selatan dan bentrok dengan pasukan rezim di Brega. Brega jatuh ke
tangan oposisi pada 20 Februari ketika pasukan anti Khadafi mengendalikan kilang
Kepentingan Amerika..., Roby Rakhmadi, FISIP UI, 2012
104
minyak. Penduduk Brega kemudian mengumpulkan senjata dari loyalis dan barak
militer terdekat untuk bergerak ke barat atau membalas serangan. Pada 2 Maret,
pasukan loyalis berhasil mengambil alih kawasan kota tua Brega dan universitas.
Pertempuran berikutnya terjadi di sepanjang jalan pantai yang terdiri atas tembakan
artileri, perang darat, dan kecenderungan kedua belah pihak guna mundur dan
melakukan serangan balik. Pasukan loyalis masuk ke dalam kota setelah tembakan
artileri yang bertuni-tubi dan beberapa serangan udara sehingga menggnatikan
posisi pasukan pemberontak di pinggiran Brega tua. Pasukan loyalis menguasai
Brega dalam waktu singkat karena pemberontak mengusir mereka keesokan harinya
dengan datangnya bantuan dari Cyrenaica. Kemenangan pemberontak di Brega
membuka jalan untuk pergerakan pasukan ke Ras Lanuf pada 4 Maret. Pertempuran
di Ras Lanuf berlangsung singkat tapi keras dan pengambilalihan kota tersebut
terjadi pada malam harinya. Pada 5 Maret, pasukan pemberontak tiba di Bin Jawad
dan mengambil kendali kota tersebut.133
Pasukan pemberontak mendapat tembakan
yang mematikan dan kemudian mundur setelah bertempur sehari. Pasukan
pemberontak menghadapi populasi lokal yang menyediakan bantuan secara diam-
diam atau aktif dalam mendukung pasukan Khadafi dengan mengizinkan pasukan
loyalis menembaki mereka dari rumah atau memerangi pemberontak sendiri. Pada
tahap ini, pemberontak masih belum terlatih atau terorganisir dalam mengambil alih
kota di mana pasukan Khadafi bermarkas dan penduduknya bermusuhan.
Pada 6 Maret, pasukan rezim berhasil mengambil kembali posisi di Bin
Jawad dengan memakai helikopter dan pesawat tempur. Setelah kalah, pasukan
pemberontak mundur ke Ras Lanuf di mana mereka menahan serangan artileri dan
pengeboman selama 3 hari. Pasukan pemberontak terpaksa mundur ke Brega pada
10 dan 11 Maret. Pertempuran di Brega dimulai antara 13 dan 14 Maret dengan
serangan artileri yang memaksa mereka untuk mundur dari kota.134
Para
pemberontak mundur ke Ajdabiya untuk mencegah pasukan Khadafi merangsek ke
Benghazi. Mundurnya pemberontak adalah kerugian besar bagi pemberontak karena
lokasinya yang strategis. Ajdabiya adalah persimpangan jalan yang vital untuk
Cyrenaica dengan jalan arah utara adalah Benghazi, timur adalah Tobruk, dan
wilayah tenggara adalah wilayah oasis Kufra. Jika pemberontak kehilangan
Ajdabiya, kesempatan untuk mencegah Khadafi memasuki Benghazi dan
menggunakan lapis baja, artileri, dan kekuatan udara pada markas pemberontak di
Benghazi akan menjadi sangat kecil. Dengan pentingnya kedudukan Ajdabiya,
pemberontak harus mempertahankan kota tersebut.
Pada 15 Maret, pasukan pemberontak mundur dari Ajdabiya karena serangan
artileri, tank, dan pengeboman. Kota tersebut jatuh ke tangan loyalis pada 18 Maret.
Serbuan ke Benghazi dimulai sebelum Ajdabiya jatuh dengan sejumlah serangan
udara di dekat bandara beinana pada 17 Maret. Pasukan darat dan tank Khadafi
mulai bergerak ke daerah pinggiran Benghazi setelah pertempuran singkat dengan
pasukan pemberontak di kota Zuwaytinah. Hal ini menunjukan adanya
ketidakseimbangan antara kekuatan rezim dan pemberontak. Tidak terlatihnya
pemberontak ditunjukkan ketika sebuah jet pemberontak jatuh di dalam kota.
Serangan darat dan udara kemudian menghantam lingkungan paling selatan
Benghazi pada 19 Maret. Serangan Khadafi pada Benghazi hanya berumur pendek.
Pesawat tempur Prancis mulai mengudara di Benghazi sebagai bagian dari
intervensi internasional yang disahkan oleh resolusi dewan keamanan PBB no. 1973
yang bertujuan untuk menegakkan zona larangan terbang dan melakukan segala hal
yang diperlukan guna melindungi penduduk sipil dan permukimannya dari ancaman
serangan.135
Pemerintah Prancis dan AS menjalankan mandat ini setelah mendapat
kritik atas diamnya mereka dalam protes di Tunisia dan Mesir. Jet-jet Prancis
menargetkan tank dan kendaraan lapis baja Khadafi di luar Benghazi sehingga
mencegah serangan lebih lanjut ke dalam kota.
Sementara intervensi internasional di Libya berhasil dalam mencegah kekalahan
kaum pemberontak dari pasukan Khadafi, hal tersebut tidak mengakhiri konflik
dengan cepat. Konflik berlanjut selama berbulan-bulan dengan pertempuran di
Cyrenaica mengalami jalan buntu dan kantong pemberontak di Misrata mendapat
kepungan dari pasukan Khadafi. NATO memainkan peranan yang sangat penting
dalam mencegah kejatuhan Misrata sebagaimana memperkuat kantong pemberontak
atas wilayah timur Libya.136
Memasuki pertengahan Maret dan awal April,
pertempuran di Cyrenaica ditandai oleh pertukaran wilayah utama antara
pemberontak dan loyalis. Kedua belah pihak memperoleh tambahan dan kehilangan
wilayah dengan garis depan bergeser antara Benghazi dan Harawa. Fluktuasi ini
terjadi karena dukungan awal yang pesawat-pesawat NATO berikan kepada
pasukan pemberontak dalam bentuk serangan terarah ke senjata berat pasukan
loyalis.137
Loyalis kemudian mundur ke Benghazi dari Ajdabiya pada 20 Maret yang
menghasilkan pertempuran 6 hari dalam perebutan kota pantai yang strategis
tersebut sebagaimana pemberontak memperoleh momentum sepanjang gerakan
berikutnya ke arah Sirte yang merupakan ofensif kedua sejak awal protes pada
Februari 2011.
Pada 26 Maret, pasukan loyalis mundur setelah serangan udara NATO yang
menghancurkan 4 tank T-72 dan sejumlah artileri di samping cukup menghancurkan
jalur perbekalan loyalis dari Sirte. Setelah menang di Ajdabiya, pemberontak
bergerak ke arah barat dan merebut Brega, Ras Lanuf, dan Bin Jawad. Pergerakan
pemberontak mencapai titik tertingginya pada 28 Maret di Harawah, 50 mil dari
Sirte. Pasukan Khadafi mundur dari Ajdabiya ke Sirte untuk mendapatkan suplai,
memasang ranjau pada jalan, dan menyergap pemberontak ketika mendekat.
Pada 30 Maret, serangan artileri loyalis berhasil memaksa pemberontak untuk
mundur ke Ajdabiya yang mengakibatkan loyalis menaklukkan kembali Brega. Pada
minggu berikutnya, pasukan Khadafi mampu memukul mundur serangan balik
pasukan pemberontak di Brega. Dengan posisi loyalis yang menduduki Brega dan
pemberontak di Ajdabiya, front timur telah mengalami kebuntuan yang berlangsung
sampai Juli.
Mundurnya pihak pemberontak dikarenakan oleh kurangnya pengalaman dan
persenjataan mereka. Prestasi pemberontak yang minim tanpa bantuan NATO
adalah salah satu tanda bergantungnya mereka pada kekuatan luar sepanjang
peperangan. Pasukan Khadafi juga mulai menggunakan kendaraan sipil dalam
pertempuran yang serupa dengan pemberontak pakai.138
Pemberontak bertahan di
Ajdabiya dan serangan balik terhadap Brega dijelaskan oleh upaya pemimpin
pemberontak untuk mengatur kembali pasukan mereka. Reorganisasi yang
dilakukan oleh pasukan pemberontak tidak berdampak pada keamanan akan tetapi
menghasilkan fase peperangan yang stagnan di bagian timur. Selama lebih dari 3
bulan, tidak ada perubahan yang nyata dalam garis depan di Cyrenaica,
pemberontak bertahan di Ajdabiya sedangkan pasukan Khadafi tertahan di Brega.
NATO bertanggungjawab atas kebuntuan yang terjadi dengan garis yang
dibentuk oleh organisasi tersebut antara pasukan pemberontak dan pemerintah.
Pemberontak akhirnya memecahkan kebuntuan di Brega ketika mereka melancarkan
serangan besar pada 15 Juli. Pesawat tempur NATO juga telah melancarkan
serangan udara di Brega sebelum serangan pemberontak yang ditargetkan pada tank,
teknisi, dan kendaraan pengangkut personil pada 13-14 Juli.
Pada 17 Juli, pasukan oposisi akhirnya memasuki Brega dengan merebut
wilayah utara dalam pertempuran jalanan yang berat sementara pasukan pemerintah
menaklukkan fasilitas petrokimia di barat daya. Pertempuran berlanjut selama 3 hari
sampai pasukan Khadafi mundur ke Ras Lanuf. Pada 28 Juli, salah satu pemimpin
pemberontak, Abdul Fatah Younis ditembak orang tak dikenal di Benghazi.
Kematian Younis telah mengagetkan pemberontak Cyrenaica di mana suku-suku
dan milisi telah menyampingkan perbedaan mereka guna melakukan perlawanan
terhadap rezim.
4.2 Front Tripoli
Kerusuhan meluas ke Tripoli setelah demonstrasi di hari kemarahan digelar,
Khadafi memimpin rapat umum guna memobilisasi pendukung dan pasukan
keamanan untuk meredam protes. Pada 19 Febuari, hubungan internet Libya dengan
dunia luar dipadamkan oleh pemerintah guna mengganggu kemampuan pihak
oposisi untuk mengorganisir dan berkomunikasi. Lepasnya Cyrenaica dari rezim
secara cepat dan tumbuhnya kerusuhan di Tripolitania mengagetkan pihak rezim.
Ketika protes mencapai Tripoli pada 20 Febuari dan terjadi bentrokan pertama
antara demonstran dan aparat keamanan di ibukota, Khadafi tetap tidak mau
menyerah.
Pembelotan-pembelontan dari rezim mengakibatkan pemerintah Libya mulai
terpecah. Pendukung rezim yang setia berasal dari Tripolitania dan Fezzan.
Pembelot berasal dari Cyrenaica. Pembelotan yang paling dramatis terjadi pada 21
Febuari setelah utusan Libya untuk PBB, Ibrahim Dabbashi menyebut Khadafi
sebagai penjahat perang dan menuntutnya untuk mundur.139
Nama lainnya yang
mundur dan bergabung dengan oposisi adalah Mustafa abdul jalil (kepala NTC),
Dubes Libya untuk AS Ali Aujali, Dubes untuk India Ali Issawi, dan pewakilan
untuk Liga Arab Abdel Monim Al Howni.
Walaupun Khadafi berhasil mengamankan ibukota, ia telah kehilangan
kendali atas hampir seluruh Cyrenaica pada 22 Februari termasuk Benghazi,
Ajdabiya, Al-Bayda, dan Tobruk. Di Tripolitania, kerusuhan telah meluas ke kota
Misrata dan Zawiyah. Khadafi telah dilemahkan oleh kekalahan dan rezimnya
berada di ambang keruntuhan sejak awal-awal revolusi. Akan tetapi momentum
pemberontakan di Tripoli telah dipatahkan dan Khadafi masih mampu berperang
untuk mengendalikan negaranya. Pemberontak secara geografi tersebar dan
kantong-kantong pemberontak di Tripolitania berhasil disekat oleh para loyalis.
Kepentingan Amerika..., Roby Rakhmadi, FISIP UI, 2012
109
Selain itu, pemberontak tidak punya kekuatan militer yang terlatih dan
kepemimpinan politik yang bersatu.
Akan tetapi pembelotan-pembelotan yang terjadi tidak mampu mengurangi
kekuatan lingkaran dalam yang Khadafi andalkan untuk berkuasa. Sementara
kekuatan militer reguler telah tepecah akan tetapi kekuatan paramiliter Khadafi yang
lebih kuat yang bertujuan untuk membasmi pemberontakan masih tetap setia.
Walaupun kecil dalam jumlah, mereka menyediakan basis yang setia dan kuat
ditambah dengan komite revolusioner, milisi, dan militer reguler yang masih tersisa.
Walaupun mendapat embargo, Khadafi masih mempunyai cadangan keuangan yang
masih banyak untuk menjaga rezim tetap berjalan dan cadangan peralatan militer
dalam jumlah besar. Khadafi juga memperoleh dukungan dari suku-suku yang telah
menjadi bagian dari rezimnya selama beberapa dekade.
4.3 Front Zawiyah
Zawiyah adalah kota besar di Tripolitania Barat yang terletak di dataran
Jafara yang subur dan berpenduduk padat. Kota ini sangat penting karena fasilitas
pelabuhan dan kilang minyaknya. Kota ini terhubung ke ladang minyak Fezzan
melalui jalur pipa dan sumber utama bahan bakar Tripoli. Rezim membutuhkan
suplai minyak stabil guna melanjutkan peperangan. Hilangnya Cyrenaica berarti
rezim tidak mempunyai akses terhadap kilang minyak yang tersisa. Tiga kilang
terletak sepanjang pantai di antara Tripoli dan Benghazi serta dekat perbatasan
Mesir.140
Pemberontakan di Zawiyah mengancam rezim karena letaknya yang dekat
dengan Tripoli. Pemberontakan di pinggiran Tripoli bersamaan dengan revolusi di
Misrata dan pegunungan Nafusa akan mengepung pusat kekuasaan rezim dan
memotongnya dari basis pertahanan di Tripolitania dan Fezzan. Pemberontakan di
Zawiyah dan Tripolitania menghadirkan ancaman langsung terhadap posisi dan
legitimasi rezim. Penguasaan kota yang begitu dekat dengan Tripoli oleh
pemberontak mengurangi upaya Khadafi untuk membendung jangkauan revolusi
dan menggambarkan konflik sebagai perang saudara antara Cyrenaica dan
Tripolitania.141
Ketika Khadafi memobilisasi pasukannya terhadap pemberontakan, Zawiyah
menerima jeda sejenak dengan rezim yang berkonsentrasi pada perebutan Sabratha.
Reaksi yang cepat dari rezim untuk membendung kerusuhan di Sabratha dan
wilayah sekitarnya mengakibatkan pemberontak di Zawiyah terisolasi. Sementara
rezim menumpas pemberontakan di Sabratha, Zawiyah tetap berada dalam
ketidakpastian dengan aparat keamanan yang telah mundur dari kota akan tetapi
para pemrotes dan penduduk masih belum mengangkat senjata. Brutalitas serangan
yang dilakukan oleh aparat Khadafi pasca pengiriman utusan oleh Khadafi pada 23
Februari memicu revolusi berskala besar ditambah dengan banyaknya tentara yang
membelot. Pemberontakan di Zawiyah menghadapi bahaya serius ketika pasukan
Khadafi mengamankan Tripoli dan melancarkan ofensif di akhir Februari guna
menaklukkan wilayah yang hilang. Pasukan loyalis meningkatkan serangan
terhadap Zawiyah untuk mengamankan garis belakang di barat Tripoli dan
mengamankan suplai bahan bakar untuk ofensif.
Kekurangan senjata dan amunisi telah membatasi jumlah pejuang yang
bersenjata menjadi ratusan orang walaupun terdapat ribuan orang yang siap untuk
bergabung. Pemberontak memiliki senjata ringan, senjata anti tank dan pesawat,
serta kendaraan lapis baja dan tank. Persenjataan datang dari tentara dan polisi yang
membelot yang menyediakan akses terhadap gudang senjata di samping senjata
yang dijarah dari gedung pemerintahan dan direbut dari tentara loyalis. Sama
dengan tentara yang menyeberang di Misrata dan Cyrenaica, para perwira di
Zawiyah tidak mempunyai cadangan senjata yang cukup guna berperang melawan
pasukan paramiliter rezim yang lebih lengkap persenjataannya. Khadafi lebih
mempercayakan kontrol cadangan senjata kepada pasukan paramiliter dan komite
revolusioner142.
Pada 24 Febuari, pemberontak terus bentrok dengan batalion pencegah di
pinggir timur kota. Loyalis melancarkan serangan harian ke Zawiyah dengan
kendaraan lapis baja dan teknik yang didukung oleh tembakan sniper dan artileri.
Pada 4 maret, batalion lainnya dari brigade Khamis tiba di Tripoli dengan 500
pasukan dan sejumlah tank, kendaraan lapis baja, teknik, dan artileri berat guna
bergabung dalam pengepungan. Kerusuhan di Tripoli telah menunda bala bantuan
loyalis ke Zawiyah.
Dengan Zawiyah yang terkepung dan momentum pemberontakan yang
berbalik di awal Maret, loyalis mulai menyerang kota dari berbagai arah. Rezim
menempatkan sniper di atas atap dan tidak membedakan dalam menembak guna
menurunkan moral oposisi dan menimbulkan korban yang besar pada pemberontak
dan warga sipil.
Selama 2 minggu di bulan Maret, peperangan di Zawiyah menjadi serangan
dan penarikan mundur pasukan loyalis secara rutin setiap hari. Artileri akan
menghujani kota di pagi hari yang menyediakan perlindungan pasukan loyalis
ketika bergerak ke arah pertahanan pemberontak. Tank dan infantri loyalis akan
maju bersamaan tapi kurang terkoordinasi dari timur dan barat sehingga memaksa
pemberontak untuk membagi pasukan mereka. Pertempuran jalanan terjadi
sepanjang hari dengan pemberontak yang mundur lebih jauh ke dalam kota sampai
loyalis mundur di sore harinya. Pasang surutnya peperang menerangkan bahwa
pemberontak memukul mundur pasukan Khadafi setiap hari tapi hanya sedikit aksi
yang menentukan dari salah satu pihak.143
Seiring dengan berjalannya waktu, milisi pro Khadafi menaklukkan kota.
Khadafi kemudian mengalihkan pasukannya termasuk Brigade Khamis ke timur
guna bergabung dalam pengepungan di Misrata. Rezim telah mengamankan kilang
minyak dan terminal impor guna menyediakan suplai bahan bakar secara temporer
untuk pasukan loyalis dan Tripoli. Sementara pemberontakan Zawiyah telah
menghilang di awal Maret dan rezim mengamankan kota, gerakan bawah tanah di
dalam kota melakukan serangan secara tidak teratur terhadap pasukan yang
menduduki kota. Sejak pemberontakan di Zawiyah runtuh karena kekurangan
suplai, pemberontak di pegunungan Nafusa mencoba membantu gerakan gerilya dan
menyalakan kembali pemberontakan dengan menyelundupkan senjata ke wilayah
tersebut.144
Pertempuran Zawiyah mencerminkan strategi sederhana Khadafi yang
efektif guna menaklukkan kembali Misrata, Benghazi, dan kota lain yang dikuasai
pemberontak. Sementara rezim menghancurkan pemberontakan di zawiyah, hal
tersebut telah menghabiskan banyak waktu dan mengerahkan pasukan terbaik
Khadafi yang dapat menyokong ofensifnya ke Misrata dan Cyrenaica.145
4.4 Front Misrata
Peperangan yang mengalami kebuntuan di Cyrenaica bersamaan dengan
pengepungan terhadap kantong pemberontak Misrata di bagian barat Libya. Misrata
menjadi tempat peperangan terberat dalam konflik dengan pasukan loyalis dan
pemberontak yang berjuang untuk memperebutkan kota. Intervensi NATO di
pertengahan Maret mencegah pasukan loyalis merebut pusat pemberontakan di
Cyrenaica, tetapi pemberontakan di Misrata mengancam kekuasaan Khadafi atas
Tripolitania dan seluruh negeri. Khadafi melancarkan serangan atas Misrata dan
membendung pemberontakan di Cyrenaica.
Jika Misrata jatuh ke tangan pemerintah, Khadafi akan mampu memusatkan
sejumlah besar pasukannya dalam mempertahankan bagian timur di mana ia dapat
membuat konflik menjadi stalemate dan membagi negara secara de facto antara
Tripolitania dan Cyrenaica sepanjang garis depan yang statis di sekitar Brega. Untuk
pemberontak, kontrol atas Misrata memberikan jalan menuju Tripolitania dan
Kepentingan Amerika..., Roby Rakhmadi, FISIP UI, 2012
146
Anthony Bell & David Witter. The Libyan Revolution Part 3: Stalemate & Siege op. cit. 17
113
kesempatan bergerak ke Tripoli yang dapat mengalihkan mereka dari pasukan
Khadafi yang tersebar di wilayah antara Brega dan Misrata. Sepanjang pemberontak
mengendalikan Misrata, Khadafi tidak dapat membagi negara dengan mudah.146
Pertempuran Misrata adalah momen penting dalam perang. Pemberontak
mempunyai kesempatan untuk mengancam kekuasaan Khadafi atas seluruh negeri
sedangkan khadafi berkesempatan untuk tetap memegang kekuasaan dengan
membagi negeri. NATO memainkan peran yang penting dalam mencegah Misrata
jatuh ke tangan rezim tetapi aksinya di Misrata menjadi simbol dari keterlibatannya
dalam perang. Aliansi menghadapi sejumlah tantangan dalam menyelesaikan tujuan
militernya dalam melindungi penduduk sipil dan tujuan politik yang ditetapkan
pemimpin barat untuk mengusir Khadafi. Ketika pertempuran Misrata mencapai
kebuntuan di bagian timur, waktu yang diperkirakan bagi anggota NATO untuk
terlibat dalam perang lebih lama dari yang diperkirakan. Pertempuran yang ada juga
menunjukkan terbatasnya penggunaan kekuatan udara dalam melindungi penduduk
sipil dan dukungan terhadap pihak ketiga yang terjebak dalam peperangan di
lingkungan yang padat penduduk. Misrata masih dalam serangan konstan sampai
Mei walaupun terdapat serangan udara terhadap loyalis setiap hari dan upaya untuk
melumpuhkan garis komando dan kontrol rezim.
Protes anti rezim di Misrata dimulai pada 17 Februari bersamaan dengan
protes di seluruh negeri. Demonstrasi semakin besar ketika penduduk mulai
merasakan pukulan berat dari pergolakan dan menolak metode brutal yang
dilakukan oleh rezim. Pada 23 Februari, setelah pertempuran jalanan selama
beberapa hari, Misrata jatuh ke tangan pemberontak setelah aparat keamanan pergi.
Pemberontak kemudian memperluas kendali mereka atas sebagian besar Misrata
sementara rezim memobilisasi pasukannya sepanjang Tripolitania. Pada awal Maret,
loyalis kembali berperang dengan pasukan pemberontak di bandara. Pemberontak di
Misrata mampu menahan serangan rezim sementara Khadafi mengumpulkan
pasukan guna memadamkan pemberontakan lain di Tripolitania. Pada 10 Maret,
Kepentingan Amerika..., Roby Rakhmadi, FISIP UI, 2012
114
pasukan loyalis di Misrata semakin besar dengan bala bantuan yang datang dari
Sirte dan Tripoli. Mereka kemudian mendirikan pos di Misrata dan melakukan
penyelidikan terhadap pertahanan pemberontak.147
Sementara AS dan sekutunya mempersiapkan intervensi di Libya setelah DK
PBB meluluskan resolusi No. 1973, Misrata hampir jatuh ke tangan rezim.
Pemberontak mengendalikan pusat kota dan pelabuhan tetapi kekurangan suplai.
Pada 19 Maret, operasi odyssey dawn digelar dengan hantaman rudal jelajah AS ke
bandara Misrata dan akademi penerbangan sebagai bagian dari upaya untuk
menghancurkan pertahanan udara terpadu Libya di seluruh negeri dan angkatan
udara Libya. Ofensif rezim di akhir Maret memulai fase kedua pertempuran Misrata
yang akan berlangsung selama 2 bulan. Pasukan loyalis dan pemberontak tertahan di
dalam kota dengan pertempuran yang berkembang menjadi jarak dekat.148
Pada
hari-hari awal operasi, pasukan koalisi berfokus pada penghancuran angkatan udara
Libya serta infrastruktur komandonya. Sedangkan target terhadap pasukan loyalis
adalah pergerakan pasukan darat ke Benghazi.
Pada awal pemberontakan di Misrata, pemberontak mengalami kekurangan
senjata dan amunisi karena terbatasnya suplai yang mereka miliki. Pemberontak
tidak mampu mempersenjatai para sukarelawan dan tidak banyak memiliki senjata
berat selain senjata anti udara dan rifel rampasan. Kekurangan senjata telah
mengakibatkan pemberontak berperang dalam bentuk shift. Mereka berperang
dalam kelompok yang terdiri dari 10 orang atau lebih yang berganti-ganti dalam
melepaskan tembakan ke pihak loyalis. Dengan taktik manuver, pemberontak dapat
mendekati dan kemudian mengepung loyalis sebelum bantuan dan senjata berat
datang. Pemberontak mempunyai sumber daya akan tetapi kurangnya pelatihan,
organisasi, dan senjata merintangi mereka. Kekurangan senjata berat telah menjadi
kelemahan mereka terhadap pasukan loyalis yang bersenjata lebih lengkap.
Pemberontak tidak dapat menjalankan senjata berat tanpa pelatihan dan bantuan
logistik.149
Pemberontak di Misrata mengalami kekurangan senjata dan mendapat
kepungan oleh pasukan loyalis dari luar. Pada akhir Maret, persenjataan dan
amunisi telah berkurang jauh sekali. Tanpa suplai, pasukan loyalis tidak akan
mampu menghadapi serangan loyalis dan kota tersebut akan jatuh. Rezim telah
mengisolasi Misrata dari pusat pemberontakan di Cyrenaica dengan memerintahkan
patroli darat. Pada awal Maret, pengangkutan barang-barang militer dan
kemanusiaan dilakukan melalui laut dengan kapal-kapal yang melintasi Teluk Sidra
dari Benghazi. Pengangkutan ini sangat vital dalam mengubah arah pertempuran
dengan aliran suplai yang mengakibatkan para pemberontak dapat meningkatkan
jumlah dan memantapkan serangan balik terhadap loyalis.150
NTC di Benghazi mengakui pentingnya memelihara kedudukan perlawanan
di Misrata. Rezim berupaya merintangi pengangkutan barang melalui laut dengan
mengirimkan beberapa kapal untuk memblokade pelabuhan. Pengangkutan ini
menciptakan hal yang sulit bagi NATO. PBB memandatkan aliansi guna
menegakkan embargo senjata pada Libya dan intervensi tersebut dibenarkan
berdasar misi kemanusiaan untuk melindungi penduduk sipil terhadap rezim. Akan
tetapi terdapat kebutuhan untuk memperkuat pemberontak dan mencegah Misrata
dari kejatuhan. Hal ini telah menjadi perdebatan di antara pemimpin barat antara
mempersenjatai pemberontak dan tingkat dukungan dan koordinasi antara
pemberontak dan NATO. Sejak awal, NATO tidak konsisten apakah akan
menerapkan embargo senjata secara penuh sementara bersikap buta pada
pengangkutan laut yang menyediakan bantuan militer pada pemberontak yang
mengakibatkan kekecewaan pada pemimpin pemberontak di Benghazi dan
Misrata151
Selain pasar gelap, NTC adalah sumber terpenting peralatan militer dan
senjata terhadap Misrata. NTC mengirim perlengkapan militer dan senjata ke
Misrata dari hasil rampasan atau kiriman Qatar. Dengan pengangkutan laut, para
pemberontak mampu meningkatkan jumlah serangan dan kekuatan tempurnya. Pada
Maret dan awal April, upaya rezim untuk menaklukkan pusat kota berhasil dicegah
dengan pengangkutan laut untuk merusak strategi loyalis yang ingin memaksa
pemberontak kekurangan suplai. Rezim mulai menyerang pengangkutan laut dan
pelabuhan dengan menduduki jalan yang menghubungkan Misrata Tengah yang
kemudian akan memotong kota dari pelabuhan.
Pada akhir April, serangan udara NATO yang berkelanjutan telah membantu
pemberontak merebut pusat kota dan memaksa rezim untuk berpikir ulang tentang
strateginya. Menaklukkan Misrata telah menjadi sangat mahal untuk rezim. Ketika
peperangan semakin berlarut-larut, pasukan Khadafi masih mampu bergerak di
belakang garis depan dan sistem komando, tapi serangan udara mencegah rezim dari
memmbanjiri pasukan dan senjata berat guna melancarkan serangan terkoordinasi
seperti dalam konflik sebelumnya.
Kerugian yang diderita telah mengurangi kekuatan militer rezim dan
melemahkan pengepungan. Pemberontak di Misrata terus menerus mendapat suplai
dan semakin kuat melalui pengangkutan laut tidak seperti pemberontak di Zawiyah
dan tempat lain yang kehabisan amunisi dan sumber daya sehingga tidak dapat
melanjutkan perlawanan. Usaha rezim untuk menguasai kembali Misrata dan
mengamankan Tripolitania masih ada, akan tetapi usaha dan sumber daya yang
mereka pakai menjadi sia-sia karena kuuntungan dan suplai yang pemberontak
dapatkan dari pelabuhan. Pertempuran di Misrata juga dilakukan berdasar
pembagian kesukuan dan divisi. Khadafi mempunyai hubungan yang baik dengan
suku-suku di sekitar Misrata yang kemudian menyeimbangkan pemerintahnya
terhadap keluarga-keluarga berpengaruh dan masyarakat yang tidak berdasarkan
kesukuan di Misrata.
Kepentingan Amerika..., Roby Rakhmadi, FISIP UI, 2012
117
Banyak pasukan loyalis di pusat kota yang mulai menarik diri dari posisinya
di malam hari pada 21 April. Pasukan tersebut kemudian berkumpul kembali di
bandara dan pinggiran kota. Ketika loyalis masuk kembali ke dalam kota terjadi
pertempuran dengan para pemberontak yang telah masuk lebih dulu. Penarikan
pasukan Khadafi dari pusat kota bukanlah akhir dari pertempuran. Rezim masih
berniat untuk menaklukkan Misrata dan mengalihkan arah pendudukan ke
pelabuhan guna memotong garis penyokong pemberontak. Usaha pertama rezim
guna menutup pelabuhan melalui laut dilakuan setelah NATO mengangkat blokade
di akhir Maret setelah serangan darat loyalis yang gagal.152
Serangan darat dan udara rezim pada pelabuhan adalah upaya terakhir
mereka untuk mengubah arah peperangan. Pasukan loyalis mengalami kerugian
besar akibat serangan balik pemberontak dan serangan udara NATO setelah menarik
diri dari kota dan gagal memotong garis suplai pemberontak. Pemberontak berhasil
menciptakan peluang untuk maju ke arah Tripoli. Pasukan loyalis menarik diri ke
barat dan barat daya kota untuk memblok pergerakan pemberontak keluar Misrata.
Pasukan Khadafi mundur ke wilayah yang bersahabat dengan rezim dengan
mengambil posisi bertahan di timur Zlitan.153
Setelah pemberontak keluar dari Misrata pada Mei dan Juni, terjadi
perselisihan antara Dewan Militer Misrata dan NTC. Pemberontak Misrata lebih
suka beroperasi di bawah sayap militer NTC ketimbang rantai komando formal.
Pada akhir Juli, pemimpin Dewan Militer Misrata terbang ke Paris tanpa adanya
perwakilan dari Benghazi. Mereka mengatakan bahwa Misrata adalah kunci untuk
menaklukkan Tripoli.
Pasukan Khadafi beradaptasi dengan lingkungan perang kota dan
keunggulan udara NATO atas medan perang. Karena aturan perang dan prioritas
target NATO, serangan udara dipusatkan pada peralatan berat loyalis antara lain
tank dan artileri, jalur suplai serta pusat komando dan kontrol. Oleh karena itu, tank
dan kendaraan berat lainnya tidak mampu beroperasi secara bebas di sekitar kota.
Loyalis menempatkan tank dan peralatan berat di bawah tutup dan memasukkan
tank yang ada di pusat kota ke dalam toko dan pasar agar tidak ditemukan oleh
pesawat perang NATO. Tentara mengganti seragam mereka dengan pakaian sipil
sehingga membuat tentara yang berperang di pusat kota sulit dibedakan dari
pemberontak dan penduduk sipil.154
Loyalis mulai berperang dari teknik yang bisa berpindah-pindah dan
menggunakan konvoi truk pengangkut daripada transport militer untuk
menggerakkan orang dan suplai. Truk loyalis yang mengangkut peluncur roket
ganda bertanggung jawab atas banyaknya tembakan artileri di dalam kota dengan
menggunakan taktik “serang dan lari” agar sulit ditemukan. Peluncur tersebut akan
mengeluarkan roket dari gedung-gedung yang aman atau kamuflase lainnya,
mengeluarkan tembakan ke arah kota dan kemudian kembali secara cepat ke bawah
penutup untuk pengisian kembali atau pindah ke posisi baru. Perubahan dalam
taktik membuat peralatan berat loyalis sulit untuk ditemukan oleh pesawat perang
NATO. Terlebih, loyalis mulai memposisikan diri di dekat target sipil secara
sengaja sehingga NATO menjadi ragu untuk menyerang.
Ketika NATO mencoba untuk memecahkan pengepungan rezim terhadap
Misrata, perubahan taktik loyalis mengakibatkan terjadinya kekecewaan yang amat
kuat. Pemberontak sulit untuk memahami alasan NATO tidak dapat menghentikan
pengeboman artileri dan serangan darat yang berkelanjutan. Pemberontak dan
Prancis mengkritik dengan kasar bahwa NATO tidak melakukan hal yang cukup
untuk menyelamatkan Misrata. Perwira NATO mengakui bahwa aturan perang yang
ketat telah membatasi target yang dapat diserang di sekitar Misrata. Laksamana
Giampaolo Di Paola, kepala komite militer NATO menjelaskan bahwa aliansi
mengalami kesulitan untuk menghentikan pengeboman rezim terhadap Misrata
tanpa menyebabkan kerusakan berat terhadap target sipil. Walaupun serangan udara
Pegunungan Nafusa terletak di barat Tripolitania, selatan dataran Jafara,
wilayah yang datar dan padat penduduk yang membentang di barat Tripoli
sepanjang pantai Mediterania sampai perbatasan Tunisia. Pegunungan nafusa adalah
rumah bagi populasi berber Libya yang dikenal sebagai Amazigh. Berber Nafusa
dan rezim Khadafi sudah sejak lama bermusuhan dengan berber yang merupakan
pendukung raja Idris di mana beliau mendukung posisi suku ini terhadap suku dan
elit Tripolitania yang berlawanan.156
Khadafi menggunakan dukungan suku-suku
Arab di Tripolitania sebagai basis politik dan mengadopsi ideologi nasionalisme Pan
Arab. Selama hampir 40 tahun, Khadafi melakukan kebijakan Arabisasi dengan
menganggap identitas berber sebagai penemuan kolonial dan Libya adalah murni
negara Arab. Rezim menyangkal keberadaan Berber sementara secara berkelanjutan
mendiskriminasi mereka dengan kebijakan represif salah satunya pelarangan
penggunaan bahasa Amazigh.
Pertempuran di pegunungan Nafusa dimulai pada Februari sebagai
perlawanan rakyat terhadap institusi keamanan dan politik rezim di tiap kota.
Pemberontakan ini muncul bersamaan dengan pemberontakan lain di Libya tapi
tidak berkoordinasi dengan NTC. Ketika protes berubah menjadi kontak senjata.
Pemberontak tidak mampu untuk mengendalikan situasi sampai Juni setelah
serangan udara NATO melemahkan posisi rezim dan pengapalan senjata secara
rahasia dari Prancis dan Qatar memperkuat oposisi untuk melakukan serangan. Dua
serangan pemberontak yang terjadi di akhir Juli dan awal Agustus memperoleh
keuntungan ketika pertempuran berpindah secara lambat dari pegunungan ke
dataran Jafara.
Pada 18 Februari, protes besar meletus di Zintan yang kemudian meluas ke
kota-kota di sekitarnya. Banyak polisi dan tentara yang membelot sehingga pasukan
Khadafi mundur dari Nafusa. Pemrotes merampas senjata dari depot pemerintah
yang mengakibatkan pihak rezim menghancurkan fasilitas penyimpanan senjata di
wilayah tersebut. Pasukan Khadafi kemudian menggelar serangan balasan untuk
mengisolasi tiap kota. Salah satu targetnya adalah Zintan yang menjadi pusat
perlawanan di Nafusa dan kemudian menjadi komando regional pemberontak.
Rezim gagal untuk merebut kembali Zintan pada 28 Februari tetapi mampu untuk
mengepungnya dan kota-kota lain dengan memposisikan pasukan sepanjang jalan
dan mengontrol sisi pegunungan.
Pertempuran kemudian mengalami kemandegan sampai Juni dengan
pemberontak yang memenangkan beberapa pertempuran. Kesuksesan pemberontak
dalam ofensif Juni diakibatkan oleh meningkatnya dukungan militer NATO dan
sekutunya. Serangan udara NATO di Nafusa pada Mei dan Juni menghantam target
dengan kualitas dan kuantitas yang besar di Yafran, Nalut, Gharyan, dan Zintan.
Meningkatnya serangan udara NATO telah mencegah kemampuan rezim dalam
memakai tank, artileri, dan peluncur roket untuk menyerang posisi pemberontak
secara efektif. Pengapalan senjata oleh Prancis dan Qatar kepada oposisi di
pegunungan Nafusa juga berkontribusi pada kesuksesan pemberontak.157
Para pemberontak berhasil melancarkan ofensif pada Juni dengan merebut
Qawalish. Kemenangan militer ini hanya berumur pendek Karena pertempuran di
bulan Juli kembali mandeg dan kapasitas operasional pemberontak yang terbatas.
Banyak pertempuran di Nafusa hanya berpusat pada pemukiman individu dan
pemberontak yang terlibat adalah penduduk lokal yang berperang untuk kampung
halaman mereka. Serangan pemberontak di pegunungan Nafusa terjadi pada akhir
Juli dan awal Agustus. Serangan pemberontak di pegunungan Nafusa mampu
Kepentingan Amerika..., Roby Rakhmadi, FISIP UI, 2012
158 Ibid. 16
121
mengatasi keterbatasan yang ada ketika mereka memasuki Tripoli dan menjatuhkan
rezim Khadafi.158
Setelah berbulan-bulan berperang dengan tujuan yang kurang berfokus dan
kemampuan yang terbatas, akhirnya pemberontak berhasil mengkoordinasikan dan
memfokuskan hal-hal strategis. Ofensif nafusa mencerminkan titik balik dalam
operasi unified protector (perlindungan terpadu).
Kampanye serangan udara NATO membantu kemajuan pemberontak dengan
menghadapi batalion lapis baja rezim dengan helikopter Apache dan tiger. Peristiwa
menentukan juga terjadi di awal agustus ketika pemberontak di pegunungan barat
setelah disuplai senjata oleh Prancis, Qatar, UEA, dan Yordania mulai bergerak ke
kota Zawiya dengan kilang minyak strategisnya. Dari sana, mereka mampu
memotong jalur suplai bahan bakar utama dan merebut kendali atas jalur dari
Tunisia. Harapan rezim dapat mempertahankan Tripoli runtuh dan pemberontak
berlanjut melangkah maju. Pembelotan pengawal kepresidenan yang mengurus
keamanan pribadi Khadafi membantu upaya tersebut. Walaupun terdapat
perlawanan dari loyalis Khadafi yang menghambat kesuksesan revolusi, kemajuan
pemberontak ke Tripoli pada Agustus dapat dilakukan.
Walaupun pemberontak berkedudukan lebih baik di front timur dengan
Benghazi sebagai tempat lahir revolusi, pemberontak memerlukan waktu yang
berbulan-bulan untuk merebut Brega dan Ras Lanuf. Kota tersebut adalah kompleks
petrokimia besar dan berada di dekat markas Khadafi di Sirte yang sebagian direbut
pada 11 Oktober walaupun banyak pengikut Khadafi yang memusatkan pertahanan
id pusat kota dengan melancarkan peperangan yang sengit. Perubahan yang
dramatis terjadi 9 hari kemudian pada 20 Oktober ketika pemberontak merebut Sirte
dan Khadafi terbunuh ketika berupaya kabur.
Kepentingan Amerika..., Roby Rakhmadi, FISIP UI, 2012
122
Kondisi geografis di Libya yang terdiri dari gurun-gurun dengan kota-kota
yang terletak di tengahnya mempermudah NATO dalam melakukan serangan udara-
udara. Hal ini berbeda bila seandainya NATO melakukan misi di daerah lain. Secara
diam-diam NATO melakukan pengiriman senjata secara gelap dan pengiriman
penasehat militer guna membantu kekuatan pemberontak sehingga mereka dapat
menggulingkan Khadafi yang telah lama berkuasa. Dengan tidak adanya penerjunan
pasukan darat oleh NATO, maka pilihan yang dianggap aman bagi mereka adalah
memperkuat posisi pemberontak sehingga peperangan yang semula tidak berimbang
di pihak pemberontak menjadi berimbang dengan bantuan tersebut di samping
serangan udara NATO secara beruntun.
Pada awal-awal pemberontakan, kondisi militer pihak oposisi masih begitu
memprihatinkan dengan kurang lengkapnya persenjataan dan terlatihnya para
pejuang dibanding tentara pemerintah yang memiliki kekuatan jauh lebih besar.
Dengan mudah pasukan Khadafi dapat memukul mundur pemberontak yang kurang
terorganisir. Hal ini ditunjukkan oleh dapat direbutnya kota-kota yang dikuasai
pemberontak oleh pasukan Khadafi pada hari-hari pertama pasca pemberontakan
meletus. Walaupun meletus secara bersamaan, wilayah-wilayah yang memberontak
berjauhan satu sama lain sehingga menyulitkan terjadinya koordinasi. Semakin
terdesaknya pemberontak ke Benghazi mengakibatkan pihak internasional
mengkhawatirkan terjadinya pembantaian oleh rezim terhadap oposisi bila pusat
pemberontakan tersebut jatuh.
Akan tetapi sebelum pasukan Khadafi benar-benar menguasai Benghazi dan
menumpas habis pemberontakan, NATO melancarkan serangan berdasarkan
mandate DK PBB no. 1973 yang bertujuan melindungi rakyat sipil. Terlibatnya
NATO dalam perang saudara di Libya ini berhasil mencegah kemajuan pasukan
Khadafi dalam pemberangusan pihak oposisi. Dengan keunggulan udara yang
dimiliki, NATO secara leluasa dapat menyerang target-target di darat. Oleh karena
Kepentingan Amerika..., Roby Rakhmadi, FISIP UI, 2012
123
itu, pasukan Khadafi kemudian beradaptasi dengan menyamarkan kendaraan-
kendaran yang mereka miliki sehingga mirip dengan kendaraan pemberontak. Hal
inilah yang menyulitkan NATO untuk menghancurkan sasaran dan sering terjadi
salah serang terhadap pasukan pemberontak di Libya. Dengan adanya alasan-alasan
yang sudah dikemukakan di atas perang ini menjadi perang asimetris dengan
keunggulan kekuatan udara yang dimiliki NATO dan penguatan pasukan
pemberontak oleh kekuatan asing sebagai komponen darat yang diperlukan dalam
melakukan serangan. Di samping berbagai front yang terpencar dan kurang
terkoordinasi menjadikan waktu kampanye ini melebihi perkiraan yang telah
ditetapkan sebelumnya.
Lamanya kampanye diakibatkan oleh fakta bahwa kekuatan udara saja tidak
mampu mencapai tujuan strategis seperti menjatuhkan rezim. Meskipun AS
mengerahkan aset militernya seperti bantuan udara jarak dekat (rudal jelajah
tomahawk, A-10 Thunderbolt II); intelijen (drone dan AWACS, atau peringatan
lintas udara dan sistem kendali); JSTARS(joint surveillance target attack radar
systems); dan sistem pengisian bahan bakar, komponen darat dengan kapabilitas
taktik yang kuat sangat penting untuk menghindari situasi yang buntu. Dalam
konteks Libya, elemen tersebut berbentuk pemberontak yang muncul sebagai
kekuatan yang kapabel setelah beberapa bulan berjalannya konflik sehingga
memperpanjang perang.
Intervensi yang terjadi tidak bertujuan menghancurkan aset militer Libya di
darat. intervensi itu bertujuan menimbulkan kerusakan pada batalion khadafi,
mengurangi kapabilitas militer mereka dan menyebabkan pembagian dalam aparat
Khadafi yang akan menyebabkan pembelotan atau mempercepat kejatuhan rezim.
AS dan pihak koalisi khawatir dengan terjadinya scenario Irak di mana demobilisasi
pasca Saddam dan pembongkaran kekuatan militer dan keamanan menciptakan
keadaan kacau dan ketidakamanan. Dalam sudut pandang NATO, memelihara
Kepentingan Amerika..., Roby Rakhmadi, FISIP UI, 2012
124
kepaduan minimum dan kapabilitas operasional antara pasukan Khadafi adalah
penting untuk mengelola tantangan keamanan yang akan muncul di masa depan.159
Walaupun Prancis dan Inggris secara tegas berkontribusi pada kampanye
melalui amunisi terarah serta program komando, kendali, dan komunikasi terpadu,
intervensi militer yang dijalankan oleh NATO telah mencapai batas kekuatan militer
Eropa. Mantan menhan AS, Robert Gates menyampaikan pidato pada 10 Juni
bahwa kapabilitas antar anggota NATO yang berbeda ditunjukkan ol